Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Fathorrozi 🖊️
Buku Perjamuan Khong Guan (Instagram/gramedialombok)

Lebaran telah usai, namun kendatipun sedikit, lebaran masih meninggalkan sisa. Salah satu sisa dari lebaran adalah kue Khong Guan yang masih banyak nangkring di meja tamu. Baik Khong Guan yang berisi biskuit asli, maupun Khong Guan yang isinya telah berubah ke keripik singkong, rengginang, kacang telur, dan lain sebagainya.

Ingat kue Khong Guan, terlintas di dalam isi batok kepala sebuah buku kumpulan puisi karya Joko Pinurbo yang berjudul Perjamuan Khong Guan. Sebagaimana kita tahu Joko Pinurbo (Jokpin) merupakan salah satu penyair terkemuka Indonesia yang dikenal dengan gaya penulisan yang sederhana namun penuh makna.

Buku ini menyajikan rangkaian puisi yang mengangkat tema keseharian, kenangan, humor, serta refleksi kehidupan dengan sentuhan metafora yang unik. Judul buku ini terinspirasi dari merek kue kering Khong Guan, yang sering dikaitkan dengan nostalgia, tradisi, dan momen kebersamaan.

Rangkaian bahasa Jokpin di dalam buku puisi ini begitu sederhana tapi mendalam. Jokpin dikenal dengan kemampuannya mengolah kata-kata sederhana menjadi puisi yang penuh kejutan. Ia sering menggunakan objek-objek sehari-hari seperti biskuit, celana, jas hujan, atau sepatu untuk menggambarkan perasaan dan pemikiran yang kompleks.

Beberapa puisi Jokpin juga mengandung humor yang cerdas, seperti dalam puisi Perjamuan Khong Guan yang mengaitkan cemilan itu dengan ingatan masa kecil atau hubungan keluarga. Namun, di balik kelucuannya, terselip kritik sosial atau renungan hidup.

PERJAMUAN KHONG GUAN

Di kaleng Khong Guan

hidup yang keras dan getir

terasa renyah seperti rengginang.

Berkerudungkan langit biru,

ibu yang hatinya kokoh membelah

dan memotong-motong bulan

dan memberikannya

kepada anak-anaknya yang ngowoh.

Anak-anak gelisah

sebab ayah mereka 

tak kunjung pulang.

"Ayahmu dipinjam negara.

Entah kapan akan dikembalikan,"

si ibu menjelaskan.

Lalu mereka selfi di depan meja makan:

"Mari kita berbahagia."

Si ayah ternyata sedang ngumpet

menghabiskan remukan rengginang.

(2019)

Buku ini banyak menyentuh ingatan masa lalu, terutama tentang keluarga, cinta, dan kehilangan. Puisi-puisi Jokpin sering kali mengundang pembaca untuk merenung tentang makna hubungan antarmanusia. Ada beberapa judul puisi yang berkenaan dengan kehangatan keluarga, seperti Keluarga Khong Guan, Ayah Khong Guan, Simbah Khong Guan, Anak Khong Guan, Ibu Khong Guan, Burung Khong Guan, dan lain-lain.

Tak hanya itu, buku ini juga didesain dengan apik oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama, disertai dengan layout yang nyaman dibaca dan sampul yang artistik, mencerminkan kesederhanaan namun kedalaman isinya.

Bagi sebagian pembaca mungkin menganggap beberapa puisi Jokpin terlalu pendek sehingga terkesan kurang berkembang. Namun, bagi penggemar Jokpin, justru inilah ciri khas puisi Jokpin yang minimalis namun sarat makna.

Tidak semua puisi Jokpin dapat dengan mudah dipahami. Ada beberapa puisi yang butuh mengernyitkan dahi. Dalam sekali baca belum bisa menangkap maknanya. Pembaca perlu merenungkan beberapa baris untuk menjaring maksud tersembunyi di balik kata-katanya. Seperti puisi bertajuk Gajian.

GAJIAN

Kepada siapa

gajimu yang indah

dipersembahkan?

Kepada kak iman

yang hatinya kaya.

Kepada kak amin

yang menunggu

di seberang sana.

(2018)

Pendek kata, Perjamuan Khong Guan ini merupakan buku puisi yang memikat dengan gaya khas Joko Pinurbo: sederhana, menghibur, tapi penuh makna. Buku ini cocok untuk pembaca yang menyukai puisi dengan sentuhan keseharian, nostalgia, dan refleksi kehidupan. Meski beberapa puisinya terkesan singkat, kedalaman pesan yang disampaikan membuatnya layak dibaca berulang kali.

Selamat membaca!

Identitas Buku

Judul: Perjamuan Khong Guan

Penulis: Joko Pinurbo

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Cetakan: I, Januari 2020

Tebal: 130 Halaman

ISBN: 978-602-06-5758-7

Fathorrozi 🖊️