Pernahkah terpikir bagaimana rasanya jika kenangan paling menyakitkan dalam hidup bisa dihapus begitu saja? Apakah benar melupakan adalah cara terbaik untuk menghilangkan luka?
Novel "I'll Eat Your Story" karya Myeong Sojeong menghadirkan cerita yang sarat makna tentang ingatan, trauma, dan cara manusia menghadapi masa lalunya.
Kisah ini berpusat pada Sewol, seorang siswa yang bersama dua temannya, Hye Sung dan So Woon, mendirikan Klub Konseling di sekolah mereka. Di luar, klub ini terlihat seperti tempat di mana siswa bisa berbagi masalah dan mencari solusi.
Tapi ada sesuatu yang berbeda—Hye Sung bukan manusia biasa. Ia adalah hwagoe, makhluk yang bisa memakan ingatan seseorang. Dari kemampuannya ini, ia menghapus kenangan buruk dari siswa yang ingin melupakan masa lalu mereka.
Setiap siswa yang datang ke klub membawa kisahnya masing-masing. Ada yang ingin menghapus impian karena tekanan orang tua, ada yang berusaha melupakan cinta yang tidak terbalas, dan ada pula yang ingin melepaskan diri dari kenangan kelam yang terus menghantui.
Namun, pertanyaannya: apakah dengan menghapus ingatan, luka itu benar-benar hilang? Ataukah justru menciptakan kekosongan yang lebih dalam?
Dalam kehidupan nyata, banyak orang yang berharap bisa menghilangkan kenangan buruk, terutama mereka yang pernah mengalami trauma. Tidak sedikit yang mencoba berbagai cara untuk melupakan—melalui hiburan, pekerjaan, atau bahkan terapi.
Tapi novel ini menuntun kita untuk melihat dari sudut pandang lain: ingatan, baik buruk maupun indah, adalah bagian dari diri seseorang. Justru dengan menghadapinya, seseorang bisa tumbuh dan menemukan kekuatan yang sebenarnya.
Dari kisah yang menyentuh ini, "I'll Eat Your Story" menggambarkan bagaimana manusia berusaha memahami dan menerima masa lalu mereka. Ada yang memilih untuk menghadapinya, ada juga yang terus berusaha menghindar.
Gaya penyampaian cerita sang penulis juga cukup unik ditambah unsur fantasi yang menarik, menjadikan novel ini memberi refleksi serius tentang bagaimana manusia menghadapi luka dan menemukan makna di baliknya.
Lebih dari sekadar kisah tentang makhluk pemakan ingatan, novel ini juga cerminan dari delima yang sering dialami manusia. Apakah lebih baik melupakan atau menerima?
Dari alurnya yang mengalir dan pesan yang kuat, "I'll Eat Your Story" mengajak kita untuk merenungkan apakah melupakan benar-benar menjadi jalan keluar, atau justru bagian dari perjalanan menuju penyembuhan yang sesungguhnya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Review Novel 'The Grapes of Wrath': Melawan Nasib, Mencari Keadilan
-
Perampasan Aset Koruptor: Keadilan yang Tidak Boleh Dikompromikan
-
Ulasan Film 'Banger': Ketika DJ Tua Kembali Beraksi demi Relevansi
-
4 Moisturizer dengan Cooling Effect, Segarkan Wajah di Cuaca Panas!
-
Review Novel 'TwinWar': Pertarungan Harga Diri di Balik Wajah yang Sama
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Giselle: Tragedi Menyeramkan di Balik Panggung Ballet
-
Novel Baswedan: Nurul Ghufron Harusnya Tak Lolos Seleksi Administrasi Calon Hakim Agung
-
Ulasan Novel Perempuan di Titik Nol: Membongkar Dunia Patriarki bagi Wanita
-
6 Rekomendasi Novel Karya Mia Manansala, Misteri Kehidupan Lila Macapagal
-
Ulasan Novel Three Days to Remember: Tentang Hati yang Mau Menerima Kembali
Ulasan
-
Ulasan Novel Giselle: Tragedi Menyeramkan di Balik Panggung Ballet
-
Review Film A Working Man: Jason Statham Ngegas Lagi, tapi Tetap Seru Gak Sih?
-
Ulasan Novel Perempuan di Titik Nol: Membongkar Dunia Patriarki bagi Wanita
-
Review Film Sacramento: Road Trip Absurd Penuh Makna
-
Review Film Zero: Ledakan Visual dan Kritik Politik
Terkini
-
Dilengserkan dari Kursi Pelatih, Nasib Jesus Casas Mirip Shin Tae-yong
-
Menelisik Jejak Ki Hadjar Dewantara di Era Kontroversial Bidang Pendidikan
-
Romantisme Fans Indonesia dan Uzbekistan: Dulu Menjatuhkan, Kini Saling Menguatkan
-
3 Inspirasi Outfit Dokter Muda ala Choo Young Woo, Smart dan Professional!
-
Selamat! Mark NCT Raih Trofi Pertama Lagu 1999 di Program 'Show Champion'