Sekar Anindyah Lamase | Ramadhona Adi Saputra
Ilustrasi buku "Revenge of the tipping point" (Gramedia Digital)
Ramadhona Adi Saputra

Buat kamu yang suka buku-buku penuh insight tentang pola perilaku manusia dan kenapa hal-hal kecil bisa memicu perubahan besar, buku “Revenge of the Tipping Point” dari Malcolm Gladwell ini bakal jadi bacaan yang memantik rasa penasaran.

Gladwell, yang terkenal lewat The Tipping Point, Outliers, dan Blink, kembali membawa gaya analisis khasnya yaitu menggabungkan riset, cerita nyata, dan contoh budaya populer untuk menjelaskan bagaimana dunia berubah lewat peristiwa yang awalnya terlihat kecil, tapi ternyata punya dampak luar biasa.

Sinopsis Cerita Buku “Revenge of the Tipping Point”

Dalam “Revenge of the Tipping Point”, penulis memperluas konsep “tipping point”, titik di mana sesuatu berubah dari tren kecil menjadi fenomena besar.

Namun kali ini ia membahas sisi lain yang lebih gelap bagaimana tipping point bisa juga memicu kekacauan, disinformasi, polarisasi, atau bahkan pergeseran sosial yang tidak selalu positif.

Penulis mengambil berbagai contoh nyata, seperti perubahan pola komunikasi di era digital, fenomena viral yang mendadak lepas kendali, serta bagaimana opini publik bisa berubah drastis hanya karena satu momen kecil.

Ia menceritakan contoh-contoh dari dunia bisnis, politik, hingga budaya pop, lalu mengaitkannya dengan teori perilaku manusia.

Hasilnya, pembaca diajak memahami bahwa “balasan” dari tipping point bisa jadi tidak selalu seperti yang kita harapkan.

Ulasan Buku “Revenge of the Tipping Point”

Gaya penyampaian penulis tetap konsisten penuh dengan hal yang menarik, mudah dipahami, dan bikin pembaca terus ingin melanjutkan bab berikutnya.

Buku ini terasa seperti kombinasi antara psikologi, sosiologi, dan thriller, karena setiap bab selalu mengungkap “kenapa sesuatu bisa terjadi” dengan cara yang mengejutkan tapi masuk akal.

Yang bikin buku ini menarik adalah pendekatan penulis yang tidak menggurui. Ia tidak mendorong pembaca ke satu kesimpulan, tetapi justru memberi ruang untuk merenung dan melihat pola di sekitar kita.

Jika kamu suka memikirkan kenapa sesuatu bisa viral, kenapa opini publik bisa berubah begitu cepat, atau bagaimana hal kecil bisa menciptakan efek domino, buku ini wajib masuk daftar bacaan.

“Revenge of the Tipping Point” mendapat sambutan positif dari berbagai media dan masuk ke beberapa daftar buku nonfiksi terbaik tahun perilisannya.

Meski tidak menyabet penghargaan besar, buku ini berhasil masuk nominasi untuk kategori Best Nonfiction di sejumlah platform pembaca dan menjadi bestseller di minggu-minggu awal setelah rilis.

Tipping point sendiri adalah sebuah titik dimana ketika masalah kecil mejadi masalah besar dengan begitu cepa dan tidak dapat dihentikan. Tujuan utama penulis dalam buku ini ialah memberi tahu para pembaca untuk lebih berhati hati dalam menyelesaikan sebuah masalah.

Buku ini bukan sekadar penjelasan teori, tapi juga semacam refleksi tentang dunia modern bagaimana perubahan terjadi begitu cepat, bagaimana masyarakat bereaksi, dan kenapa kita sering tidak menyadari tanda-tanda awalnya.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS