Tim Konten OTT Disney Korea Dibubarkan, Drakor Rilisan 2024 Terancam Batal?

Hernawan | Dini Sukmaningtyas
Tim Konten OTT Disney Korea Dibubarkan, Drakor Rilisan 2024 Terancam Batal?
Platform OTT Disney+ (KBIZoom)

Para pecinta drama Korea sepertinya harus merasakan kekecewaan. Pasalnya, tim konten OTT Disney Korea telah dibubarkan dan semua anggota yang terlibat dalam produksi konten original keluar dari perusahaan. Akibatnya, nasib Disney+ Korea kini tidak jelas. Beberapa drama Korea yang termasuk konten original Disney+ pun dikabarkan berisiko dibatalkan.

Hal tersebut terjadi karena langkah pengurangan tenaga kerja global yang diterapkan oleh Walt Disney, yang juga memengaruhi divisi bisnis domestik Disney Plus di Korea.

Melansir dari KBIZoom (17/6/2023), 15 anggota tim konten OTT Disney Korea yang bertanggung jawab memproduksi konten orisinal untuk Disney Plus, telah keluar dari perusahaan. Ada juga rumor di industri bahwa produksi konten asli dalam negeri untuk Disney Plus telah dihentikan sementara.

Salah satu sumber mengatakan bahwa setelah Disney mengumumkan semua konten orisinal yang akan dirilis tahun ini, langkah selanjutnya masih belum dapat dipastikan. Artinya, serial Disney Plus setelah 2023 mungkin dibatalkan, namun serial yang tayang pada 2023 masih aman.

Daftar drama Korea yang tayang pada tahun ini yaitu Shadow Detective 2, The First Responders 2, Moving, Revenant, The Worst Evil, dan Vigilante. Sementara itu, drama yang seharusnya tayang pada tahun 2024 yaitu A Shop For Killers dan Soundtrack#2.

Pembubaran tim konten tersebut diduga sebagai akibat dari Disney+ yang tidak mencapai kesuksesan penting di pasar Korea.

Pada Mei tahun ini, Disney+ memiliki jumlah pengguna aktif bulanan sebanyak 1.797.157 di Korea, yang hanya sekitar setengah dari jumlah pengguna dari platform OTT domestik seperti TVING (5,15 juta), Coupang Play (4,31 juta), dan Wavve (3,92 juta) selama periode yang sama.

Disney telah menginvestasikan sejumlah besar dana dalam konten original Korea. Drama "Casino" memiliki biaya produksi 20 miliar won (sekitar Rp234 juta), dan drama "Moving" memiliki biaya produksi 50 miliar won (sekitar Rp585 juta). Namun, Disney+ belum memberikan hasil yang memuaskan sebanding dengan investasi yang dilakukan.

Sebelumnya, CEO Disney Bob Iger mengumumkan rencana untuk mengurangi tenaga kerja secara global, terutama dengan merampingkan divisi bisnis yang berkinerja buruk. Faktanya, Disney telah memberhentikan 7.000 karyawan secara global sejak Februari tahun ini.

Tak hanya itu, mereka juga menutup saluran TV yang beroperasi di pasar Korea, Hong Kong, Taiwan, dan Asia Tenggara. Selain itu, Pixar, studio animasi Disney, memberhentikan 75 karyawan, termasuk sutradara dan produser, karena kegagalan box office film "Lightyear".

Sementara itu, pihak Disney Korea menjawab bahwa sulit untuk mengonfirmasi secara detail terkait hal tersebut karena merupakan masalah pribadi.

Bagaimana menurutmu?

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak