Franchise Detective Conan (atau Case Closed di beberapa negara) telah menjadi fenomena budaya sejak manga karya Gosho Aoyama diluncurkan pada 1994.
Dengan lebih dari 1.100 episode anime dan 28 film layar lebar, seri ini tak pernah kehabisan ide untuk menyajikan misteri rumit, aksi menegangkan, dan sentuhan emosional yang membuat penontonnya dari anak-anak hingga dewasa kembali lagi.
Film ke-28, Detective Conan The Movie: One-Eyed Flashback (Meitantei Conan: Sekigan no Furasshubakku), adalah bukti bahwa formula ini masih relevan, meski kali ini lebih fokus pada karakter pendukung daripada protagonis utama.
Disutradarai oleh Katsuya Shigehara dalam debut fiturnya, dengan naskah dari Takeharu Sakurai (penulis film Detective Conan sebelumnya seperti Black Iron Submarine), film ini dirilis di Jepang pada 18 April 2025.
Sebagai penggemar berat seri ini, aku harus bilang: ini bukan film terbaik dalam franchise, tapi pasti salah satu yang paling berkesan secara emosional.
Cerita dimulai dengan kilas balik tragis sepuluh bulan lalu di pegunungan Yatsugatake, Nagano. Inspektur polisi Kansuke Yamato (disebut "Yamato" oleh rekan-rekannya) sedang mengejar tersangka perampokan toko senjata delapan tahun silam, Mikuriya Sadakuni, yang kabur saat pembebasan bersyarat.
Dalam kejaran itu, Yamato ditembak di dekat mata kirinya, lalu terseret longsor salju yang mematikan. Ia selamat, tapi kehilangan penglihatan di satu mata dan ingatannya tentang insiden itu. Kembali ke masa kini, Yamato dan rekannya, Detektif Yui Uehara, menyelidiki pencurian di Observatorium Radio Nobeyama.
Sementara itu, di Tokyo, Kogoro Mouri detektif ceroboh yang sering dijadikan "pahlawan" oleh Conan menerima panggilan dari teman lamanya di Metropolitan Police Department (MPD), dijuluki "Wani".
Wani sedang menginvestigasi longsor itu dan menyebut nama Kogoro ada di laporan lama. Saat bertemu di Taman Hibiya, tembakan misterius mengakhiri nyawa Wani di depan Kogoro dan Conan.
Dari sinilah benang merah terurai: misteri ini menghubungkan masa lalu Kogoro dengan tragedi Yamato, melibatkan Trio Detektif Nagano (Yamato, Yui, dan Hyougo Morofushi) serta elemen romansa tersembunyi yang membuat Yui bereaksi berlebihan atas kehilangan rekannya.
Plot film ini adalah perpaduan sempurna antara misteri whodunit klasik ala Agatha Christie dan thriller aksi ala James Bond. Aku seakan dibawa ke lapisan demi lapisan rahasia: siapa penembak Wani?
Bagaimana Kogoro terlibat dalam kasus lamanya? Dan apa hubungannya dengan Takashi Otomo, yang ternyata Takashi Washizu tersangka kabur yang menyebabkan kematian Maki, rekan Yamato.
Twist klimaks di Observatorium Nobeyama mengungkap pelaku penembakan Yamato sebagai Detektif Hayashi, dengan motif yang melibatkan pengkhianatan dan dendam pribadi.
Conan, seperti biasa, menggunakan gadget canggihnya seperti skateboard super dan kacamata pelacak untuk menyusun bukti.
Hal yang menarik, film ini memberikan sorotan besar pada Kogoro, yang biasanya hanya jadi komedi relief. Di sini, ia berevolusi menjadi detektif serius, mengungkap masa lalunya yang tragis dan janji tak terpenuhi dengan Wani.
Elemen flashback "satu mata" menjadi metafor kuat untuk ingatan yang hilang, membuat ceritanya lebih dari sekadar pembunuhan melainkan tentang penyesalan dan penebusan.
