Ada kalanya film horor nggak cuma ingin menakut-nakuti, tapi juga ingin penonton instrospeksi alias sadar diri. Ups.
Film Jembatan Shiratal Mustaqim buatan Sutradara Bounty Umbara di bawah naungan Dee Company, termasuk jenis yang kedua itu. Film ini ibarat rilis dengan embel-embel ‘adegan siksa sadis’ yang begitu menyeramkan, tapi di baliknya, terselip sindiran sosial lho. Misalnya, terkait keserakahan manusia, terutama korupsi.
Film ini menghadirkan deretan bintang mentereng di antaranya: Agus Kuncoro, Imelda Therinne, Raihan Khan, Mike Lucock, dan banyak lagi bintang pendukungnya.
Kisahnya Relevan dengan Peristiwa Nyata yang Terjadi
Seberapa relevan sih? Jadi begini, dikisahkan Arya (Raihan Khan), pemuda yang hidupnya mendadak berubah setelah kecelakaan mobil. Sejak itu, dia terus diganggu bayangan dan peristiwa supranatural yang membuatnya nyaris kehilangan kewarasan.
Lama-kelamaan, teror itu ternyata punya hubungan dengan masa lalu kelam ayahnya, si pejabat yang pernah terseret kasus penyelewengan dana bantuan korban tsunami. Bersama sang ibu (Imelda Therinne), Arya mulai menyusuri kebenaran yang terkubur. Yakni dosa besar yang menjerat keluarganya dan azab yang kini menuntut balasan.
Menarik Ya? Lebih Menarik Lagi Terkait Pesan Moralnya tapi ….
Yup, lewat cerita tentang generasi yang mewarisi beban dosa orang tuanya. Film ini pun menyoroti bagaimana kejahatan bisa menurun tanpa sadar, dan bagaimana rasa bersalah bisa menghantui seseorang bahkan setelah pelaku aslinya tiada.
Secara tematik, Bounty Umbara mencoba langkah berani. Jadi tuh, dia menggabungkan horor, drama keluarga, religi, dan dosa sosial dalam satu bingkai. Ambisinya besar banget lho, tapi hasil akhirnya terasa nggak mulus.
Saat film fokus pada sisi penyelidikan dan reaksi keluarga, suasananya jadi intens dan menyentuh. Namun, ketika elemen horor mulai mengambil alih, cerita sering kehilangan fokus. Transisinya terasa agak tersendat, apalagi dengan kehadiran beberapa adegan kilas balik yang cukup panjang dan dialog yang terlalu gamblang dalam menjelaskan pesan moralnya.
Namun, efek visual dalam hal ini CGI, yang digunakan menggambarkan adegan dan azab, kadang tampak kasar, kurang halus gitu. Beberapa adegan api, jembatan, atau bayangan makhluk gaib terasa lebih teatrikal daripada realistis. Di titik itu, film ini sempat kehilangan imersi yang mestinya bisa bikin penonton benar-benar larut dalam kengerian spiritual yang ditawarkan.
Namun di luar itu, Film Jembatan Shiratal Mustaqim tetap punya keberanian yang patut diapresiasi. Yup, film ini nggak takut menyindir dosa yang paling nyata di negeri ini, korupsi, dan menjadikannya bahan horor.
Di tengah industri film yang lebih sering mengeksploitasi hantu, pesugihan, atau balas dendam arwah, Bounty Umbara menggarap ‘horor moral’ yang berbicara langsung pada nurani penonton. Pesan yang diusungnya sederhana tapi menampar banget. Kejahatan manusia nggak pernah benar-benar berakhir, karena setiap rupiah kotor akan menuntun satu jiwa jatuh di jembatan antara dunia dan neraka.
Film ini mungkin bukan tontonan horor yang wow atau subtil. Lebih terasa seperti dongeng moral yang keras dan penuh simbolisme dengan gaya yang terkadang menyerempet sinetron azab yang dikemas dengan produksi lebih serius.
Terlepas dari itu, Film Jembatan Shiratal Mustaqim bicara tanpa tedeng aling-aling, memanfaatkan horor sebagai medium untuk mengingatkan bahwa di dunia yang dipenuhi koruptor, keadilan sejati barangkali baru dimulai setelah napas terakhir manusia.
Bagi Sobat Yoursay yang mencari film dengan pesan moral kuat dan nuansa spiritual pekat, film ini bisa jadi pilihan menarik. Sayangnya, kalau kamu lebih suka horor yang halus dengan misteri tersirat, film ini mungkin terasa terlalu blak-blakan.
Bagaimanapun, Film Jembatan Shiratal Mustaqim tetap meninggalkan kesan penting, yakni bahwa setiap jembatan yang kita lewati dalam hidup, baik itu kekuasaan, harta, atau dosa, suatu saat akan membawa kita pada satu ujung yang pasti, yaitu pertanggungjawaban.
Film Jembatan Shiratal Mustaqim sudah tayang sejak 9 Oktober 2025. Selamat nonton, ya!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Daya Pikat Film Good Boy, Melihat Setan dari Mata Seekor Anjing
-
Review Film Ballad of a Small Player: Visual Ciamik tapi Kesan Akhir Kosong
-
Saat Lyto Pictures Menyuguhkan Luka Melalui Film Sampai Titik Terakhirmu
-
A24 Hadirkan Rom-Com Afterlife Paling Menyentuh Lewat Film Eternity
-
Menariknya Film Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung, Sekuel yang Berani Ganti Sudut Pandang
Artikel Terkait
-
Netflix Keluarin 11 Film Indonesia Baru: dari yang Sensual Sampai yang Bikin Merinding
-
Film Jumbo Go International, Dari 17 Kini Siap Tayang di 40 Negara
-
Alfie Alfandy Tinggalkan Peran Ustaz Alim, Coba Karakter Baru di Film Sampai Titik Terakhirmu
-
Trailer Abadi Nan Jaya Hadirkan Teror Zombie di Desa, Tayang Segera di Netflix
-
Live-Action Tangled Resmi Digarap, Scarlett Johansson Jadi Kandidat Pemeran Gothel
Ulasan
-
Membaca Drama 'Genie, Make a Wish' Lewat Lensa Pengasuhan Kolektif
-
Review Film Ballad of a Small Player: Visual Ciamik tapi Kesan Akhir Kosong
-
The Principles Of Power: Rahasia Memanipulasi Orang Lain di Segala Situasi
-
Review Film Dongji Rescue: Kisah Heroisme Lautan yang Menggetarkan
-
Les Temptes de la Vie: Ketika Musik, Paris, dan Badai Hidup Menyatu
Terkini
-
Sinopsis Light of Dawn, Drama China yang Dibintangi Zhang Ruo Yun
-
Bunda Maia Beri Pesan Hidup pada Marshanda dan Maria Theodore: Pengalaman?
-
Gagal Redam Lawan, Bukti Skema Dua Bek Tengah Tak Cocok di Timnas Indonesia
-
4 Toner Lokal Calendula, Penyelamat Atasi Kulit Meradang dan Iritasi Ringan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin