Kalau kalian ingin tahu cara Warren Buffett bisa jadi salah satu orang terkaya di dunia hanya dengan berinvestasi, buku The Warren Buffett Way karya Robert G. Hagstrom ini bisa membantu kalian menemukan jawabannya.
Buku ini bukan sekadar biografi atau kisah sukses semata. Lebih dari itu, Hagstrom membedah secara sistematis cara berpikir, pendekatan, hingga filosofi investasi dari sang “Oracle of Omaha”.
Buku ini dimulai dari awal mula perjalanan karir Buffett ketika masa mudanya. Buku ini juga dilengkapi dengan berbagai contoh relevan dengan masa kini meski investasi Buffett sudah dimulai sejak pertengahan abad ke-20.
Jadi, meskipun kamu baru mulai tertarik pada dunia saham atau sudah jadi investor berpengalaman, isinya tetap relatable dan membuka sudut pandang baru.
The Warren Buffett Way tidak hanya tentang angka dan strategi, melainkan pembaca juga diajak untuk memahami cara Buffett berpikir dalam mengambil keputusan investasi. Buku ini menyoroti betapa pentingnya memiliki prinsip dan kerangka berpikir yang solid, bukan hanya mengejar keuntungan cepat.
Kita juga dikenalkan pada sosok-sosok penting dalam hidup Buffett, seperti mentornya Benjamin Graham, serta partner bisnis sekaligus sahabat setianya, Charlie Munger. Hubungan-hubungan ini ternyata punya pengaruh besar dalam membentuk filosofi investasi Buffett yang dikenal hari ini, antara lain sabar, konsisten, dan fokus pada nilai jangka panjang.
Salah satu hal menarik yang bisa disimpulkan dari buku ini adalah bahwa kita mungkin tidak akan bisa menjadi Warren Buffett, dan itu bukan hal yang buruk. Tidak semua orang punya karakter, latar belakang, atau pengalaman hidup seperti Buffett. Tapi, pendekatan dan prinsip-prinsip investasi Buffett itu yang bisa kita pelajari dan diterapkan.
Bahkan, Hagstrom menyertakan situs web sebagai pelengkap buku ini agar para pembaca bisa memperdalam pemahaman mereka. Bukan hanya sekedar teori, pembaca diharapkan benar-benar bisa menerapkan dan mengembangkan investasi di dunia nyata secara sehat dan cerdas.
Membaca buku ini membuat kita menjadi lebih bijak dan waspada dalam berinvestasi. Buffett dikenal sangat hati-hati terhadap risiko, dan prinsip “jangan pernah kehilangan uang” bukan hanya slogan, itu menjadi inti dari strategi investasinya.
Melalui buku ini, kita bisa mendapatkan pelajaran bahwa analisis mendalam sebelum membeli saham sangatlah penting. Tidak hanya itu, jangan sampai kita mengambil sebuah keputusan investasi yang dipengaruhi emosi atau tren. Karena hal itu akan mempengaruhi hasil akhirnya.
Tak kalah penting, buku ini juga menawarkan pembelajaran yang lebih dari sekadar teknik investasi. Di balik berbagai studi kasus perusahaan besar yang pernah diinvestasikan oleh Buffett, kita bisa menangkap pola pikir dan sikap mental yang sangat esensial.
Kesabaran, kedisiplinan, dan kepercayaan pada analisa fundamental adalah fondasi yang terus ditekankan. Di tengah dunia keuangan yang serba cepat dan kadang penuh spekulasi, buku ini seperti pengingat untuk kembali ke prinsip dasar, pahami apa yang kamu beli, nilai perusahaan lebih penting daripada harga sahamnya, dan investasi itu maraton, bukan sprint.
Siapapun kalian entah dari kalangan mahasiswa, orang awam, ataupun profesional keuangan, buku ini sangatlah bermanfaat untuk memberikan pemahaman mendalam dan berharga. Gaya bahasa Hagstrom dalam menyampaikan kisah Buffett sangat ringan dan mudah dicerna tanpa kehilangan maknanya,
Jadi, kalau kamu ingin memahami bukan hanya “apa” yang dilakukan Warren Buffett, tapi juga “mengapa” dan “bagaimana” cara dia berpikir, buku ini adalah tempat yang tepat untuk memulai.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Novel Stranger, Kisah Emosional Anak dan Ayah dari Dunia Kriminal
-
Potret Kekerasan Ibu-Anak dalam Novel 'Bunda, Aku Nggak Suka Dipukul'
-
Novel The Prodigy: Menemukan Diri di Tengah Sistem Sekolah yang Rumit
-
The Killer Question: Ketika Kuis Pub Berubah Jadi Ajang Pembunuhan
-
"Bakat Menggonggong", Eksperimen Narasi yang Cerdas dan Penuh Nyinyiran
Artikel Terkait
-
Jangan Malu Baca Buku di Tempat Umum: Normalisasi Membaca di Ruang Publik
-
Perang Iran-Israel Picu Krisis Global: Indonesia Siap-Siap BBM Naik?
-
Startup Dianjurkan Tak Hanya Cari Cuan, Tapi Fokus Bisnis Keberlanjutan
-
Menelusuri Etos Kerja Lewat Ulasan Buku Rahasia Bisnis Orang Korea
-
Bank Dunia Ramal Ekonomi Indonesia Hanya 4,8 Persen, Lapangan Kerja Makin Sedikit
Ulasan
-
Novel 'Ketika': Belajar Menerima Kekacauan dan Kerapihan Dalam Satu Rumah
-
Ulasan Novel Cold Couple: Kisah Cinta Dingin yang Menghangatkan Jiwa
-
Cerita Pahit Warung Kopi Pangku: Dilema Moral Ibu Tunggal dalam Film Pangku
-
Review Film The Girl with the Needle, Pembunuh Bayi Berkedok Adopsi
-
Bidadari Santa Monica: Ketika Warna Kehidupan Bertemu Misteri dan Cinta
Terkini
-
Belajar Hidup Sederhana Lewat Film Keluarga Super Irit
-
Anti-Monoton! 4 Padu Padan Outfit Layering ala Kim Se Jeong yang Effortless
-
Hitung Mundur 12 November, Tasya Farasya Tunggu Babak Akhir Pernikahan
-
4 Cleansing Balm Mengandung Green Tea untuk Angkat Makeup dan Detoks Kulit
-
Nessie Judge Minta Maaf soal Junko Furuta, Netizen Jepang Ingatkan Hal Ini