Pada 14 September 2025 jadi malam bersejarah di ajang Emmy Awards ke-77. Acara yang digelar di Peacock Theater, Los Angeles ini menghadirkan sejumlah nama baru sebagai pemenang, salah satunya Owen Cooper.
Aktor muda berbakat ini mencatat sejarah sebagai aktor pria termuda yang pernah meraih piala Emmy Awards. Di usianya yang baru menginjak 15 tahun, ia berhasil membawa pulang penghargaan Outstanding Supporting Actor in a Limited or Anthology Series or Movie.
Di kategori yang sama, Owen Cooper berhasil mengalahkan Javier Bardem (Monsters: The Lyle And Erik Menendez Story), Bill Camp dan Peter Sarsgaard (Presumed Innocent), Rob Delaney (Dying for Sex), serta rekan mainnya sendiri, Ashley Walters, di Adolescence.
“Sejujurnya, ketika saya mulai ikut kelas drama beberapa tahun lalu, saya sama sekali tidak menyangka bisa sampai ke Amerika Serikat, apalagi berdiri di sini," kata Owen Cooper dalam pidato kemenangannya, dikutip pada Rabu (17/9/2025).
"Tapi saya rasa malam ini membuktikan bahwa kalau kamu mau mendengar, fokus, dan berani keluar dari zona nyaman, kamu bisa meraih apa pun dalam hidup. Tiga tahun lalu saya bukan siapa-siapa, dan sekarang saya ada di sini. Mau dipermalukan itu bukan masalah. Segalanya mungkin terjadi.” tuturnya kembali.
Owen Cooper memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang Michael A. Goorjian yang berusia 23 tahun saat menjadi pemenang termuda di kategori yang sama pada 1994.
Tak hanya itu, ia juga melampaui pencapaian Scott Jacoby sebagai aktor pria termuda yang pernah memenangkan kategori akting di ajang Primetime Emmy.
Scott Jacoby berusia 16 tahun ketika meraih penghargaan Outstanding Supporting Actor in a Drama Series lewat The Certain Summer pada 1973
Serial Adolescence juga meraih penghargaan Directing in a Limited Anthology Series or Movie lewat sutradara Philip Barantini (Boiling Point). Di kategori akting, Erin Doherty (The Crown) berhasil menyabet piala Supporting Actress in a Limited Anthology Series or Movie.
Sementara Jack Thorne (Toxic Town) bersama Stephen Graham (A Thousand Blows) memenangkan kategori Writing in a Limited or Anthology Series. Graham bahkan kembali naik panggung untuk menerima penghargaan Outstanding Lead Actor in a Limited Anthology Series or Movie.
Adolescence telah disebut-sebut oleh berbagai media sebagai pemenang favorit. Serial ini melanjutkan kesuksesan Netflix tahun lalu ketika mereka membawa pulang piala lewat Baby Reindeer, bersama sejumlah kemenangan besar lainnya.
Adolescence sebelumnya sudah meraih penghargaan Outstanding Cinematography in a Limited Series dan Outstanding Casting di ajang Creative Emmys.
Tayang perdana pada 13 Maret lalu, Adolescence langsung menjadi tontonan hits dengan meraih lebih dari 100 juta views hanya dalam waktu kurang dari sebulan.
Angka tersebut menempatkan seri ini di puncak jajaran tayangan terbaik Netflix, bersanding dengan Wednesday dan Stranger Things, bahkan melampaui kesuksesan Bridgerton.
Adolescence mengisahkan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun bernama Jamie Miller yang dituduh membunuh teman sekelasnya.
Kisahnya bergerak mengikuti proses hukum yang dijalani Jamie, reaksi keluarganya, hingga penyelidikan polisi terkait kasus tersebut, serta dampak kejahatan ini terhadap semua pihak yang terlibat.
Setiap orang berusaha memahami bagaimana tragedi ini bisa terjadi dan setiap episode menghadirkan fokus yang berbeda.
Ada yang menyoroti efek pembunuhan Katie terhadap komunitas sekolah, ada yang berpusat pada sesi wawancara psikolog dengan Jamie, serta ada pula yang menggali lebih dalam penderitaan emosional keluarga Jamie.
Serial ini mengulik berbagai isu nyata yang dekat dengan kehidupan, mulai dari hubungan kita dengan media sosial dan bagaimana platform itu bisa membentuk perilaku, isu toxic masculinity, hingga pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan psikologis seorang anak.
