Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Sandy Hermawan
Anime Sakamoto Days (Crunchyroll)

Sakamoto Days adalah anime yang diadaptasi dari manga karya Yuto Suzuki. Anime ini mengisahkan tentang Taro Sakamoto, seorang mantan pembunuh bayaran legendaris yang memutuskan untuk pensiun dan menjalani kehidupan normal sebagai pemilik toko kelontong dan kepala keluarga. 

Sakamoto dikenal sebagai pembunuh bayaran yang sangat ditakuti di dunia kriminal. Namun, setelah bertemu dan jatuh cinta dengan seorang wanita, dia memutuskan untuk meninggalkan masa lalunya yang kelam dan membangun keluarga. Dia menikahi wanita itu dan memiliki seorang putri. Meskipun sudah pensiun, masa lalu Sakamoto terus menghantuinya. Banyak pembunuh bayaran yang mengincarnya, baik karena dendam maupun karena harga buronnya yang tinggi. Sakamoto pun terpaksa menggunakan kembali keahliannya untuk melindungi keluarganya.

Anime Sakamoto Days menawarkan perpaduan menarik antara aksi dan komedi. Premisnya yang unik, yaitu mantan pembunuh bayaran yang menjadi bapak rumah tangga, memberikan sentuhan segar pada genre aksi. 

Sakamoto bukan pembunuh bayaran biasa. Ia adalah legenda, ditakuti dan dihormati karena keahliannya yang luar biasa. Masa lalunya yang kelam dan penuh kekerasan membentuknya menjadi sosok yang sangat berbahaya. Ketrampilannya dalam berbagai jenis senjata, pertarungan tangan kosong, dan strategi pembunuhan sangat memukau. Adegan aksinya selalu menegangkan dan memperlihatkan betapa dahsyatnya kekuatannya. Kontras dengan masa lalunya, Sakamoto kini adalah sosok yang sangat lembut dan penyayang. Ia mencintai keluarganya lebih dari apapun dan rela melakukan apa saja untuk melindungi mereka. Perubahan drastis ini menjadi sumber komedi dan kehangatan dalam cerita. Interaksinya dengan istri dan anaknya sangat menggemaskan dan menunjukkan sisi humanisnya. Sakamoto memperlihatkan bahwa seseorang dapat berubah, dan masa lalu tidak mendefinisikan masa depan seseorang. 

Antara masa lalu dan masa kini Sakamoto membuatnya menjadi karakter yang kompleks dan menarik. Ia tidak hanya jago berkelahi, tetapi juga memiliki kedalaman emosional. Perjuangannya untuk menyeimbangkan kehidupan lamanya dengan kehidupan barunya menciptakan konflik internal yang menarik untuk diikuti. 

Anime Sakamoto Days menonjolkan adegan aksi yang dirancang dengan sangat baik. Setiap gerakan Sakamoto dan karakter lainnya diperlihatkan dengan detail, memperlihatkan kelincahan dan ketepatan mereka. Pertarungan tangan kosong, penggunaan senjata, dan gerakan akrobatik dikombinasikan secara mulus, menciptakan adegan yang dinamis dan mendebarkan. Penonton akan dibuat terpukau dengan kecepatan dan kekuatan Sakamoto, serta variasi teknik bertarung yang digunakan. Yang membuat adegan aksi anime Sakamoto Days unik adalah penyisipan elemen komedi. Momen-momen lucu sering kali muncul di tengah-tengah pertarungan, menciptakan kontras yang menghibur. Humor ini tidak mengurangi ketegangan, tetapi justru menambah keseruan. Misalnya, Sakamoto mungkin menggunakan peralatan rumah tangga untuk melawan musuh, atau situasinya menjadi absurd karena kebiasaannya sebagai bapak rumah tangga.

Kontras antara keahlian membunuh yang sangat mumpuni, dengan kehidupan rumah tangga yang dijalani sakamoto, menimbulkan komedi yang sangat menghibur. 

Anime ini tidak hanya menampilkan pertarungan biasa. Setiap episode menghadirkan variasi adegan aksi yang berbeda, mulai dari pertarungan satu lawan satu hingga pertempuran massal. Penggunaan lingkungan sekitar sebagai senjata atau taktik juga menambah kreativitas dalam adegan aksi. Setiap musuh yang dihadapi sakamoto, memiliki keunikan dan keahlian masing-masing, sehingga membuat setiap pertarungan menjadi sangat menarik. Animasi yang halus dan dinamis sangat penting dalam adegan aksi. "Sakamoto Days" berhasil menghadirkan visual yang memukau, dengan gerakan yang mengalir dan efek khusus yang menarik. Efek suara yang realistis juga menambah intensitas setiap pertarungan. Suara benturan, ledakan, dan desingan senjata membuat penonton merasa seolah-olah berada di tengah-tengah aksi.

Sandy Hermawan