Layar Terkembang merupakan novel karya Sutan Takdir Alisjahbana yang pertama kali terbit pada tahun 1930-an oleh penerbit Balai Pustaka. Novel-novel yang terbit pada periode Balai Pustaka, cenderung identik dengan kisah roman dan keterikatan adat istiadat.
Namun, Layar Terkembang hadir dengan jalan cerita yang sedikit berbeda. Isinya memang masih erat berkaitan dengan romansa, ada pula sentuhan adat lokal, tetapi citra perempuan digambarkan kuat melalui tokoh utama, Tuti dan Maria.
Novel ini bercerita tentang dua saudara, Tuti dan Maria yang memiliki sifat berbeda. Tuti, sebagai kakak merupakan wanita berjiwa tegas, serius, dan aktif dalam pergerakan perempuan. Sementara Maria, sang adik merupakan wanita berkepribadian lebih santai, ceria, dan lincah.
Kisah roman, baru muncul setelah kehadiran tokoh Yusuf. Lelaki yang bersekolah di Sekolah Tabib Tabib itu, rupanya menaruh hati kepada Maria sejak pertemuan pertama mereka di Aquarium Pasar Ikan. Setelah melalui serangkaian pertemuan dan perkenalan, Maria dan Yusuf pun serius dengan hubungan mereka.
Akan tetapi, menjelang pernikahan, Maria menderita sakit parah dan kemudian meninggal dunia. Sebelum itu, Maria sempat berpesan agar Tuti mau menerima Yusuf. Roman ini pun berakhir dengan pertunangan Yusuf dan Tuti.
Seperti yang telah disinggung di awal, novel ini tidak hanya mengisahkan kisah cinta dua saudara saja. Gagasan tentang perempuan modern merupakan sentuhan kisah yang paling menarik di sini.
Tuti digambarkan sebagai wanita yang aktif berkumpul dan sering mengikuti pertemuan-pertemuan wanita di organisasinya, seperti Kongres Putri Sedar. Pada salah satu pertemuan, Tuti diceritakan harus menyampaikan pidato tentang wanita.
Ia pun menyampaikan bahwa wanita harus berusaha agar memiliki kedudukan yang setara dengan pria. Sejatinya wanita bukan individu penurut yang hanya mengurusi urusan dapur dan kemauan lelaki saja, tetapi perlu dipandang sebagai manusia.
Sebagai pribadi yang memiliki cita-cita menjunjung martabat perempuan, Tuti sudah aktif berorganisasi sejak masih sekolah dasar. Selain itu, upayanya memajukan kaum wanita bukan hanya sekadar untuk kepentingan wanita itu sendiri, tetapi secara luas tujuannya adalah demi memajukan bangsa.
Namun bukan berarti cita-cita Tuti tidak ada hambatan. Sesekali tantangan datang dari orang terdekat, seperti dari Maria dan Pamannya. Meskipun begitu, Tuti tetap teguh pada pergerakannya dengan organisasi wanitanya. Selain itu, dalam novel ini ada pula gagasan tentang pernikahan. Bahwa wanita berhak memilih pasangan yang setara, dari segi pendidikan, pemikiran, dan ilmunya.
Novel ini meringkas isu tentang kedudukan perempuan, kritik gender, dan perjuangan kaum perempuan.
Identitas buku
Judul: Layar Terkembang
Penulis: Sutan Takdir Alisjahbana
Penerbit: Balai Pustaka
Cetakan pertama: 1937
Tebal buku: 139 halaman
Baca Juga
-
Ulasan Novel Perempuan di Titik Nol: Membongkar Dunia Patriarki bagi Wanita
-
Ulasan Novel Three Days to Remember: Tentang Hati yang Mau Menerima Kembali
-
Potret Kehidupan Sub-Urban di Kota Besar dalam Buku Komik Gugug! Karya Emte
-
Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api Jadi Alarm Penting Taat Berlalu Lintas
-
Gemes Banget! Romansa Sederhana Anak Sekolahan di Manga Futarijime Romantic
Artikel Terkait
-
Ulasan A Wind in the Door: Perjalanan Mikroskopis Memasuki Sel-Sel Tubuh
-
Di Antara Luka dan Pulih: Lika-Liku Luka, Sebuah Perjalanan Menjadi Manusia
-
Ulasan Novel Love, Mom: Surat Berisi Teka Teki Meninggalnya Sang Ibu
-
Novel Petualangan ke Tiga Negara: Perjalanan Edukasi yang Sarat Pengetahuan
-
Novel The Drowning Woman: Saat Sebuah Pertolongan Menjadi Pengkhianatan
Ulasan
-
Ulasan A Wind in the Door: Perjalanan Mikroskopis Memasuki Sel-Sel Tubuh
-
Review Film Muslihat: Ada Setan di Panti Asuhan
-
The Help: Potret Kefanatikan Ras dan Kelas Sosial di Era Tahun 1960-an
-
The King of Kings Siap Tayang di Bioskop Indonesia Mulai 18 April
-
Review Film In the Lost Lands: Perjalanan Gelap Sang Penyihir dan Pemburu
Terkini
-
BRI Liga: Borneo FC Harus Puas Berbagi Poin, PSM Makassar Nyaris Gigit Jari
-
Super Junior L.S.S. 'Pon Pon' Penuh Percaya Diri dan Bebas Lakukan Apa Pun
-
Tapaki Partai Puncak, Romantisme Pendukung Uzbekistan dan Indonesia Terus Berlanjut
-
Belajar Pendidikan dan Pembangunan Jati Diri Masyarakat dari Taman Siswa
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Pengepungan di Bukit Duri