“Semua orang di kota ini tahu Sal Singh membunuh Andie Bell. Tapi bagaimana jika mereka salah?”
Inilah premis yang menjadi inti dari novel A Good Girl’s Guide to Murder, sebuah cerita misteri remaja yang cerdas, intens, dan memikat.
Dikisahkan lewat sudut pandang Pippa Fitz-Amobi, seorang siswi SMA berusia 17 tahun yang ingin membongkar ulang kasus pembunuhan Andie Bell. Sebuah kasus yang secara resmi sudah ditutup dan pelakunya sudah dianggap pasti.
Namun Pip, yang merasa Sal Singh (tersangka utama) terlalu baik untuk melakukan pembunuhan itu, memutuskan menyelidikinya kembali sebagai proyek akhir sekolahnya.
Dengan latar kota kecil bernama Little Kilton, Holly Jackson membawa kita masuk ke atmosfer komunitas yang menekan, penuh rahasia, dan menyimpan luka masa lalu.
Pip mulai menelusuri jejak-jejak bukti, mewawancarai saksi-saksi, dan menyusun ulang potongan-potongan fakta yang ternyata jauh lebih kompleks daripada yang selama ini dipercaya publik.
Bersama Ravi Singh, adik Sal Singh yang penuh luka namun bersemangat, Pip memulai investigasi yang penuh risiko dan ketegangan.
Yang membuat novel ini menonjol adalah elemen interaktifnya. Pembaca tidak hanya diajak menyimak narasi, tetapi juga “ikut menyelidiki” lewat transkrip wawancara, catatan investigasi, dan daftar bukti.
Dimana hal ini seolah-olah mereka sedang membaca sebuah berkas investigasi sungguhan. Format ini membuat pengalaman membaca jadi sangat imersif dan tidak membosankan.
Novel ini memiliki alur yang memikat dan penuh kejutan. Hampir setiap bab menyuguhkan informasi atau petunjuk baru yang menggiring pembaca lebih dalam ke misteri.
Tokoh utama juga digambarkan secara kuat dan relatable. Pip adalah sosok remaja cerdas, gigih, tapi juga rapuh dalam beberapa sisi. Ia menjadi karakter yang mudah disukai sekaligus dikagumi.
Tidak hanya itu, novel ini juga memiliki plot twist yang mengejutkan. Jackson berhasil menjaga ketegangan hingga akhir, dengan pengungkapan yang sulit ditebak namun tetap logis dan memuaskan.
Humor dan sentuhan emosional juga menjadi hal yang menarik dalam novel ini. Di balik kisah misteri yang tegang, ada momen-momen ringan dan emosional yang membuat pembaca bisa bernapas dan tertawa di tengah kegelapan cerita.
Novel ini rasanya cocok untuk pembaca berbagai kalangan, baik muda dan dewasa. Dengan bahasa yang mudah dipahami dan konten yang tidak terlalu eksplisit, buku ini ideal untuk pembaca remaja tapi juga tetap relevan dan menggugah untuk pembaca dewasa.
Yang menarik dari novel ini bukan hanya siapa pembunuh Andie Bell, tetapi bagaimana Holly Jackson menyusun narasi investigatif dengan logika yang runtut dan tidak meremehkan kecerdasan pembaca.
Novel ini juga menyoroti isu penting seperti rasisme sistemik, prasangka sosial, tekanan terhadap remaja, dan bagaimana masyarakat mudah membentuk “kebenaran” berdasarkan asumsi, bukan bukti.
Di sisi lain, Pip pun tumbuh sebagai karakter yang semakin kompleks. Awalnya hanya termotivasi oleh rasa ingin tahu dan idealisme, namun perlahan-lahan dia terjebak dalam jaringan rahasia dan bahaya nyata.
Ada bagian di mana Pip harus memilih antara terus menggali atau menyelamatkan dirinya sendiri. Konflik ini menguji batas moral dan mentalnya yang akhirnya membuat Pip tidak hanya berubah sebagai penyelidik, tapi juga sebagai individu.
Secara keseluruhan, A Good Girl’s Guide to Murder adalah salah satu novel misteri terbaik dalam beberapa tahun terakhir.
Ia bukan hanya tentang membongkar kebenaran sebuah kasus, tapi juga menggambarkan dinamika sosial, trauma, dan bagaimana remaja berani mengambil kendali atas kebenaran yang mereka percaya.
Bagi kamu yang menyukai kisah-kisah seperti One of Us is Lying atau Sadie, novel ini wajib masuk daftar bacaan.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Menyusuri Dunia Sihir Topi Ajaib Bersama Cordelia dalam Novel The Hatmakers
-
Konspirasi Lucu Ikan yang Penuh Edukasi di Buku Don't Trust Fish
-
Review Novel The Day We Met The Queen, Harapan Seorang Anak Pengungsi ke Ratu Inggris
-
Dari Anak Nakal Jadi Pahlawan Kota: Kisah Seru di Balik The Night Bus Hero
-
Kisah Anak Pengungsi dari Suriah dalam Novel The Boys at the Back of The Class
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel 14 Ways to Die: Mencari Pembunuhan Berantai 'Magpie Man'
-
Ulasan Novel Clans The Revenge, Perjalanan Baru Jack di Kota Penyihir Udgar
-
Ulasan Novel Lock the Doors: Rahasia di Balik Pintu yang Terkunci
-
Novel 'The Champhor Tree' Keigo Higashino Akan Hadir dalam Versi Anime
-
4 Novel Romance Berlatar Musim Gugur: Kisah Cinta di Saat Daun Berguguran
Ulasan
-
Curug Balong Endah, Pesona Air Terjun dengan Kolam Cantik di Bogor
-
Wonwoo SEVENTEEN Ungkap Pesan Cinta yang Tulus Lewat Lagu Solo 99,9%
-
First Impression Good Boy: Aksi Seru, Visual Keren, dan Cerita Bikin Nagih
-
Ulasan Don Quixote: Perjalanan Ksatria Gila dan Khayalannya
-
SHINee Ring Ding Dong: Anthem Ikonik K-Pop saat Cinta Datang Tak Diundang
Terkini
-
Rahasia Kulit Lembap dan Glowing, 4 Rekomendasi Masker Korea Berbahan Madu
-
10 Rekomendasi Drama China yang Memakai Kata "Legend" pada Judulnya
-
Doyoung Usung Tema Yakin dan Percaya di Highlight Medley Album Soar Part 3
-
Jackson Wang Ungkap Rasa Sakit Jalani Hubungan Toksik di Lagu Hate To Love
-
Mainan Anak dan Stereotip Gender: Antara Mobil-mobilan dan Boneka