Anak Young Lex Divonis Autis, Ini 4 Jenis Autisme yang Wajib Dikenali Orang

Hayuning Ratri Hapsari | šŸ€e. kusuma. nšŸ€
Anak Young Lex Divonis Autis, Ini 4 Jenis Autisme yang Wajib Dikenali Orang
Young Lex bersama sang istri, Eriska Alexander dan putrinya, Zaenab Alexander (instagram.com/young_lex18)

Kabar terkait Zaenab Alexander, anak Young Lex yang divonis mengalami autisme memang cukup menyita perhatian publik. Pasalnya, bocah berusia 20 bulan tersebut diagnosa sebagai penyandang autisme tingkat rendah setelah diperiksakan pada dokter dan psikolog.

Eriska Nakesya, istri Young Lex merasa ada tumbuh kembang yang tidak sesuai tahapan anak seusia Cici, sapaan akrab putri mereka.

Terlepas dari kondisi putri Young Lex, sebenarnya autisme sendiri didefinisikan sebagai ketidakmampuan berkomunikasi dengan orang lain dan memahami dunia melalui cara-cara umum yang biasa diketahui orang lain. Autisme bahkan memiliki beberapa jenis berbeda berdasar perbedaan gejalanya.

BACA JUGA: Momen Iriana Jokowi Ikut Joget Nonton Konser Dewa 19, Netizen: Ibu Juga Butuh Hiburan

Dilansir dari Halodoc, berikut empat jenis autisme yang sangat mungkin menyerang anak-anak dan wajib dikenali sejak dini. Salah satunya asperger syndrome.

1. Autistic Disorder

Autistic disorder atau sering dikenal dengan mindblindness merupakan jenis autisme yang ditandai munculnya ketidakmampuan memahami permasalahan dari sudut pandang orang lain.

Mereka biasanya cenderung hidup di dunianya sendiri dan tidak memahami peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar. 

Gejala autisme jenis ini disebabkan adanya kesulitan dalam menafsirkan emosi. Namun, biasanya anak-anak penyandang autistic disorder justru memiliki kemampuan berhitung, seni, musik dan memori yang cenderung lebih unggul dibanding anak-anak kebanyakan.

2. Asperger syndrome

Berbeda dengan autistic disorder, penyandang asperger syndrome terbilang lebih mampu berinteraksi dengan orang lain meski kerap dianggap kurang bisa berempati.

Mereka juga tidak memiliki keterlambatan bicara dan justru memiliki kemampuan berbahasa baik tapi terbatas pada bidang yang disenanginya.

Sebenarnya, penyandang asperger syndrome punya empati, tapi tidak bisa memberikan respons yang umum dilakukan orang kebanyakan.

Hal ini dikarenakan cara berkomunikasi mereka yang cenderung minim ekspresi. Mereka hanya tampak bersemangat saat mendiskusikan diri sendiri atau hal-hal yang dianggap menarik.

BACA JUGA: 6 Fakta Park Eun Bin, Pengacara Autis yang Jenius di Extraordinary Attorney Woo

3. Childhood disintegrative disorder

Autisme jenis ini akan menampakkan gejala dimana anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik, bahasa dan fungsi sosial.

Biasanya anak dengan childhood disintegrative disorder mengalami perkembangan normal sampai usia dua tahun dan setelahnya akan kehilangan keterampilan yang sudah diperoleh secara perlahan.

Penyebab autismen jenis ini terjadi karena kerja sistem saraf dalam otak yang cenderung tidak sinkron.

Beberapa ahli bahkan menganggap jika childhood disintegratice disorder adalah bentuk perkembangan dari autis itu sendiri. Pasalnya, anak yang semula memiliki perkembangan normal malah mengalami kemerosotan seiring pertambahan usia.

4. Pervasive developmental disorder (not otherwise specified)

Autisme jenis ini biasanya menjadi hasil diagnosa terakhir ketika ada tambahan dari gejala-gejala yang dialami anak, seperti interaksi dengan teman imajinatif. Gejalanya bahkan terbilang lebih kompleks dibanding ketiga jenis autisme sebelumnya.

Gejala yang khas kerap terlihat dari ketidakmampuan anak dalam menanggapi perilaku orang, baik secara lisan maupun non-lisan. Anak penyandang autisme jenis ini cenderung tahan terhadap perubahan, sangat kaku dalam rutinitas, dan sulit mengingat sesuatu.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak