Kalau Sobat Yoursay pernah bertanya-tanya, "Kenapa ya orang menikah? Karena cinta atau karena stabilitas (baca: uang)?" maka Film Materialists buatan Sutradara Celine Song ini seolah-olah jadi jawaban yang panjang, puitis, dan agak menyakitkan.
Setelah sukses besar dengan Film Past Lives (2023), Celine Song kembali menghadirkan kisah cinta yang ruwet dan manusiawi, yang kali ini dikemas dalam balutan rom-com New York yang lebih tajam, lebih ‘screwball’, tapi tetap menyimpan kegetiran khasnya.
Seperti apa kisahnya? Yuk, kepoin bareng!
Sekilas tentang Film Materialists
Skripnya ditulis Celine Song dan diproduksi A24 dengan durasi ±117 menit, yang membawa Sobat Yoursay menyusuri kehidupan Lucy (Dakota Johnson), seorang matchmaker untuk kalangan elite Manhattan.
Lucy bukan tipe karakter yang percaya cinta bisa ngasih makan. Dia terang-terangan mengakui, dirinya ingin menikah demi uang. Namun tentu saja, hidup nggak pernah sesederhana itu, apalagi ketika cinta masa lalu dan kemungkinan masa depan tiba-tiba muncul di saat bersamaan.
Di satu sisi ada Harry Castillo (Pedro Pascal), pria kaya raya dengan senyum yang bisa mencairkan ruangan dan dompet yang lebih tebal dari resume para klien Lucy.
Di sisi lain ada John (Chris Evans), mantan pacar Lucy yang kini bekerja sebagai pelayan katering dan hidup pas-pasan, tapi punya chemistry yang nggak terbantahkan dengan Lucy.
Jadi bagaimana dengan akhir kisah ini? Tentu saja Sobat Yoursay harus nonton sendiri.
Impresi Selepas Nonton Film Materialists
Menurutku, Dakota Johnson benar-benar cocok memerankan Lucy. Dia terlihat effortless, seolah-olah semua gaun mewah yang dikenakannya hanyalah ‘baju dari belakang lemari’.
Kendatipun begitu, Dakota Johnson tetap memancarkan sisi rentan dan kompleks yang membuat diriku betah mengikutinya.
Chris Evans tampil luar biasa sebagai John. Ini mungkin penampilan terbaiknya di luar kostum Captain America. Membawakan karakter pria idealis yang patah, penuh cinta, tapi tahu kapan harus melepaskan.
Pedro Pascal? Well, dia jadi "dream guy" sempurna: charming, tenang, dan penuh perhatian.
Pokoknya ketiga bintang utamanya tampil prima!
Daya pikat film ini jelas terletak pada naskahnya. Seperti Film Past Lives, dialog dalam Film Materialists mengalir begitu natural. Gimana ya? Karakter-karakternya bisa mematahkan hatimu hanya dengan satu kalimat. Ya, nggak pernah terasa terlalu dibuat-buat, justru terlalu dekat dengan kenyataan.
Film ini juga didukung sinematografi indah dari Shabier Kirchner, yang menghadirkan nuansa hangat, terutama dalam adegan road trip Lucy dan John yang sangat intim dan kontemplatif. Musik latar dari Daniel Pemberton pun menyuntikkan semangat dan bobot emosional yang kuat, berpindah dari drama ringan ke berat dengan sangat mulus.
Meski mengangkat tema klise: Cinta atau uang? Film Materialists berhasil menjadikannya bahan renungan yang segar. Ada subplot yang melibatkan klien Lucy bernama Sophie (diperankan Zoë Winters) yang awalnya terasa seperti gangguan, tapi justru memperkuat lapisan emosional film ini. Klien Lucy yang ini begitu obsesif dan mewakili sisi ekstrem dari pencarian pasangan demi status sosial lho.
Akhir kata, Celine Song kembali membuktikan bahwa dirinya adalah salah satu sutradara paling tajam dan sensitif dalam perfilman kontemporer. Film Materialists mungkin nggak semelankolis Film Past Lives, tapi berhasil menyampaikan sesuatu yang sama pentingnya. Bahwa di balik semua glitter dan romansa, pilihan hidup adalah kompromi antara mimpi, realita, dan harga yang harus dibayar.
Kalau Sobat Yoursay cari tontonan yang menggigit, sekaligus bikin mikir setelah selesai, ini film yang pas buatmu. Beda lagi kalau kamu mencari tontonan penuh konflik dan aksi, film ini sama sekali nggak bisa aku rekomendasikan buatmu. Dan skor akhir jelas subjektivitas berdasarkan pengalaman nonton yang bisa jadi berbeda tergantung selera.
Skor: 4/5
Baca Juga
-
Gambaran Retaknya Sinema Kita, Film Bagus yang Nggak Selaris Horor
-
Review Film Kuncen: Teror Nggak Kasatmata dari Lereng Merbabu
-
Saat Bahasa Ngapak Nggak Lagi Jadi Bahan Tertawaan
-
Kabar Hot, Ariel Noah Didapuk Memerankan Dilan Oleh Falcon Pictures, Gila!
-
Saat Kujang Emas: Batara Jayarasa Menyulut Fantasi-Aksi Perfilman Indonesia
Artikel Terkait
-
Susul Henry Cavill, Russell Crowe Resmi Bergabung di Reboot Film Highlander
-
Review Dangerous Animals: Teror di Tengah Laut, Ketegangan Tiada Henti Sejak Menit Pertama
-
Review Echo Valley: Ada Apa dengan Baju Berdarah dan Bagasi Berisi Mayat?
-
Review Film Jalan Pulang: Teror Sosok Misterius yang Penuh Dendam
-
Rahasia Gelap 'Blood Brothers: Bara Naga Terungkap! Konspirasi dan Pengkhianatan di Balik Layar
Ulasan
-
Ulasan Novel Cold Couple: Kisah Cinta Dingin yang Menghangatkan Jiwa
-
Cerita Pahit Warung Kopi Pangku: Dilema Moral Ibu Tunggal dalam Film Pangku
-
Review Film The Girl with the Needle, Pembunuh Bayi Berkedok Adopsi
-
Bidadari Santa Monica: Ketika Warna Kehidupan Bertemu Misteri dan Cinta
-
Review Film Kuncen: Teror Nggak Kasatmata dari Lereng Merbabu
Terkini
-
ASMR: Ancaman Tersembunyi di Balik Bisikan yang Menenangkan?
-
Lawan Honduras, Timnas Indonesia U-17 Wajib Pesta Gol Demi Lolos Fase Grup?
-
Mata Lelah, Pikiran Kacau? Mungkin Kamu Butuh Digital Detox
-
Stop Panik! Ini yang Sebenarnya Terjadi Jika Minum Air Dingin Setelah Olahraga
-
4 Serum dengan Kandungan Cica & Tea Tree, Diklaim Lebih Cepat Atasi Jerawat