Sineas Thailand sejak dulu dikenal dengan karya-karyanya yang berkualitas. Film dan drama garapan Sineas Thailand tidak hanya menonjolkan kualitas akting aktor dan aktrisnya, tapi juga alur cerita yang begitu diperhitungkan sehingga menjadi tontonan yang sarat akan makna dan pelajaran kehidupan.
Salah satu film beralur cerita sederhana namun sarat akan makna yakni film Happy Old Year, sebuah mahakarya yang miliki hasil produksi yang berkualitas. Film ini tampil begitu menarik yang bila kamu selesai menyaksikannya, sangat mungkin bagi kamu untuk menarik kesimpulan kalau film ini telah dipersiapkan dengan begitu matang.
Pasalnya, kematangan konsep dari film ini salah satunya dapat terlihat dari pemilihan kostum yang konsisten, minimalis namun elegan. Singkatnya, nampak serasi betul dengan tema cerita yang diusungnya.
Soal kualitas akting para pelakonnya pun tak perlu diragukan, sebab hanya dengan premis cerita yang sesederhana itu, gesture dan dialognya yang tak begitu heboh, pesan moral serta emosi dari para tokoh, cukup sukses mengena ke sanubari penontonnya.
Lantas seperti apa gerangan alur cerita Happy Old Year? Berikut sinopsisnya!
Film yang disutradarai dan ditulis oleh Nawapol Thamrongrattanarit ini miliki kisah sederhana namun cukup hebat menggugah nurani penontonnya. Pasalnya film ini apik menyadarkan penontonnya bahwa barang bukan hanya benda semata namun berkaitan erat dengan memori pemiliknya.
BACA JUGA: Park Bo Gum Rayakan 12 Tahun Debut, Momen Haru dengan Taeyang Jadi Sorotan
Kisahnya bermula ketika Jean yang kembali dari Swedia, berniat membangun usahanya di Thailand. Untuk memangkas modal, Jean meminta dan menyakinkan keluarganya untuk bersedia memberikan sebagian ruang di rumah mereka untuk dijadikan kantor oleh Jean.
Setelah berunding panjang, akhirnya Jean dapatkan restu untuk memulai pekerjaan. Rencananya, sebelum sampai tempo yang ditentukan, Jean ingin merenovasi rumah dan merombak total konsep tempat tinggal mereka.
Langkah pertama yang mesti Jean lakukan yakni mengosongkan rumah. Ia perlu menyortir segala barang yang tak berguna ataupun yang tak senada dengan konsep minimalis yang hendak diusungnya.
Namun, ternyata eksekusi tidaklah semudah berencana. Jean sandar baik ibu, kakak, maupun dirinya begitu terikat dengan rumah, juga dengan segala macam benda yang telah menemani mereka di setiap fase kehidupan. Dan itulah satu kendala yang sukar untuk Jean taklukkan.
Di fase sortir-menyortir ini pula, Jean mendapatkan banyak gejolak di kehidupannya. Sebab membuang barang sama dengan memasukkan memori kita ke lubang hitam dan membiarkannya bias dan melenyap.
Yang lebih sentimental adalah benda yang dihadiahkan, membuangnya tak hanya melenyapkan memori si pemilik namun juga harapan, cinta, ataupun rasa kasih sayang dari si pemberi. Begitulah kiranya sekilas cerita dari film Happy Old Year. Selamat menyaksikan!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS