Aurel Hermansyah sangat geram dan meradang ketika anak pertama, Ameena, yang kala itu dikandungnya disebut sebagai anak haram.
Atta Halilintar juga begitu marah ketika mengetahui hal tersebut. Keduanya lantas menegaskan akan mengambil tindakan lebih lanjut kepada para penyebar kebencian.
Mereka merasa emosi lantaran orang tersebut menyasar Ameena sebagai sasaran ujaran kebencian.
Atta Halilintar sendiri sebnarnta mengaku tak keberatan jika dirinya sebagai sasaran kebencian, namun ia tak akan tinggal diam apabila hal tersebut ditujukan kepada Aurel dam Ameena.
"Kalau gue sih nggak mau sampai istri dan anak gue yang kena (ujaran kebencian)," kata Atta Halilintar dikutip dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Minggu (14/05/2023).
Aurel Hermansyah membeberkan sejumlah ujaran kebencian ketika hamil Ameena. Kala itu, Ameena disebut sebagai anak haram (hamil di luar nikah) dan bahkan sampai disumpahi menderita autis.
Oleh sebab itu, Aurel secara tegas akan mengambil tindakan lebih lanjut karena tak terima anaknya yang disasar.
"Aku gak terima, pokoknya kalau berhubungan dengan anak, aku pasti gak bisa, pokoknya aku harus ambil tidak lanjut," ujar Aurel dengan tegas.
"Waktu itu, aku lagi hamil lima bulan, ada orang yang nyumpahin semoga anaknya jadi anak autis. Terus dibilang anak haram. Sedangkan kita nikah terus beberapa bulan baru hamil," sambungnya.
Di sisi lain, Atta Halilintar menyampaikan bahwa Aurel Hermansyah sendiri tengah menstruasi ketika malam pertama pernikahan mereka.
Sehingga, Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah kala itu pun belum dapat melakukan hubungan suami istri di malam pertama mereka.
"Padahal pas nikah istriku lagi dapet, jadi gimana caranya (Aurel hamil anak haram), yang gitu-gitu, aku jadi sensi," ungkap Atta Halilintar.
Aurel lantas membongkar pelaku yang memberikan ujaran kebencian kepada Ameena sebagai anak haram ternyata adalah seorang guru Bahasa Arab di sekolah pesantren.
Si pelaku mengklaim dirinya hanya iseng ketika melontarkan kebencian tersebut. Akan tetapi, pengakuan itu membuat Denny Sumargo sebagai pengamat tak percaya akan motif kebencian yang begitu dangkal.