Bicara soal film romansa yang bikin hati meleleh, Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia layak banget masuk radar tontonan kamu. Sekuel dari Assalamualaikum Beijing ini nggak cuma menyajikan kisah cinta yang manis, tapi juga petualangan emosional yang bikin aku sebagai penonton ikut terhanyut.
Dengan latar Ningxia yang eksotis dan sinematografi yang memanjakan mata, film ini sukses bikin harapan mekar di hati, nggak cuma buat karakternya, tapi juga buat aku yang nonton.
Ceritanya berpusat pada Dewi (diperankan dengan apik oleh Revalina S. Temat), yang kini melanjutkan perjalanannya setelah drama cinta di film pertama.
Kali ini, Dewi bukan cuma mencari cinta, tapi juga makna hidup di tengah lanskap Ningxia yang bikin takjub. Dia bertemu dengan Zhongwen (Morgan Oey), laki-laki lokal yang punya vibe misterius tapi hangat. Chemistry mereka? Duh, bikin aku pengin ngelupain logika dan ikut jatuh cinta.
Tapi, seperti hidup pada umumnya, nggak semua mulus. Konflik datang dari perbedaan budaya, trauma masa lalu, dan pertanyaan besar: apa cinta cukup kuat buat mengatasi semuanya?
Hal yang bikin film ini spesial adalah cara sutradara, Guntur Soeharjanto, ngeblend romansa dengan isu yang lebih dalam. Bukan cuma soal cinta-cintaan ya, tapi juga soal menerima diri sendiri dan menyembuhkan luka. Dialognya nggak lebay, malah terasa natural, seperti ngobrol sama temen.
Misalnya, ketika Dewi bilang, “Kadang, kita mencari rumah di tempat yang jauh, padahal rumah itu ada di hati kita sendiri.” Dalem banget, 'kan? Bikin kita refleksi tanpa terasa digurui.
Ulasan Film Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia
Visualnya? Jangan ditanya. Ningxia, dengan gurun pasirnya yang luas, masjid-masjid megah, dan pasar malam yang ramai, jadi karakter sendiri di film ini. Kameranya sukses menangkap keindahan alam dan budaya lokal, bikin kita serasa ikut jalan-jalan.
Ditambah scoring musik yang pas banget, dari nada-nada lembut biola sampai irama tradisional Tiongkok, suasananya makin terasa hidup. Ada satu scene di mana Dewi dan Zhongwen jalan di tengah lampion-lampion warna-warni—ya Tuhan, estetiknya bikin pengin screenshot!
Karakter-karakternya juga punya lapisan yang bikin kita peduli. Dewi bukan cuma perempuan galau yang sedang mencari cinta, tapi perempuan kuat yang berusaha bangkit dari kegagalan.
Zhongwen, di sisi lain, punya sisi vulnerable yang bikin kamu pengin peluk dia. Morgan Oey mainnya total banget, matanya ngomong lebih banyak daripada dialognya. Nggak ketinggalan, karakter pendukung seperti sahabat Dewi, Aisyah (Cynthia Ramlan), yang membawa humor segar dan bikin cerita nggak monoton.
Tapi, film ini nggak luput dari kekurangan. Beberapa subplot, seperti drama keluarga Zhongwen, terasa agak dipaksain dan kurang digali.
Pacing di tengah film juga sedikit lambat, bikin kita pengen bilang, “Ayo, buruan ke poinnya!” Tapi untungnya, klimaksnya sukses bikin emosiku meledak. Ada satu momen Dewi harus bikin keputusan besar—nggak spoiler, tapi siapin tisu, ya!
Pesan utama film ini soal harapan yang selalu punya cara buat tumbuh, bahkan di tempat yang nggak disangka-sangka. Ningxia, yang awalnya cuma destinasi buat Dewi, akhirnya jadi tempat dia menemukan dirinya sendiri. Ini relatable banget buat kita yang kadang merasa lost di hidup. Film ini ngajak kita buat percaya bahwa, meski hidup penuh plot twist, selalu ada cahaya di ujung jalan.
Buat kamu yang suka film romansa dengan bumbu budaya dan visual yang ciamik, Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia wajib ditonton. Nggak cuma bikin baper, tapi juga ngingetin kita buat nggak takut buka hati, meski pernah patah.
Chemistry Revalina dan Morgan, ditambah latar Ningxia yang stunning, bikin film ini jadi paket lengkap. Jadi, ajak temen atau gebetan, dan siap-siap dibawa ke perjalanan cinta yang nggak cuma manis, tapi juga penuh makna.
Oh ya, setelah nonton, jangan lupa diskusi sama temen soal ending-nya. Bikin penasaran dan pasti mengundang perdebatan seru! Film ini bukan cuma soal cinta yang mekar, tapi juga harapan yang bikin kita pengin terus melangkah, apa pun badai yang datang. Worth it banget, deh! Rating dari aku 8.7/10.
Baca Juga
-
Review Film Perempuan Pembawa Sial: Kisah Cinta Tragis yang Menyisakan Duka
-
Review Film A Big Bold Beautiful Journey: Kisah Cinta yang Melintasi Waktu!
-
Esensi Permainan Futsal: Adrenalin, Tawa, dan Solidaritas
-
Review Film Afterburn: Petualangan Epik di Dunia yang Rusak!
-
Review Film Jadi Tuh Barang: Komedi Kocak yang Menyentuh Hati Para Perantau
Artikel Terkait
-
3 Film Korea Beragam Genre Tayang Bulan Juli, Wajib Masuk Watchlist Kamu!
-
Salip Elio, Pembukaan Film 28 Years Later Raup Pendapatan 5,8 Juta Dolar
-
4 Fakta Film A Business Proposal, Pernah Diboikot Hingga Kini Trending Nomor 1 di Netflix
-
Review Film Materialists: Pilih Cinta atau Uang? Jawaban Jujur yang Pilu
-
Susul Henry Cavill, Russell Crowe Resmi Bergabung di Reboot Film Highlander
Ulasan
-
Es Goyang 'Iki Panggung Sandiwara', Jajanan Jadul Naik Kelas di Pasar Kangen Jogja
-
Review Film Perempuan Pembawa Sial: Kisah Cinta Tragis yang Menyisakan Duka
-
Novel Kenangan Kematian (Sparkling Cyanide), Misteri Dua Pembunuhan Beracun
-
Review Film A Big Bold Beautiful Journey: Kisah Cinta yang Melintasi Waktu!
-
Ulasan Buku Kepada yang Patah: Pulih terhadap Luka yang Ditinggalkan
Terkini
-
Pandji Pragiwaksono Sebut Pembunuh Charlie Kirk Ada di Indonesia, Kok Bisa?
-
The Power of Selebrasi: Menghidupkan Gelora Energi di Lapangan Futsal
-
Pidato Tegas Prabowo di PBB: Desak Dunia Akui Palestina, Siap Kirim Pasukan Perdamaian
-
Sumitronomics: Strategi Menkeu Purbaya untuk Genjot Pertumbuhan Ekonomi
-
PSIM Yogyakarta, Kejutan Awal Musim dan Pertanda Bakal Munculnya Kuda Hitam Kompetisi?