Novel Kang Ojol: The Last Stop karya Dian Yustyaningsih bukan sekadar kisah tentang pengemudi ojek online. Lebih dari itu, novel ini adalah potret kerasnya realitas hidup masyarakat kelas bawah, dibungkus dengan gaya bertutur yang mengalir, jenaka, dan penuh emosi.
Cerita berpusat pada Dhaharendra, pemuda dengan latar belakang sederhana yang terpaksa menunda kuliahnya karena sang ayah, Baskara, mengalami stroke. Dengan hanya bermodalkan ijazah SMA, Dhaharendra mencoba bertahan hidup demi membantu keluarganya. Setelah mempertimbangkan berbagai pekerjaan, ia memilih menjadi tukang ojek online meski minim pengalaman.
Perjalanan Dhaharendra dimulai dengan berbagai kejadian lucu, absurd, bahkan mistis. Salah satu momen yang mengesankan adalah ketika ia harus menjemput penumpang misterius di daerah yang dikenal angker. Penumpang berwujud wanita berkebaya merah itu ternyata makhluk halus yang membuat pengalaman ojek pertamanya tak terlupakan. Kisah ini kemudian ia unggah di media sosial, yang ternyata membuatnya viral dan membuka pintu rezeki baru sebagai kreator konten.
Namun, Kang Ojol: The Last Stop bukanlah cerita yang sekadar menghibur. Novel ini penuh kritik sosial yang menyentil birokrasi pemerintah yang tidak adil dalam menyalurkan bantuan, serta menggambarkan kesenjangan dalam akses layanan kesehatan dan pendidikan. Lewat karakter Dhaharendra, pembaca diajak melihat bagaimana perjuangan rakyat kecil seringkali terbentur oleh sistem yang memihak pada "orang dalam".
Dian Yustyaningsih juga sukses menggambarkan dinamika sosial sesama pengemudi ojek online. Karakter-karakter pendukung seperti Bang Mumun, Icha, dan Tominse membuat cerita semakin berwarna. Mereka tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi masing-masing memiliki konflik dan latar belakang yang kuat, dari kasus penyiraman air keras hingga jeratan pinjaman online karena kecanduan judi.
Kisah semakin memanas saat nama baik Dhaharendra tercoreng akibat tuduhan pelecehan seksual dari seorang influencer bernama Nikita. Tuduhan ini direkayasa dan disebarkan di media sosial dengan video yang sudah diedit. Akibatnya, Dhaharendra kehilangan pekerjaan, penghasilannya turun drastis, bahkan akun YouTube-nya ditinggalkan banyak subscriber.
Namun, semangat pantang menyerah Dhaharendra membuat cerita ini begitu menginspirasi. Bersama Janitra, penumpang yang kemudian menjadi dekat dengannya, dan Jenggala, seorang pengacara, ia berusaha membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah. Proses pencarian bukti, penyelidikan latar belakang Nikita, hingga perjuangan mendapatkan akses CCTV menjadi bagian paling mendebarkan dari novel ini.
Dian tidak hanya menyuguhkan cerita yang penuh konflik, tetapi juga memperlihatkan sisi kemanusiaan tokohnya. Adegan-adegan emosional antara Dhaharendra dan ibunya, Arumi, menunjukkan bahwa di balik semangat yang kuat, ada luka dan kelelahan yang dipendam. Kedekatan Dhaharendra dengan adiknya, Samudra, dan ketulusannya dalam merawat Baskara juga menjadi penyeimbang antara kerasnya hidup dan kehangatan keluarga.
Konflik mencapai klimaks saat semua bukti sudah dikumpulkan dan Jenggala menggelar konferensi pers. Kebenaran akhirnya terungkap, dan Dhaharendra dibersihkan namanya. Ia kembali diterima masyarakat dan justru makin dikenal karena kisah perjuangannya yang menyentuh hati.
Menurut saya, Kang Ojol: The Last Stop adalah novel yang sarat makna dan menyuarakan realita sosial yang sering kita temui di kehidupan sehari-hari. Penulis tidak hanya menghadirkan kisah perjuangan yang menyentuh, tapi juga memberikan kritik sosial yang cerdas dan tajam. Ceritanya menyentuh, karakternya kuat, dan alurnya mengalir dengan rapi. Ini adalah bacaan yang tak hanya menghibur, tetapi juga membuka mata dan hati pembaca. Novel ini sangat layak dibaca oleh siapa pun yang ingin memahami lebih dalam tentang perjuangan rakyat kecil, arti solidaritas, dan pentingnya memperjuangkan kebenaran di tengah derasnya arus media sosial.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Novel Hi Serana Adreena, Perjuangan Anak Pertama yang Penuh Air Mata
-
Ulasan Novel Pelangi Waktu Malam, Kisah Luka dan Cinta yang Terlambat
-
Romansa Musim Dingin dalam Novel Cruel Winter with You
-
Ulasan Novel Blinded, Perjalanan Penyembuhan Diri dari Eksploitasi
-
Perebutan Kesempatan dalam Novel Enam Mahasiswa Pembohong
Artikel Terkait
-
Mengenal Maria Merian Lewat Buku The Girl Who Drew Butterflies
-
Ulasan Novel The Briar Club: Kisah Perempuan Tangguh di Tahun 1950-an
-
Anggaran Perpustakaan dan Literasi Menyusut: Ketika Buku Bukan Lagi Prioritas
-
Sinopsis Agen +62, Film Komedi Satir Angkat Isu Judi Online
-
Ulasan Buku One in a Millennial: Refleksi Kehidupan dalam Budaya Pop
Ulasan
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
-
5 Drama Korea Psikologis Thriller Tayang di Netflix, Terbaru Queen Mantis
-
Review Film Menjelang Magrib 2, Nggak Ada Alasan Buat Dilanjutkan!
-
Kala Film The Conjuring: Last Rites, Mengemas Lebih Dalam Arti Kehilangan
-
Review Film The Conjuring: Last Rites, Penutup Seri Horor yang Menyeramkan!
Terkini
-
Inside Out oleh Day6: Pengakuan Cinta yang Tak Bisa Lagi Ditunda
-
Shotty oleh Hyolyn: Melepaskan Diri dari Seseorang yang Tak Menghargaimu
-
Momen Langka! Rhoma Irama Jadi Khatib Salat Jumat di Pestapora, Intip Lagi Yuk Rukun dan Sunnahnya
-
Debut Solo Setelah 9 Tahun, 3 Alasan Wajib Menantikan Album Haechan 'Taste'
-
Rahasia Demokrasi Sehat: Bukan Cuma Pemilu, tapi Literasi Politik!