Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | aisyah khurin
Novel The Drowning Woman (goodreads.com)

"The Drowning Woman" adalah novel thriller psikologis menegangkan karya Robyn Harding, yang dikenal lewat berbagai kisah bertema gelap tentang dinamika perempuan dan rahasia yang mereka simpan. Dalam novel ini, Harding kembali memikat pembaca lewat jalinan cerita yang memadukan persahabatan, pengkhianatan, kekerasan dalam rumah tangga, dan kebohongan yang mengancam segalanya.

Cerita berpusat pada dua tokoh utama perempuan, Lee Gulliver dan Hazel Laval. Lee adalah seorang mantan pemilik restoran di New York yang hidupnya berantakan akibat serangkaian tragedi. Ia melarikan diri ke Seattle dan hidup dalam mobil, berjuang untuk bertahan di antara rasa malu dan keterpurukan finansial. Di sisi lain, Hazel tampak seperti perempuan dari kalangan atas yang elegan, kaya, dan anggun namun menyimpan penderitaan dalam rumah tangganya yang penuh kontrol dan kekerasan.

Kehidupan keduanya bertemu di sebuah titik dramatis ketika Lee menyelamatkan Hazel dari upaya bunuh diri di tepi laut. Peristiwa itu menjadi awal dari hubungan yang tak biasa dan perlahan berkembang menjadi persahabatan yang kompleks. Hazel, yang merasa terperangkap dalam kehidupan dengan suaminya yang abusif dan manipulatif, mulai menggantungkan harapan pada Lee.

Hazel mengusulkan rencana berbahaya yaitu, meminta Lee membantunya menghilang agar bisa keluar dari pernikahan yang menjeratnya. Sebagai imbalan, Hazel akan memberikan kompensasi finansial kepada Lee.

Premis ini membawa cerita ke dalam jalinan intrik yang semakin rumit. Robyn Harding mengeksplorasi dinamika kekuasaan dan kepercayaan antara dua perempuan yang sangat berbeda tetapi sama-sama terjebak dalam situasi penuh tekanan. Lee yang awalnya merasa simpati, perlahan menyadari bahwa niat Hazel tidak semurni yang ia kira. 

Salah satu kekuatan utama dalam novel ini adalah penceritaan yang bergantian dari sudut pandang Lee dan Hazel. Teknik ini bukan hanya membantu memperdalam karakterisasi, tetapi juga menciptakan ketegangan naratif yang cerdas.

Pembaca tidak pernah sepenuhnya yakin siapa yang bisa dipercaya. Baik Lee maupun Hazel punya motif dan rahasia yang membuat mereka menjadi karakter yang sulit untuk ditebak. Ini adalah kekuatan khas Robyn Harding, ia menciptakan tokoh-tokoh perempuan yang tidak sempurna, penuh nuansa, dan sangat manusiawi.

Selain itu, tema kekerasan dalam rumah tangga, trauma masa lalu, dan pengorbanan pribadi digambarkan dengan sangat sensitif namun tetap tajam. Robyn Harding tidak jatuh ke dalam klise melodrama, ia menyampaikan penderitaan tokohnya dengan detail psikologis yang kuat dan realisme yang menggugah empati.

Hazel bukan korban pasif, dan Lee juga bukan seorang penyelamat sempurna. Relasi mereka berkembang dari sekadar hubungan penyelamat dan yang diselamatkan, tetapi hubungan mereka lebih dalam, menjadi bentuk kebergantungan yang tidak sehat dan menegangkan.

Gaya penulisan Harding dalam novel ini tetap khas, langsung, tajam, dan penuh atmosfer. Ia tahu bagaimana memanfaatkan lokasi, seperti laut dan hujan Seattle, untuk memperkuat nuansa suram dan kesendirian yang menghantui kedua tokohnya. 

Akhir cerita dari "The Drowning Woman" pun menyimpan kejutan besar, seperti yang sering dijumpai dalam karya-karya Harding. Ia tidak menyuguhkan penyelesaian yang sepenuhnya manis atau tuntas, tetapi justru membiarkan pembaca merenungkan dilema moral yang dihadapi kedua tokohnya. 

Secara keseluruhan, "The Drowning Woman" adalah thriller psikologis yang memikat, sarat emosi, dan menantang pembaca untuk menilai ulang pandangan mereka terhadap kepercayaan, persahabatan, dan kebebasan. Novel ini cocok bagi pembaca yang menyukai cerita dengan karakter kompleks dan twist mengejutkan di tiap sudutnya. 

Identitas Buku

Judul: The Drawning Woman

Penulis: Robyn Harding

Penerbit: Grand Central Publishing

Tanggal Terbit: 13 Juni 2023

Tebal: 336 Halaman

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

aisyah khurin