Bagaimana jika cinta bukan soal bertemu di waktu yang tepat, tapi soal bagaimana kita menyikapinya? Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, garapan Hanung Bramantyo, yang diadaptasi dari novel karya Puthut EA, rupanya menawarkan eksplorasi tentang ketakutan, ekspektasi, dan hubungan asmara, terutama dari perspektif laki-laki.
Sinopsis Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu
Film yang tayang 13 Februari 2025 ini, mengisahkan Daku Ramala (Refal Hady), si penulis yang seringkali merasa hidupnya nggak pernah sejalan dengan waktu. Dia selalu didorong untuk segera menikah, tapi ketakutannya akan komitmen justru membuatnya terus menghindari hubungan serius. Sepanjang cerita, kita akan dibawa mengikuti perjalanan Daku—dari pertemuannya dengan berbagai perempuan dalam hidupnya, hingga konflik batin yang membuatnya sulit menentukan arah.
Selain Daku, film ini juga menampilkan karakter-karakter yang memperkaya dinamika kisahnya, misal ada karakter orangtuanya yang diperankan Slamet Rahardjo dan Dewi Irawan, serta dua wanita yang menjadi bagian penting dalam hidupnya, Nadya (Nadya Arina) dan Anya (Carissa Perusset).
Daya Tarik di Tengah Plotnya yang Sederhana
Meski plotnya terkesan sederhana, Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu punya daya tarik tersendiri. Film ini bukan sekadar kisah romansa biasa, tapi gambaran buat banyak orang yang sering merasa "terlambat" dalam berbagai aspek kehidupan, terutama soal cinta. Hanung Bramantyo tuh pandai banget menyampaikan keresahan Daku dengan cara yang relatable.
Sinematografi dan Visual Cakep
Penggunaan aspek rasio gambarnya bisa dibilang unik ya. Beberapa adegan menampilkan penyempitan layar yang seakan-akan menyoroti perasaan terjebak yang dialami Daku. Ditambah dengan sinematografi cantiknya, terutama dalam menangkap suasana kamar kos Daku yang penuh detail serta lanskap alam cakep, film ini jadi terasa hidup banget.
Akting dan Chemistry
Refal Hady dalam menghidupkan karakter Daku tuh sangat oke ya. Wajahnya itu lho, menggambarkan keresahan, kebimbangan, dan ketakutan karakter Daku dengan ekspresi dan gestur yang natural. Chemistry-nya dengan Slamet Rahardjo dan Dewi Irawan sebagai orangtua Daku pun terasa kuat.
Bahkan, Nadya Arina dan Carissa Perusset, Interaksi mereka dengan Daku berasa ngasih warna tersendiri dalam cerita.
Oke deh. ‘Cinta Tak Pernah Tepat Waktu’ nggak cuma film romansa biasa sih. Jadi, apakah cinta memang soal waktu yang tepat, ataukah soal bagaimana kita menjalaninya? Film ini mungkin akan membantu kamu menemukan jawabannya. Yuk ke bioskop dan tonton filmnya.
Skor: 3,5/5
Baca Juga
-
Review Film In Your Dreams: Serunya Petualangan Ajaib Menyusuri Alam Mimpi
-
Review Film Air Mata Mualaf: Mendalami Gejolak Batin Tatkala Pindah Agama
-
Gentong yang Ingin Gantung Diri
-
Review Film Legenda Kelam Malin Kundang: Menarik di Awal, Kendor di Akhir
-
Review Film The Voice of Hind Rajab: Pedih dan Mengguncang Nurani
Artikel Terkait
-
Sinopsis Film Berebut Jenazah: Bukan Horor, tapi Kisah Haru di Tengah Perbedaan
-
Firdaus Oiwobo Maju Caketum PARFI, Warganet: Dihujat Tidak Tumbang, Dipuji Tidak Pernah
-
Dari Taiwan ke Korea, Begini Bocoran Terbaru Film 'You Are the Apple of My Eye'!
-
Review I'm Not a Robot: Saat Captcha Bikin Kita Ragu, Aku Manusia atau Bot?
-
Bertabur Bintang, Film After the Hunt Siap Rilis pada Oktober 2025
Ulasan
-
Review Film In Your Dreams: Serunya Petualangan Ajaib Menyusuri Alam Mimpi
-
Review Film Riba: Teror Riba yang Merenggut Nyawa Keluarga!
-
Review Film Five Nights at Freddy's 2: Hadir dengan Teror dan Twist Baru!
-
Ulasan Film In Your Dreams: Tatkala Mimpi Jadi Kunci Mengubah Nasib
-
Review Film Eternity: Cinta Abadi di Balik Birokrasi Akhirat
Terkini
-
Bikin Heboh Medsos, Ini Pelajaran Penting dari Drama Tumbler Hilang di KRL
-
Sinopsis Tere Ishk Mein, Film India yang Dibintangi Dhanush dan Kriti Sanon
-
Brisia Jodie Resmi Menikah, Ini Alasan Ia Jatuh Cinta pada Jonathan Alden!
-
Hentikan Korban 'Diam': Kritik atas Budaya yang Melanggengkan Bullying
-
Lagi-Lagi Batal Bergabung, Kapan Terakhir Kali Marselino Ferdinan Bermain untuk Skuat Garuda?