Membuka lembaran pertama novel ‘Aroma Karsa’ karya Dee Lestari, saya langsung disuguhkan dengan sebuah premis yang unik dan menarik.
Novel yang pertama kali terbit pada tahun 2018 ini mengangkat tema penciuman sebagai kekuatan istimewa yang membawa tokoh utama dalam sebuah perjalanan penuh misteri. Dengan gaya penulisan yang khas, Dee Lestari menghadirkan kisah yang kaya akan imajinasi, mitologi, dan riset ilmiah yang mendalam.
‘Aroma Karsa’ mengisahkan tentang Raras Prayagung, seorang perempuan yang mendapat amanat dari neneknya, Janirah, untuk menemukan Puspa Karsa, bunga dengan kekuatan luar biasa yang mampu mengendalikan kehendak.
Dalam pencariannya, Raras bertemu dengan Jati Wesi, seorang pemuda dengan penciuman yang luar biasa tajam hingga mendapat julukan Si Hidung Tikus. Jati, yang hidup di lingkungan TPA Bantar Gebang, ternyata memiliki keterkaitan yang lebih dalam dengan misi ini.
Namun, kehadirannya ditolak oleh Tanaya Suma, anak tunggal Raras, yang juga memiliki kemampuan serupa. Seiring perjalanan, keterlibatan Jati dalam pencarian Puspa Karsa pun mengungkap misteri masa lalunya yang selama ini tidak diketahui.
Ulasan Novel ‘Aroma Karsa’
Sebagai pembaca yang baru pertama kali menikmati karya Dee Lestari, saya begitu terhanyut dengan gaya bertuturnya. Pemilihan diksi yang luwes dan deskripsi yang detail membuat saya merasa seolah sedang mendengarkan sebuah dongeng.
Salah satu hal yang paling mengesankan adalah bagaimana Dee Lestari menggambarkan berbagai aroma dengan begitu hidup, hingga saya sering kali berdecak kagum setiap kali Jati atau Suma mencium sesuatu. Hal ini membuat saya penasaran mengenai proses riset yang dilakukan oleh penulis untuk menghadirkan cerita yang begitu kaya akan detail.
Saat pertama kali membaca sinopsisnya, saya mengira novel ini hanya akan berkutat pada dunia parfum, rempah-rempah, atau minyak esensial.
Namun, di luar dugaan, novel ini juga menyertakan berbagai istilah kimia seperti aldehid, keton, dan gugus alkohol, yang semakin memperkaya cerita. Hal ini menjadi salah satu kejutan yang membuat saya tersenyum saat membacanya.
“Penciuman adalah jendela pertama manusia mengenal dunia. Dunia sesungguhnya dunia aroma.”
Selain unsur fantasi yang menarik, ‘Aroma Karsa’ juga mengangkat mitologi Jawa sebagai bagian dari cerita, yang membuatnya semakin unik.
Dee Lestari mampu menggambarkan latar tempat dengan begitu detail hingga menciptakan gambaran yang jelas dalam benak pembaca.
Keberadaan beberapa kalimat berbahasa Jawa juga menjadi nilai tambah tersendiri, terutama bagi pembaca yang memahami bahasanya tanpa perlu melihat terjemahan di catatan kaki.
Di awal cerita, saya cukup sering dibuat tertawa dengan dialog dan tingkah laku orang-orang di sekitar Jati Wesi. Banyak yang heran bagaimana mungkin seseorang bisa mencium aroma dari benda yang bagi orang lain tidak berbau sama sekali.
Namun, semakin masuk ke dalam cerita, rasa penasaran saya justru semakin bertambah. Konflik yang muncul antara Jati dan Suma serta pengungkapan masa lalu Jati semakin membuat saya sulit meletakkan buku ini.
Saat cerita memasuki bagian pencarian Puspa Karsa, saya semakin terpacu untuk menyelesaikannya. Saya membalik halaman demi halaman dengan antusias, ingin segera mengetahui bagaimana kisah ini akan berakhir. Ketika akhirnya sampai di bagian penutup, saya hanya bisa terdiam sejenak.
Meski merasa masih ada sesuatu yang belum sepenuhnya tuntas, saya tetap menyukai cara Dee Lestari menutup ceritanya. Setelah menutup halaman terakhir, saya pun bertanya-tanya, mungkinkah ‘Aroma Karsa’ akan memiliki kelanjutan?
Secara keseluruhan, novel ini sangat saya rekomendasikan, terutama bagi pecinta cerita fantasi dengan sentuhan misteri. Dee Lestari berhasil menciptakan dunia yang begitu kaya dan memikat, hingga saya tak ragu untuk membaca karya-karya beliau lainnya di masa mendatang.
Sebagai penutup, ada satu kutipan yang menurut saya sangat menarik dan layak untuk diingat:
“Dia kembang. Aku kumbang. Dia yang memilihku”
Demikian ulasan saya mengenai Aroma Karsa. Sampai jumpa di ulasan berikutnya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Sinopsis Film 'Perang Kota': Antara Perjuangan, Luka Batin, dan Cinta yang Rumit
-
Review Film 'The Most Beautiful Girl in the World', Worth It Buat Ditonton?
-
'My Dearest Nemesis' Siap Tayang, Kreator Webtoon Hadiahkan Poster Spesial
-
Sinopsis Film Berebut Jenazah: Bukan Horor, tapi Kisah Haru di Tengah Perbedaan
-
Dari Taiwan ke Korea, Begini Bocoran Terbaru Film 'You Are the Apple of My Eye'!
Artikel Terkait
-
Satire Politik Kekuasaan Novel Animal Farm yang Tetap Relevan di Zaman Ini
-
Menggali Kedalaman Mental dan Krisis Eksistensial di Novel 'The Bell Jar'
-
Saat Rasa Bersalah Jadi Hukuman: Review Novel 'Kejahatan dan Hukuman'
-
Perjuangan, Cinta, dan Persahabatan di Batavia dalam Novel 'Romansa STOVIA'
-
Meregulasi Emosi Negatif dalam Buku How To Be A Good Friend For Yourself
Ulasan
-
Buku She and Her Cat:Ketika Seekor Kucing Menceritakan Kehidupan Pemiliknya
-
Saygon Waterpark, Wisata Air dengan Wahana Permainan Terlengkap di Pasuruan
-
Satire Politik Kekuasaan Novel Animal Farm yang Tetap Relevan di Zaman Ini
-
Review Anime Kill Me Baby, Ketika Pembunuh Bayaran Bertemu Gadis Polos
-
Berebut Jenazah, Film yang Ngajak Kita Memikirkan Akhir Hidup yang Bijak
Terkini
-
7 Karakter Penting dalam Drama China Blossom, Siapa Favoritmu?
-
Tak Sekadar Tontonan, Ternyata Penulis Bisa Banyak Belajar dari Drama Korea
-
Rinov/Pitha Comeback di Kejuaraan Asia 2025, Kembali Jadi Ganda Campuran Permanen?
-
Madura United Dianggap Tim yang Berbahaya, Persib Bandung Ketar-ketir?
-
H-5 Debut, Hearts2Hearts Ungkap Daya Tarik Single Debut The Chase