Metode Diet 16:8, Intermittent Fasting Janjikan Turun BB Tanpa Tersiksa

Tri Apriyani | Lintang Larissya
Metode Diet 16:8, Intermittent Fasting Janjikan Turun BB Tanpa Tersiksa
Ilustrasi Berat Badan. [pexels.com]

Memiliki berat badan ideal adalah impian setiap orang. Selain mendapatkan postur tubuh yang indah, menjaga berat badan juga membuat badan makin sehat dan bugar. Oleh sebab itu, tak jarang banyak yang melakukan segala upaya untuk mendapatkan bentuk tubuh yang diinginkan. Salah satunya adalah melakukan diet.

Terkadang diet dilakukan secara sembrono, bukannya mampu menurunkan berat badan, tubuh malah akan sakit-sakitan.

Salah satu metode diet yang ampuh untuk turunkan berat badan tanpa tersiksa disebut intermitten fasting.

Dilansir Healthline, intermittent fasting adalah pola makan yang menetapkan periode waktu untuk makan dan puasa. Dengan kata lain, metode ini digunakan sebagai pembatasan jam makan.

Bagi Anda yang baru pertama kali akan melakukan diet, intermittent fasting dapat menjadi pilihan. Meski pelaksanaan yang mudah, intermittent fasting merupakan salah satu diet paling sehat dan efektif untuk menurunkan berat badan, selain itu mampu menguatkan metabolisme tubuh, mencegah penyakit jantung, menurunkan risiko diabetes, membuat tekanan darah stabil dan terhindar dari risiko diet ekstrem lain.

Bagi Anda yang tertarik, yuk simak cara melakukan intermittent fasting berikut.

Metode melakukan intermittent fasting terbagi menjadi beberapa jenis, yakni:

1. Metode 16:8

Metode 16:8 merupakan metode yang paling umum dan terkenal akan keefektifannya. Maksud dari 16:8 adalah puasa selama 16 jam sehari dengan waktu makan 8 jam.

Metode ini merupakan metode yang efektif karena seringkali makan dan ngemil di malam hari adalah faktor terbesar kegemukan. Maka, pemilihan waktu untuk melakukan diet merupakan kuncinya, yaitu berpuasa pada malam hari.

2. Metode 14:10

Biasanya, cara ini dilakukan oleh para pemula yang baru akan mencoba metode intermittent fasting. Melakukan puasa selama 14 jam, dan waktu bebas makan selama 10 jam dapat membuat tubuh mengubah cadangan lemaknya menjadi energi.

3. Metode 5:2

Sedikit bereda dari dua metode diatas yang menghitung waktu puasa selama 24 jam. Metode 5:2 adalah metode puasa dua hari dalam seminggu.

5 hari untuk makan normal seperti biasa, sementara 2 hari harus melakukan puasa dengan membatasi kalori yang dikonsumsi, biasanya hanya 500-600 kalori.

4. Eat-Stop-Eat

Metode intermittent fasting lainnya yang dapat dicoba yaitu Eat-Stop-Eat atau berpuasa selama 24 jam seharian.

Eits, jangan salah yaaa... Bukan mengharuskan puasa total dengan tidak makan selama 24 jam. Hanya saja, perlu memerhatikan makanan yang akan dikonsumi. Dilarang untuk mengonsumsi makanan berat, tetapi masih diperbolehkan minum air, kopi, buah, atau makanan ringan lainnya.

Perlu diingat, saat 'berbuka' puasa juga perlu mengontrol makanannya, diperhatikan porsi makan dan gizi di dalamnya. Agar diet lebih maksimal, lakukan juga olahraga ya..

Sumber:

Healthline

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak