Smiley Laundromat, sebuah laundromat sederhana yang berdiri di sebuah kawasan kecil bernama Yeonnam-dong. Tempat ini sebenarnya hanya tempat cuci baju biasa. Hanya terdengar suara mesin cuci berputar dan semerbak harum deterjen ketika lewat di depannya.
Namun di balik kesederhanaannya, tempat kecil ini menyimpan begitu banyak cerita mengharukan, jejak-jejak emosi dari setiap orang yang pernah singgah di sana.
Di tangan seorang pemuda pendiam, laundromat ini bukan hanya sekadar tempat mencuci pakaian. Ia menjadi ruang singgah bagi orang-orang yang lelah, terluka, atau sekadar ingin rehat sejenak dari dunia.
Bukan hanya pakaian kotor saja yang dibawa, tapi juga beban hati yang selama ini dipikul.
Sinopsis Novel Yeonnam-dong's Smiley Laundromat
Pak Jang, seorang kakek yang ingin menghilangkan bau tidak sedap di selimut anjingnya, datang ke sebuah tempat cucian. Kemudian ia menemukan buku kecil bersampul hijau. Tak disangka, isinya adalah potongan-potongan curahan hati dari para pelanggan laundromart.
Seiring cerita, satu per satu tokoh lain mulai muncul dengan membawa kisahnya masing-masing.
Dari seorang pemuda yang bergulat dengan rasa bersalah, seorang perempuan yang lelah menghadapi ekspektasi orang lain, hingga seseorang yang tengah berusaha berdamai dengan kehilangan.
Perlahan namun pasti, potongan-potongan cerita dalam buku ini saling merangkai, membentuk sebuah kisah utuh yang terasa dekat dan menyentuh.
Terlebih lagi, banyak fragmen dalam ceritanya yang seolah memantul dari realita—begitu akrab dengan pengalaman hidup kita sehari-hari.
Ulasan Novel Yeonnam-dong's Smiley Laundromat
Tanpa perlu alur yang dramatis atau konflik besar, Kim Jiyun mengajak pembaca menikmati potongan-potongan hidup yang penuh kehangatan, luka, dan pelajaran kecil tentang manusia.
Meskipun hanya terdiri dari lima cerita pendek, setiap kisah dalam buku ini terasa saling terhubung. Setiap bab memiliki kisah yang berbeda sesuai tokohnya.
Ada keindahan tersendiri dalam mengikuti bagaimana sebuah laundromat kecil, tempat yang sederhana dan nyaris tak terpikirkan, menjadi simpul pertemuan bagi jiwa-jiwa yang tengah mencari makna kebahagiaan dalam hidup mereka.
Kim Jiyun tak lupa memasukkan pesan-pesan indah yang menggambarkan kehidupanm banyak orang.
Mulai dari beban utang yang menyesakkan, kehilangan sosok tercinta, kesepian di masa tua yang diisi dengan kehadiran hewan peliharaan, hingga luka-luka batin yang tak terlihat, semuanya dituturkan dengan empati yang jernih dan penuh rasa.
Semua masalah tersebut terbungkus menjadi sebuah buku dengan bahasa yang lembut dan penuh empati.
Belakangan ini, memang banyak novel, khususnya dari Korea, mengangkat tema-tema sejenis. Relasi keluarga yang renggang, tokoh-tokoh yang terluka namun perlahan sembuh lewat kehangatan orang lain, dan nuansa sunyi yang menenangkan.
Maka tak heran jika membaca buku ini terasa seperti menjelajahi ruang yang sudah pernah dikunjungi sebelumnya, tetap menyenangkan, tapi tidak terlalu mengejutkan.
Mungkin ceritanya berbeda, tapi pengalaman membaca yang dirasakan akan terasa hampir sama.
Meski begitu, Yeonnam-dong’s Smiley Laundromat tetap punya pesona yang kuat.
Keindahan buku ini justru lahir dari kesederhanaannya, dari caranya menyentuh hati dan mengingatkan kita bahwa dalam hal-hal kecil yang kerap terlewat, kita bisa menemukan ruang untuk pulih. Tempat di mana hati yang robek perlahan dijahit kembali dengan tenang.
Ketika sedang bersantai, kamu bisa mengambil buku ini sambil membacanya di kamar di waktu sore hari.
Ceritanya yang hangat bisa menenangkan hati pembacanya. Saat membacanya, kamu akan larut dalam tiap kisah yang dibawa oleh pelanggan, seolah turut merasakan beban dan luka yang mereka titipkan lewat cucian yang diam-diam menyimpan cerita.
Untuk kalian pencinta novel Korea yang menenangkan, buku ini bisa kalian baca di waktu senggang.
Baca Juga
-
Novel Stranger, Kisah Emosional Anak dan Ayah dari Dunia Kriminal
-
Potret Kekerasan Ibu-Anak dalam Novel 'Bunda, Aku Nggak Suka Dipukul'
-
Novel The Prodigy: Menemukan Diri di Tengah Sistem Sekolah yang Rumit
-
The Killer Question: Ketika Kuis Pub Berubah Jadi Ajang Pembunuhan
-
"Bakat Menggonggong", Eksperimen Narasi yang Cerdas dan Penuh Nyinyiran
Artikel Terkait
-
Memahami Anoreksia Nervosa Lewat Buku Surat-Surat yang Tak Pernah Dikirim
-
Makna Quality Time di Lagu SEVENTEEN BSS ft Peder Elias '7PM'
-
Menelisik Kegundahan Wanita Paruh Baya di Novel 'Umur 40, Kok Gini Amat?'
-
6 Kunci 'Misteri Pembunuhan Ruang Tertutup' Diplomat Arya Daru Pangayunan
-
La La Love Me oleh VIVIZ: Proses Jatuh Cinta yang Menggetarkan Hati
Ulasan
-
Menguliti Dilema Moral di Balik Series I Love You My Teacher
-
Review Film Wicked - For Good: Manis Kendatipun Kurang Magis
-
Drama Dunia Gaib yang Menguak Kenyataan Pahit dalam Novel Karya Titah AW
-
Ulasan Film Emergency Declaration: Teror di Langit dan Pertaruhan Nurani
-
Review Film Pesugihan Sate Gagak: Serunya Nonton Trio Kocak, Gokil Banget!
Terkini
-
The Let Them Theory: Self-Healing untuk Kamu yang Sering Overthinking!
-
Luna Maya Siapkan Nama Anak Bertema Alam, Ungkap Rencana Hamil Tahun Depan!
-
Kulit Sensitif dan Berjerawat? 4 Phycisal Sunscreen SPF 30 Anti-Whitecast
-
6 Jenis Makanan Terbaik untuk Mencegah Tulang Rapuh di Masa Depan
-
Inara Rusli Terseret Isu Orang Ketiga, Reaksi Mantan Mertua Jadi Sorotan