Pernah nggak sih Sobat Yoursay merasa hidupnya gitu-gitu doang? Bangun, kerja, pulang, tidur, lalu ulang lagi. Nah, bayangkan ketika kamu lagi stuck dalam fase itu, tiba-tiba datang sahabat lamamu dengan ide yang absurd: Road trip dadakan ke Sacramento.
Tanpa rencana, tanpa tujuan jelas. Cuma karena ... ya, kenapa nggak? Itu yang terjadi dalam ‘Sacramento’, film indie buatan Michael Angarano yang juga berperan sebagai pemeran utama.
Skrip film yang juga ditulisnya bersama Christopher Nicholas Smith, sudah tayang terbatas sejak 11 April 2025. Memang Film indie selalu begitu, terbatas dan penikmatnya segmented. Memangnya tentang apa? Sini kepoin bareng!
Sekilas tentang Film Sacramento
Rickey (Michael Angarano) bisa dibilang pria eksentrik. Dia penuh ide liar, impulsif, dan selalu haus akan pengalaman baru. Sebaliknya, Glenn (Michael Cera) kebalikannya: pria rumahan, penuh pertimbangan, dan sedang gelisah menanti kelahiran anak pertamanya bersama sang istri, Rosie (Kristen Stewart).
Ketika Rickey tiba-tiba muncul dan mengajak Glenn melakukan perjalanan dadakan ke Sacramento, dengan dalih ingin menyebarkan abu ayahnya, Glenn awalnya menolak.
Namun, seperti layaknya dalam hidup, ada kalanya kita butuh dorongan kecil (atau dalam kasus Glenn, dorongan besar) untuk keluar dari rutinitas yang membelenggu.
Dalam perjalanan itu, keduanya bertemu dengan berbagai karakter menarik, termasuk Tallie (Maya Erskine), si wanita yang pernah dekat dengan Rickey, dan karakter-karakter unik lainnya yang muncul dalam momen penuh humor dan kehangatan.
Seru memang bepergian ke suatu tempat, lantas gimana dengan kesan dari film ini? Sini simak!
Impresi Selepas Nonton Film Secremento
Hal yang menarik tentu saja deretan pemainnya. Michael Cera dengan gaya awkward-nya yang khas tampil sangat pas sebagai Glenn, sosok pria biasa yang mencoba mencari arti hidup.
Michael Angarano berhasil menciptakan karakter Rickey yang terasa gila, menyebalkan, tapi juga manusiawi. Kristen Stewart menunjukkan sisi yang lebih lembut sebagai Rosie, istri yang sabar tapi juga tegas. Dan Maya Erskine seperti biasa, tapi oke meski hanya muncul di sebagian kecil cerita.
Selain mereka, film ini juga didukung AJ Mendez, Iman Karram, Rosalind Chao, dan masih banyak lagi yang memperkaya dinamika cerita.
Nah, sebagai penonton, aku datang ke film ini dengan ekspektasi akan menonton komedi road trip ringan. Eh, ternyata aku mendapatkan lebih dari itu. ‘Sacramento’ nggak cuma lucu, tapi juga menyentuh, menyayat, dan di saat-saat tertentu, membuat aku ingin memeluk sahabat lama dan bilang, “Terima kasih sudah pernah jadi bagian penting dalam hidupku.”
Chemistry antara Angarano dan Cera bisa senatural itu. Mereka bukan sekadar duo komedi, tapi dua karakter yang benar-benar terasa seperti sahabat lama yang saling menyebalkan, tapi juga saling menyelamatkan.
Ada adegan-adegan kecil yang bikin aku terdiam, seperti saat mereka berdebat soal keputusan masa lalu yang belum selesai, atau ketika mereka akhirnya mengakui ketakutan mereka masing-masing: Soal menjadi ayah, kehilangan orang tua, kegagalan, dan terkait menjadi ‘dewasa’ yang sesungguhnya.
Namun, film ini nggak sempurna. Beberapa subplot terasa agak menggantung, dan pacing di pertengahan film sempat melambat. Itu bukan kelemahan fatal kok, justru ngasih ruang buat kontemplasi. Lagi pula, road trip dalam hidup pun nggak selalu cepat dan penuh aksi, bukan?
Humornya pun nggak datang dari slapstick atau punchline, tapi dari absurditas situasi dan keanehan manusia itu sendiri. Rasanya seperti sedang menyimak dua orang teman yang ngobrol tanpa filter, tapi kamu bisa melihat dirimu sendiri dalam percakapan mereka.
Satu hal lagi, terkait bagaimana film ini menampilkan California, terutama Sacramento, sebagai latar yang hidup tapi nggak ‘turistik’.
Film ini menangkap suasana jalanan, bar kecil, motel tua, dan lanskap kering khas Amerika dengan pendekatan yang simpel. Terus nggak ada dramatisasi berlebihan, justru di situlah kelebihan atmosfer film ini, autentik dan membumi.
Oke deh. Buat Sobat Yoursay yang menyukai film indie kayak Film Little Miss Sunshine, Film The Way Way Back, atau Film Mid90s, sepertinya Film Sacramento bisa jadi teman yang tepat buat hiburan. Selamat nonton ya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Review Film Zero: Ledakan Visual dan Kritik Politik
-
Film Eddington: Ari Aster Mengangkat Kekacauan Kecil di Tengah Pandemi
-
Review My Neighbor Totoro: Perihal Makhluk Ajaib, Harapan, dan Alam
-
Film Drop: Kencan Pertama yang Jadi Teror Mematikan
-
Review Film The Green Mile: Jalan Sunyi Menuju Keadilan yang Gelap Gulita
Artikel Terkait
-
Sambil Nunggu F1 Tayang, Ini Dia 3 Film Balapan Seru yang Bisa Kamu Tonton!
-
Sederhana Tapi Penonton Tak Sadar, Ryan Adriandhy Ungkap Cara Kemas Film Jumbo
-
Sukses Besar, Ryan Adriandhy Mau Rilis Film Jumbo Versi Directors Cut?
-
Review Film Zero: Ledakan Visual dan Kritik Politik
-
Pecah Telur! Jumbo Jadi Film Animasi Terlaris Asia Tenggara Sepanjang Masa
Ulasan
-
Review Film Zero: Ledakan Visual dan Kritik Politik
-
6 Rekomendasi Novel Karya Mia Manansala, Misteri Kehidupan Lila Macapagal
-
Ulasan Film The Call, Harga yang Harus Dibayar oleh Para Pengingkar Takdir!
-
Ulasan Film The First Omen: Nggak Cuma Jump Scare, tapi Juga Psychological!
-
Review My Neighbor Totoro: Perihal Makhluk Ajaib, Harapan, dan Alam
Terkini
-
Sukses di Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto Diisukan Latih Skuad untuk Sea Games 2025?
-
UNIS Tampilkan Pesona 'Sweet and Spicy' di Lagu Terbaru 'Swicy'
-
Sambil Nunggu F1 Tayang, Ini Dia 3 Film Balapan Seru yang Bisa Kamu Tonton!
-
Menghidupkan Semangat Ki Hadjar Dewantara dalam Politik Pendidikan Era AI
-
Harta Koruptor Aman, RUU Perampasan Aset Mandek Lagi