Aurelie Moeremans Ungkap Dampak dan Ancaman usai Rilis Buku Broken Strings

Hayuning Ratri Hapsari | Natasya Regina
Aurelie Moeremans Ungkap Dampak dan Ancaman usai Rilis Buku Broken Strings
Aurelie Moeremans (Instagram/aurelie)

Aktris dan penulis, Aurelie Moeremans, kembali menarik perhatian publik lewat unggahan emosional di akun Instagram pribadinya.

Kali ini, bintang film sekaligus penulis buku Broken Strings itu membagikan sisi lain dari perjalanan panjangnya sebagai penyintas dan penulis yang berani bersuara.

Dalam unggahan yang dibagikan pada Senin, 27 Oktober 2025, Aurelie menuliskan curahan hati panjang tentang dampak besar dari buku debutnya sekaligus konsekuensi yang ia hadapi setelah keputusannya untuk membuka masa lalu kelam kepada publik.

Dampak Positif Buku Broken Strings

Sejak buku Broken Strings dirilis, Aurelie mengaku menerima banyak pesan dari berbagai kalangan. Mulai dari para penyintas kekerasan, orang tua, guru, hingga anak muda yang tengah kehilangan arah. Banyak di antara mereka mengaku menemukan harapan baru setelah membaca kisah nyata yang Aurelie tuliskan dengan jujur.

“Banyak yang bilang buku aku, Broken Strings nyelametin hidup mereka. Dan itu yang bikin semua perjuangan ini terasa berarti,” tulis Aurelie di unggahannya.

Cerita pribadinya rupanya berhasil menyentuh hati banyak orang dan memberi dampak positif yang luas. Buku tersebut menjadi semacam pelukan hangat bagi mereka yang pernah merasa sendirian menghadapi luka masa lalu.

Hadapi Ancaman dan Fitnah

Namun di balik respons positif itu, Aurelie juga menceritakan sisi pahit yang harus ia hadapi. Menurut istri Tyler Bigenho ini, setelah buku tersebut terbit, dirinya justru menerima berbagai ancaman, fitnah, dan hujatan dari seseorang yang diduga menjadi bagian dari kisah masa lalunya—orang yang pernah memperdayainya saat ia masih berusia 15 tahun.

“Walaupun setelah bukunya rilis aku diancam, difitnah, dan dihujat oleh orang yang dulu memperdaya aku waktu aku masih 15 tahun,” ungkap Aurelie.

Tak berhenti sampai di situ, Aurelie juga menyebut bahwa orang yang sama bahkan menekan perempuan lain yang berani mendukungnya secara terbuka di media sosial.

Tetap Teguh dan Menemukan Kekuatan dari Luka

Meski menghadapi tekanan, Aurelie memilih untuk tetap tegar. Ia melihat pengalaman kelamnya bukan lagi sebagai aib, melainkan sumber kekuatan yang dapat menerangi orang lain.

“Kalau luka yang dulu disebut aib bisa berubah jadi cahaya buat orang lain, maka semua rasa sakit yang pernah aku alami enggak sia-sia,” tulisnya lagi.

Di akhir tulisannya, Aurelie menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada para pembaca yang ikut merasakan perjalanan emosionalnya lewat buku tersebut. Ia berjanji akan terus menyuarakan kebenaran, terutama bagi para penyintas yang masih takut untuk berbicara.

“Selama masih ada satu orang aja yang tersentuh, suaraku enggak akan padam,” tegasnya.

Melalui Broken Strings, Aurelie Moeremans membuktikan bahwa keberanian untuk berbicara jujur tentang masa lalu dapat menjadi langkah besar menuju penyembuhan. Lebih dari sekadar buku, karya ini menjadi simbol kekuatan, harapan, dan solidaritas bagi mereka yang berjuang melawan luka lama.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak