Pernah dengar mitos tentang perempuan yang sedang menstruasi dilarang mendaki gunung? Nah, mitos ini sekarang diangkat ke layar lebar lewat ‘Petaka Gunung Gede’, film horor terbaru garapan Azhar Kinoi Lubis, yang sudah tayang di bioskop kesayanganmu sejak 6 Februari 2025.
Sinopsis Film Petaka Gunung Gede
Cerita berpusat pada Maya (Arla Ailani) dan Ita (Adzana Ashel), dua sahabat yang memutuskan untuk mendaki Gunung Gede bersama lima teman lainnya. Awalnya, perjalanan mereka terasa menyenangkan, penuh canda tawa seperti liburan biasa. Namun, segalanya berubah ketika Ita, yang sedang haid, dianggap melanggar larangan adat.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, perempuan yang sedang menstruasi dilarang mendaki gunung karena dipercaya dapat mengusik para penghuni gaib. Ya, Ita secara sadar mengabaikan peringatan itu, dan karena itulah, perlahan-lahan gangguan mistis mulai menghantuinya.
Kejadian-kejadian aneh muncul satu per satu—dari suara-suara misterius hingga penampakan menyeramkan. Dan puncaknya, Ita meninggal secara tragis dalam keadaan yang mencurigakan.
Maya nggak bisa menerima semua kejadian itu hanya karena mitos semata. Dia yakin ada sesuatu yang lebih besar dan lebih menyeramkan yang terjadi di balik kematian sahabatnya. Namun, semakin dalam mencari jawaban, semakin banyak rahasia kelam yang terungkap. Ih, seram deh!
Apa yang Menarik dari Film Petaka Gunung Gede?
Gunung Gede, dengan segala keindahannya, berhasil ditampilkan dengan apik. Setiap adegan di alam terbuka terasa ‘uwu’ dan imersif. Ya, itu semua bisa bikin penonton seolah-olah ikut merasakan dinginnya kabut gunung dan suasana mencekam di tengah hutan. Asli, mantap sih!
Selain itu, pencahayaan dan warna yang dipakai dalam adegan-adegan horornya juga cukup efektif. Beberapa adegan terasa benar-benar menegangkan karena atmosfer yang berhasil dibangun dengan baik. Ditambah lagi dengan scoring yang mendukung, semakin bikin nuansa horornya lebih ngeri.
Kalau urusan akting, Arla Ailani dan Adzana Ashel berhasil ngasih performa yang oke. Chemistry antara keduanya terasa natural, sehingga hubungan persahabatan mereka cukup terasa nyata. Arla Ailani sebagai Maya menunjukkan perkembangan karakter yang menarik—dari seseorang yang awalnya skeptis jadi sosok yang berani mencari kebenaran. Sementara itu, Adzana Ashel sebagai Ita juga berhasil membangun empati penonton terhadap nasib tragis yang dialaminya.
Para pemeran pendukung juga tampil cukup baik dalam membangun dinamika kelompok pendaki. Ya, ibaratnya nggak cuma jadi karakter tempelan.
Sayangnya ….
Itu lho, sosok makhluk halusnya. Gimana ya? Kehadirannya memang berhasil menciptakan ketegangan, tapi latar belakangnya nggak terlalu dijelaskan lebih detail. Akibatnya, si setan jadi terasa lebih seperti elemen tambahan ketimbang ancaman utama yang benar-benar mengancam para karakter.
Padahal, dengan eksplorasi yang lebih dalam mengenai mitos yang diangkat, film ini bisa punya lapisan cerita yang lebih kaya. Begitulah film horor Indonesia, kebanyakan dangkal kayak sungai di musim kemarau.
Okelah kalau begitu. Buat kamu yang suka horor dengan sentuhan budaya lokal, film ini bisa masuk daftar tontonmu.
Skor: 3/5
Baca Juga
-
Review Film Cinta Laki-Laki Biasa: Romansa yang Sederhana tapi Memikat
-
Review Good One: Film yang Begitu Jujur dan Menampar Kesadaran Kita
-
Jumbo dan Kebangkitan Animasi Indonesia, Saatnya Cerita dari Hati ke Hati
-
Zootopia 2: Kenapa Sekuelnya Jadi Penting Buat Disney dan Penggemarnya?
-
Review The Amateur: Saat Dendam Jadi Jalan Pintas tapi Gagal Sampai Tujuan
Artikel Terkait
-
6 Cast Series Harry Potter Resmi Diumumkan, Pemeran Snape Tuai Pro Kontra
-
Akhirnya, Bintang Film The Breakfast Club Reuni Setelah 40 Tahun
-
Balas Perang Tarif, China Tegas akan Kurangi Impor Film Hollywood
-
Ditanya Soal Nazar Bila Film Jumbo Tembus 4 Juta Penonton, Ryan Adriandhy: Insya Allah Ikhlas
-
7 Rekomendasi Film Hitam Putih Terbaik dari Abad 21, Drama hingga Horor
Ulasan
-
Ulasan Novel That's Not My Name: Mencari Jati Diri di Tengah Ketidakpastian
-
Arti Cinta dan Kehilangan di Novel The Miraculous Journey of Edward Tulane
-
Ulasan Better Man, Film Biopik Visioner dengan Eksekusi yang Cerdas
-
Review Film Cinta Laki-Laki Biasa: Romansa yang Sederhana tapi Memikat
-
Review Good One: Film yang Begitu Jujur dan Menampar Kesadaran Kita
Terkini
-
Kegagalan di BAC 2025, Taufik Hidayat: Fasilitas Ada, Apa Sih yang Kurang?
-
Puncak Klasemen Direbut Sang Kakak Lagi, Alex Marquez Tak Sakit Hati
-
3 Hal Ini Perlu Dibenahi oleh Timnas U-17 Usai Tersingkir di Piala Asia
-
Anti Boring! Ini 4 Daily Look Modis ala Yujin IVE yang Bisa Kamu Tiru
-
Alihkan Fokus, Nova Arianto Berencana Katrol Skill Pemain Timnas Indonesia