Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Ranti Riani Jhonnatan
Cover buku Bentala Sella (Goodreads)

Begitu membaca buku ini, kamu akan diterjang dengan segala pernak-pernik hidroponik yang berhasil membuat diri seolah melihat kinerja Sella sang tokoh utama secara nyata. Rumah kacanya tidak terbuat dari kaca betulan, tidak juga memiliki halaman berhektar-hektar, namun tetap saja berharga dengan sejarah panjangnya dan itulah yang tengah diperjuangkan Sella agar bisnis sayurannya tidak gulung tikar.

Bentala Sella, novel dengan label young adult ini memiliki tema pertanian yang kental dengan permasalahan para petani yang bersaing untuk mendapatkan tempat di rak sayur supermarket yang sempit. Persaingan yang tidak sehat, saling sikut agar sayur merekalah yang mendapatkan tempat utama dan meraih angka penjualan yang tinggi.

Di sisi lain, setelah bertahun-tahun menghilang, Pasha, teman sebangku SMA Sella kembali muncul. Seseorang yang membuat kupu-kupu berterbangan di perutnya ini datang dengan satu misi yang membuat Sella jengkel namun juga penasaran. Misi tersebut adalah mencari seorang anak kecil yang bernama Lionel Messi. Ya, namanya persis pesepak bola yang mendunia tersebut.

Terjadi kesepakatan di antara keduanya, Sella akan membantu Pasha dan begitu juga dengan Pasha. Pasha akan membantu Sella menyelamatkan bisnis sayurannya. Namun makin lama semuanya makin rumit. Bukan hanya tentang persaingan para petani yang merambat hingga berita hoaks bahaya sayur hidroponik serta kesulitan mencari Lionel Messi saja, namun juga tentang kejelasan arah dari hubungan Pasha dan Sella.

Akaigita memiliki ciri khas dalam tulisannya yang sangat kental. Tajam sekaligus jenaka dan juga dibawakan dengan ringan meskipun isu yang diangkat cukup berat sehingga saya merasa nyaman dan terbawa arus serta larut dalam kisah yang disuguhkannya. Dari segi penokohan, Sella merupakan tokoh perempuan dengan karakter yang sangat kokoh, perkataan dan pandangannya sinis, namun ketika sisi rapuhnya muncul saya pun tersentuh.

Sedangkan Pasha, ia tengil, kurang lebih seperti Sella dengan setiap perkataan yang menohok, auranya mendominasi meskipun di saat yang bersamaan ia juga terlihat rapuh. Pasha menderita penyakit hemofilia namun ia tak menyukai jika perihal tersebut disinggung. Sella dan Pasha, dua perpaduan yang sangat cocok dan interaksi keduanya berhasil membuat saya salah tingkah dan tertawa.

Memiliki konflik yang cukup berat, Akaigita dengan mahir menyambung benang merah pada setiap konflik yang akhirnya secara tidak langsung sebenarnya semuanya saling terhubung. Saya suka ketika lapisan-lapisan tersebut dibuka satu per satu dengan proses yang mana rasa frustasi dari tokoh Sella tersalurkan dengan baik kepada saya.

Sebenarnya Bentala Sella merupakan buku ketiga dari seri SMA Baswara. Dua buku sebelumnya adalah Enigma Pasha dan Paradoks Bingar. Untuk melihat awal mula pertemuan Sella dan Pasha, maka kamu harus membaca Enigma Pasha terlebih dahulu, sedangkan Paradoks Bingar mengangkat kisah Bing, teman Pasha namun latar waktunya bersamaan dengan kisah di Enigma Pasha.

Enigma Pasha menceritakan tentang Sella dan Pasha ketika masih duduk di bangku sekolah menengah atas, sedangkan di Bentala Sella mereka telah menamatkan pendidikan di perguruan tinggi dan bekerja. Meskipun begitu, saya masih merasa seperti melihat mereka saat remaja sehingga saya sedikit kesulitan membayangkan mereka yang telah berusia 20an.

Secara keseluruhan, Bentala Sella berhasil mengobati rasa rindu saya terhadap dua sejoli ini dengan konflik yang lebih serius menyesuaikan dengan usia mereka yang juga sudah menginjak fase dewasa. Meskipun dengan berat harus saya akui pula bahwa disaat yang bersamaan novel ini juga membuat saya patah hati yang disebabkan oleh suguhan terakhir dari Akaigita.

Bentala Sella berhasil menunjukkan bagaimana sulitnya mempertahankan bisnis agar terus berjalan apalagi jika persaingan dilakukan dengan cara tidak sehat. Novel ini juga mengajarkan tentang penerimaan diri sekaligus mencari solusi atas apa-apa yang perlu diperbaiki, tentang kepercayaan untuk melangkah serta pentingnya membangun komunikasi yang baik.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Ranti Riani Jhonnatan