Rabu (29 Mei 2024), menjadi hari paling meresahkan untuk penggemar NCT di Indonesia yang dikenal dengan sebutan NCTzen atau Sijeuni. Perasaan kecewa itu merebak ketika penggemar mendapatkan pengumuman tak terduga dari pihak SM Entertainment, manajemen grup NCT, terkait kolaborasi yang dilakukan oleh artis-artis mereka dengan Starbucks, yang disinyalir menjadi pendukung bagi gerakan yang merugikan, yaitu genosida yang dilakukan Israel oleh Palestina.
Dalam suasana tegang yang dipicu oleh berita tentang serangan terbaru di Kota Rafah hingga menewaskan jutaan nyawa warga tidak bersalah, penggemar Indonesia merasa terguncang dengan sikap bungkam pihak SM Entertainment yang dianggap terlalu santai dalam merespons keadaan yang terjadi.
Padahal dalam kondisi ini, di mana dunia Internasional bersuara keras mengecam tindakan kekerasan yang terjadi di Timur Tengah, membuat NCTzen merasa bahwa keterlibatan NCT dalam kolaborasi semacam itu adalah sebuah tindakan yang tidak pantas.
Penggemar NCT Indonesia menolak keras kolaborasi antara NCT dengan Starbucks dan membuat upaya dengan menyuarakan ketidaksetujuan mereka dengan menerbitkan hastag #SM_BOYCOTT_GENOCIDE dan #SM__ di platform X sebagai pesan protes yang mereka layangkan pada pihak SM Entertainment. Salah satu pihak fanbase NCT Dream Project Indonesia bersuara menggunakan bahasa Korea, seperti:
" . " @SMTOWNGLOBAL @SMTOWN_Idn @NCTsmtown #SM__
Terjemahani: "Kami tidak bisa berdiam diri dan mendukung kolaborasi apa pun antara artis Anda, termasuk NCT, dengan perusahaan yang mendanai genosida Palestina. Kami berharap kerja sama dengan perusahaan yang terkena boikot dibatalkan."
Tindakan ini digaungkan sebagai bentuk ekspresi kemanusiaan yang mendalam terhadap korban Genocide di Palestina dan berhasil mendapatkan dukungan besar dari komunitas penggemar. Hingga saat ini, jumlah suara yang terkumpul mencapai lebih dari 573.000, hal ini menunjukkan seberapa besar dampak yang bisa dicapai ketika suara bersatu dalam sebuah gerakan yang bertujuan baik.
Namun, protes NCTzen tidak hanya berhenti di situ. Mereka juga mengajak sesama penggemar untuk mengambil tindakan nyata dengan berhenti mengikuti atau unfollow semua akun anggota NCT di platform Instagram. Selain itu, mereka menyuarakan keputusan untuk tidak membeli merchandise terkait kolaborasi NCT dengan Starbucks atau barang-barang merchandise NCT lainnya selama pihak SM Entertainment masih memilih untuk bungkam terhadap protes yang sudah mereka sampaikan.
Aksi boikot yang mereka lakukan bukanlah semata-mata sebagai bentuk balas dendam, namun lebih sebagai upaya keras untuk memberikan tekanan kepada pihak manajemen agar lebih sensitif dan responsif terhadap isu-isu kemanusiaan yang mendesak. Dengan demikian, para NCTzen Indonesia berharap bahwa suara mereka dapat didengar dan dipertimbangkan dengan serius oleh pihak SM Entertainment, serta mendorong mereka untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang sejati.