Hikmawan Firdaus | Yayang Nanda Budiman
Tangkapan layar The Soleh Solihun Interview: Ari Lasso (Youtube.com)
Yayang Nanda Budiman

Kalau ngomongin dunia musik Indonesia, pasti banyak yang punya jagoan masing-masing. Ada yang gandrung sama review di forum-forum, ada juga yang suka baca kritik musik di media besar. Tapi ada satu nama yang hampir selalu bikin orang angguk-angguk, senyum-senyum, bahkan ikut nimbrung diskusi. Dia adalah Soleh Solihun.

Mantan jurnalis, komika, sekaligus content creator ini punya gaya khas yang bikin ulasan musiknya relatable buat siapa saja. Entah kamu anak indie yang nongkrong di gig kecil atau penikmat pop chart yang akrab dengan playlist viral di Spotify, komentar Soleh sering bikin kita merasa, “Wah, ini yang gue pikirin juga, tapi nggak bisa ngungkapin sejelas itu.”

Pertama, gaya bahasanya blak-blakan tapi tetap nyambung.

Soleh nggak pernah terlihat berusaha jaim atau menulis dengan istilah ribet ala akademisi. Dia ngomong kayak temen nongkrong. Mau bahas band besar atau band yang baru rilis single pertama, dia punya kemampuan bikin ulasannya enak dicerna. Kadang ada humor receh, kadang ada sindiran tajam, tapi semuanya keluar natural. Itulah yang bikin orang betah karena rasanya kayak lagi ngobrol bareng senior tongkrongan yang emang paham musik.

Kedua, pengalaman panjang di dunia musik.

Soleh bukan orang baru. Dari era majalah Rolling Stone Indonesia, sampai sekarang aktif di YouTube dan media sosial, dia udah ngalamin langsung naik turunnya industri musik. Wawasan itu bikin ulasannya punya bobot. Dia tahu konteks sejarah, tahu dinamika label rekaman, tahu juga gimana band-band indie bisa tiba-tiba mendominasi skena. Jadi kalau Soleh ngomong, bukan sekadar komentar iseng, tapi analisis yang didukung pengalaman panjang.

Ketiga, dia jujur dan nggak mudah terbawa hype.

Ini yang bikin Soleh beda dari banyak reviewer musik lain. Di era sekarang gampang banget tergoda ikut-ikutan, apalagi kalau ada lagu viral di TikTok. Tapi Soleh berani bilang kalau menurutnya lagu itu biasa saja meskipun semua orang lagi heboh. Sebaliknya, kalau ada rilisan underrated yang menurut dia bagus, dia bakal angkat biar lebih banyak orang tahu. Kejujuran semacam ini yang bikin penonton percaya. Bahkan kalau kamu nggak setuju sama dia, tetap aja ada rasa hormat karena opininya terasa tulus.

Keempat, Soleh ngerti cara menjembatani generasi.

Beda banget kalau kita lihat reviewer lain yang kadang terlalu senior minded atau terlalu Gen Z banget. Soleh punya posisi unik. Dia generasi 90-an yang tumbuh dengan kaset, CD, dan gig band kampus, tapi juga nggak ketinggalan sama tren digital hari ini. Hasilnya, dia bisa ngomong soal nostalgia band lawas kayak Slank atau Dewa, tapi juga nyambung kalau bahas The Jansen, Nadin Amizah, atau lagu-lagu viral di YouTube. Ini bikin audiens lintas usia bisa merasa dekat.

Kelima, ada kehangatan personal.

Soleh selalu tampil apa adanya. Dengan logat khas Sunda, candaan spontan, dan mimik wajah polos, dia berhasil menghadirkan vibe akrab. Banyak yang bilang, nonton ulasan Soleh itu kayak lagi nongkrong di warung kopi, ditemenin obrolan ngalor-ngidul yang ternyata penuh insight. Kehangatan ini bikin orang-orang merasa diterima, bukan digurui.

Kesimpulan

Pada akhirnya, rahasia kenapa semua orang hampir selalu suka sama ulasan musik Soleh Solihun terletak pada kombinasi unik. Pengalaman panjang, kejujuran, gaya bahasa yang blak-blakan, plus kehangatan personal bikin orang betah. Dia bukan sekadar reviewer, tapi juga semacam teman perjalanan dalam mendengarkan musik.

Di era ketika musik jadi sangat cepat viral dan cepat pula dilupakan, suara Soleh penting karena memberi semacam peta jalan. Dia mengingatkan kalau musik bukan cuma soal trending, tapi juga soal cerita, makna, dan kenangan. Kadang kita nggak sadar, lagu yang menurut kita biasa saja ternyata punya sejarah panjang di baliknya, dan Soleh bisa mengulik itu dengan cara yang asik.

Mungkin itu sebabnya ulasan Soleh selalu punya daya tarik lintas generasi. Anak sekolah bisa relate, orang kantoran bisa nyambung, bahkan musisi yang diulas pun sering mengakui ketepatan pengamatannya. Ulasan musik Soleh bukan hanya hiburan, tapi juga jadi arsip kecil perjalanan musik Indonesia yang terus bergerak.

Kalau dipikir-pikir, Soleh Solihun ini seperti jembatan antara musik dan pendengarnya. Ia membuat kita paham, tertawa, sekaligus merasa punya bagian dalam cerita musik yang sedang dibicarakan. Dan mungkin itu jawaban paling sederhana kenapa semua orang hampir selalu suka mendengar ulasan musik darinya. Karena Soleh bikin musik terasa lebih hidup, lebih dekat, dan lebih manusiawi.