Review Film Detective Conan The Movie: One-Eyed Flashback
Secara visual, One-Eyed Flashback memukau. Animasi 2D dicampur 3D dengan mulus, terutama di adegan salju pegunungan yang dramatis. Puncaknya adalah kejaran salju di akhir, di mana Conan berseluncur di atas potongan es seperti snowboarder profesional. adegan ini terlalu keren untuk dilewatkan.
Suara latar oleh Yugo Kanno (komposer The Million-Dollar Pentagram) membangun ketegangan dengan irama orkestra yang intens, sementara pengisi suara seperti Minami Takayama (Conan) dan Akira Kamiya (Kogoro) memberikan nuansa emosional yang dalam.
Akan tetapi, ada kekurangan: pacing-nyq kadang lambat di bagian tengah, saat membangun backstory Trio Nagano, dan motif pelaku terasa kurang orisinal mirip twist "orang yang tak terduga" di film sebelumnya.
Buat kamu yang baru nonton, film ini ramah karena opening sequence menjelaskan premis seri, tapi bagi fans hardcore, ini seperti reuni keluarga: Haibara juga muncul dengan momen manis, menghormati almarhum pengisi suara Jodie Starling, Miyuki Ichijo, yang meninggal tahun 2023 lalu.
Bagi penonton Indonesia, kabar baiknya adalah film ini akan tayang resmi di bioskop mulai 17 September 2025, didistribusikan oleh ODEX dan CGV Indonesia.
Jadi, siap-siap antre tiket di XXI, CGV, atau Cinepolis ya. Dengan antusiasme fans lokal yang selalu membanjiri media sosial. Jika kamu penggemar misteri anime, jangan lewatkan ini seperti janji tak terpenuhi yang akhirnya terbayar. Rating dari aku 8.5/10.
Baca Juga
-
Review Film Troll 2: Sekuel Monster Norwegia yang Epik!
-
Review Film Avatar: Fire and Ash, Spektakel Visual Apik di Pandora
-
Review Film The Carpenter's Son: Reinterpretasi Kitab Injil yang Apokrif
-
Review Film Wicked: For Good, Penutup Epik yang Bikin Hati Meleleh
-
Review Film Lupa Daratan: Cerminan Gelap Dunia Artis di Indonesia
Artikel Terkait
-
11 Tahun Berjalan, Light Novel Tensura akan Segera Tamat di Volume 23
-
Review Film Perempuan Pembawa Sial: Kisah Cinta Tragis yang Menyisakan Duka
-
Review Film A Big Bold Beautiful Journey: Kisah Cinta yang Melintasi Waktu!
-
Rilis PV, Anime To Your Eternity Season 3 Tampilkan Kehidupan Sekolah Fushi
-
Adaptasi Webtoon HYBE, Anime Dark Moon:The Blood Altar Tayang Awal 2026
Ulasan
-
Sinopsis dan Jadwal Tayang Kuyank, Horor Emosional dari Semesta Saranjana
-
Buku Kita dan Mereka, Menelusuri Akar Luka di Balik Identitas Manusia
-
1,9 Juta Penonton dalam Seminggu: Avatar: Fire and Ash Masih Punya Taring di Bioskop Indonesia
-
Ulasan Buku This is How You Heal, Kumpulan Esai untuk Pulih dari Kesedihan
-
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati: Bacaan Wajib untuk Kamu yang Lelah dengan Hidup
Terkini
-
Lebih dari Sekadar Drama: Bahaya Toxic Relationship bagi Remaja
-
4 Micellar Water Madecassoside Berikan Efek Calming pada Kulit Kemerahan
-
4 Serum Kombinasi Licorice dan Allantoin, Rahasia Kulit Cerah dan Kenyal
-
Mix and Match Andalan Kazuha LE SSERAFIM: 4 Ide Outfit dari Kasual ke Formal
-
Siap Rilis Januari 2026, Sinopsis 28 Years Later: The Bone Temple