Berbicara tentang film horor Indonesia, tema mistis dan supernatural dengan ilmu hitam dan aliran sesat sudah menjadi hal yang sering ditemui.
Namun, Jin Qorin karya Ubay Fox dengan naskah ditulis oleh Piu Syarif mencoba membawa sesuatu yang berbeda.
Diproduksi oleh White Collar Pictures dan Black Horse Pictures, film ini menampilkan Marthino Lio, Tyara Vanesha, Kanaya Gleadys, Rama Michael, dan Annisa Hasim.
Ubay Fox adalah wajah baru di dunia film horor, memulai karirnya sekitar enam tahun yang lalu. Jadi, bagaimana hasilnya?
Sinopsis Jin Qorin
Seno (Marthino Lio) tampak memiliki kehidupan yang bahagia bersama istrinya, Alya (Tyara Vanesha), dan putrinya, Reva (Kanaya Gleadys).
Ia juga memiliki posisi penting di perusahaan tempat kakak iparnya, Abdi (Rama Michael), bekerja.
Namun, Seno dikenal tegas dan sering memecat pegawai tanpa mendengar penjelasan mereka, sehingga banyak yang tidak menyukainya.
Hanya atasannya, Wina (Annisa Hasim), yang terus berusaha mendekatinya.
Namun, Wina dan Abdi menemukan kejanggalan mengenai keberadaan Alya dan Reva, yang berkaitan dengan latar belakang Seno sebenarnya.
Ulasan Jin Qorin
Secara keseluruhan, naskah Jin Qorin sangat mengecewakan dan sulit dinikmati. Banyak plot hole dan elemen cerita yang dipaksakan, membuatnya sulit diterima.
Di antara banyak film horor tentang jin, qorin, ilmu hitam, kutukan, atau aliran sesat yang pernah tayang, Jin Qorin mungkin salah satu yang paling buruk.
Pemilihan latar tahun 1990-an terasa tidak relevan dengan cerita, hanya untuk menyesuaikan dengan kondisi pabrik dan mesin-mesin tua.
Latar belakang dan motif arwah yang mengganggu keluarga Seno tidak pernah dijelaskan sampai akhir film.
Tujuan Wina meminta bantuan dukun untuk melakukan pelet darah juga tidak jelas dan akhirnya tidak mengikuti arahan dukun tersebut.
Banyak pertanyaan tetap tidak terjawab karena logika cerita yang membingungkan.
Marthino Lio juga tidak dapat menunjukkan penampilan terbaiknya karena masalah dalam naskah. Ini adalah masalah umum bagi aktor bertalenta yang terjebak dalam naskah yang buruk.
Pemain lain dalam film ini pun mengalami hal yang sama.
Aspek sinematik Jin Qorin menghadapi banyak masalah. Efek suara terlalu berlebihan dan tidak nyaman untuk didengar, bahkan sejak awal film.
Penggunaan drone shot juga dieksekusi dengan kasar, membuat gambar-gambarnya tidak terlihat baik.
Editingnya pun buruk, dengan banyak transisi yang tidak mulus, sehingga membuat alur cerita terasa lompat-lompat.
Dengan banyaknya masalah serius dari segi naskah maupun estetika, Jin Qorin adalah salah satu film horor terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Melihat rekam jejak sang sutradara, belum ada satu pun film horornya yang berhasil.
Film ini hanya mengandalkan jumpscare yang tidak efektif dan audio yang buruk, sehingga sulit untuk dinikmati.