Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | zahir zahir
Gedung Sate Kota Bandung. (Pixabay/rudy surya)

Menyambut bulan puasa Ramadan 2025 kali ini, tentunya banyak tradisi-tradisi di Nusantara yang turut hadir memeriahkan salah satu bulan ibadah terbesar bagi umat muslim tersebut.

Di kota Bandung sendiri, banyak suku-suku Sunda yang mendiami ibu kota provinsi Jawa barat tersebut menyambut bulan Ramadan dengan berbagai tradisi unik dan menarik tentunya.

Berikut adalah 3 tradisi unik masyarakat Sunda di kota Bandung yang selalu hadir saat menyambut bulan puasa Ramadan.

1. Kuramasan

Tradisi Kuramasan adalah salah satu tradisi masyarakat Sunda yang tersebar di seluruh Jawa barat, khususnya di kota Bandung.

Dilansir dari kanal berita suara.com, tradisi Kuramasan sendiri memiliki makna membersihkan diri dengan cara mandi dan melakukan pembersihan rambut dan kepala atau keramas. Hal ini biasanya dilakukan sehari sebelum memasuki bulan Ramadan. Namun, tradisi kuramasan sendiri juga bisa selalu dilakukan sepanjang bulan Ramadan.

Dalam tradisi kuramasan sendiri umumnya juga akan dilakukan kegiatan berkumpul dengan orang-orang lainnya dalam suatu kampung dan melakukan doa bersama serta diikuti acara makan besar.

Pembersihan diri dengan cara mandi ini sendiri bisa dilakukan di sebuah kolam pemandian atau dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing.

2. Munggahan

Tradisi Munggahan atau Munggah merupakan salah satu tradisi masyarakat kota Bandung yang paling sering ditemui.

Dilansir dari artikel berjudul “Perkembangan Tradisi Keagamaan Munggahan Kota Bandung Jawa Barat Tahun 1990-2020”, Tradisi ini umumnya dilakukan saat memasuki bulan Ramadan.

Orang-orang umumnya akan berkumpul di sebuah lapangan dalam suatu kampung untuk melakukan doa bersama dan diikuti dengan acara makan bersama-sama.

Tradisi ini umumnya akan membuat masyarakat saling membawa makanan sendiri-sendiri dalam sebuah keluarga dan kemudian dikumpulkan lalu dimakan bersama-sama dengan warga lainnya.

Tradisi ini sendiri dipercaya memiliki makna untuk saling menguatkan rasa gotong-royong di masyarakat dan menjadi jalan untuk membantu sesama manusia.

3. Nyekar

Nyekar umumnya tak hanya ditemui dalam tradisi masyarakat sunda saja, tetapi juga ditemukan di hampir seluruh tradisi di masyarakat pulau Jawa.

Nyekar sendiri memiliki makna untuk berziarah ke makam keluarga atau sesepuh daerah menjelang bulan Ramadan atau saat minggu pertama bulan Ramadan.

Nyekar sendiri dilakukan dengan cara membersihkan makan tersebut, menaburinya dengan bunga lalu kemudian berdoa kepada Yang Maha Esa. Tradisi ini menjadi salah satu kegiatan paling sering dilakukan masyarakat Sunda di kota Bandung saat bulan Ramadan.

Nah, itulah beberapa tradisi unik masyarakat Sunda di kota Bandung yang sering dilakukan saat bulan Ramadan tiba.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

zahir zahir