Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | aisyah khurin
Novel The Briar Club (goodreads.com)

Kate Quinn, penulis bestseller "The Rose Code" dan "The Diamond Eye", kembali dengan karya terbarunya, "The Briar Club", sebuah novel fiksi sejarah yang memukau.

Berlatar di Washington, D.C., pada era McCarthy tahun 1950-an, Quinn menghadirkan kisah yang mendalam tentang persahabatan perempuan, rahasia yang tersembunyi, dan ketegangan politik yang membayangi kehidupan sehari-hari.

Cerita berpusat di Briarwood House, sebuah rumah kos wanita yang tampak biasa namun menyimpan banyak cerita. Ketika Grace March, seorang janda misterius, pindah ke kamar loteng, ia membawa perubahan besar bagi para penghuni lainnya.

Melalui acara makan malam mingguan dan teh matahari yang diseduh di jendela, Grace menciptakan ikatan yang kuat di antara para wanita yang sebelumnya saling menjaga jarak.

Setiap karakter di Briarwood memiliki latar belakang dan rahasia masing-masing. Fliss, seorang wanita Inggris yang tampak sempurna, menyembunyikan luka batin yang dalam.

Nora, putri seorang polisi, terlibat dengan seorang gangster bayangan. Beatrice, mantan pemain bisbol profesional, menghadapi kenyataan pahit setelah liga wanita dibubarkan pasca Perang Dunia II. Arlene, seorang pendukung fanatik McCarthy, membawa ketegangan politik ke dalam rumah.

Quinn dengan cermat menggambarkan dinamika antara para karakter ini, menunjukkan bagaimana persahabatan dan solidaritas dapat tumbuh bahkan di tengah ketidakpercayaan dan ketegangan.

Melalui narasi yang berpindah-pindah antara masa lalu dan masa kini, pembaca diajak menyelami kehidupan setiap karakter, memahami motivasi mereka, dan menyaksikan bagaimana rahasia-rahasia mereka terungkap.

Salah satu aspek unik dari novel ini adalah penggunaan perspektif rumah itu sendiri sebagai narator di beberapa bagian. Briarwood House digambarkan seolah-olah memiliki kesadaran, mengamati dan merasakan setiap kejadian yang terjadi di dalamnya. Pendekatan ini memberikan nuansa magis dan memperkaya pengalaman membaca.

Quinn juga menyisipkan resep-resep makanan dan minuman yang disajikan dalam acara makan malam Grace, menambah kedalaman dan keaslian cerita. Detail-detail ini tidak hanya memperkaya latar, tetapi juga mempererat hubungan antara pembaca dan karakter.

Tema-tema besar seperti ketakutan akan komunisme, peran perempuan pasca perang, dan diskriminasi rasial dan seksual di era 1950-an dieksplorasi dengan mendalam.

Quinn tidak hanya menggambarkan dampak politik pada kehidupan individu, tetapi juga menunjukkan bagaimana individu-individu ini berjuang untuk mempertahankan identitas dan kebebasan mereka.

Kisah ini dimulai dengan sebuah pembunuhan pada Hari Thanksgiving tahun 1954, yang menjadi titik awal misteri yang membayangi seluruh novel.

Dengan alur yang maju-mundur, Quinn membangun ketegangan dan rasa penasaran, mengajak pembaca menebak-nebak siapa pelaku sebenarnya hingga akhir cerita.

Karakter Reka Muller, seorang imigran Hungaria tua, menambahkan dimensi sejarah yang lebih luas. Melalui kisahnya, pembaca diajak memahami dampak Perang Dunia II dan bagaimana trauma masa lalu mempengaruhi kehidupan di masa kini.

Quinn berhasil menciptakan atmosfer Washington, D.C., tahun 1950-an dengan detail yang kaya. Dari klub malam yang dipenuhi asap rokok hingga koridor kekuasaan politik, setiap setting terasa hidup dan autentik.

Dengan gaya penulisan yang kuat dan karakterisasi yang mendalam, "The Briar Club" bukan hanya sebuah misteri pembunuhan, tetapi juga studi karakter yang kompleks. Quinn mengajak pembaca merenungkan tentang identitas, loyalitas, dan keberanian dalam menghadapi tekanan sosial dan politik.

Bagi penggemar fiksi sejarah yang mencari cerita dengan nuansa emosional yang kuat dan latar sejarah yang kaya, "The Briar Club" adalah pilihan yang tepat. 

Identitas Buku

Judul: The Briar Club

Penulis: Kate Quinn

Penerbit: William Morrow

Tanggal Terbit: 9 Juli 2024

Tebal: 432 Halaman

BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI SINI

aisyah khurin