Psikologi kepribadian telah banyak dibahas dalam dunia akademik khususnya psikologi. Menyadur dari gerbang psikologi blogspot.com dalam psikologi kepribadian banyak membahas tentang struktur kepribadian, bentuk kepribadian bahkan sampai bagaimana individu itu menyesuaikan dirinya dari berbagai aspek baik itu dari masa lalu atau alam bawah sadar (Psikoanalisis), aspek lingkungan (Behaviorisme), aspek kecenderungan aktualisasi diri (Humanistik), dan aspek kesadaran dalam berpikir adalah 4 mazhab utama dalam psikologi kepribadian.
Salah satu tokoh psikologi kepribadian Erich Fromm adalah seorang psikoanalisis dan filsuf sosial yang menciptakan teori tentang konsep duality pada diri manusia. Fromm memandang bahwa manusia memiliki dua sisi yang berbeda: satu sisi animalistik atau binatangiah dan satu sisi humanistik atau manusiawi. Kedua sisi ini selalu berada dalam pertentangan antara satu sama lainnya dan menimbulkan kecemasan dan ketegangan dalam diri manusia. Yuk simak penjelasan konsep duality pada diri manusia oleh Erich Fromm:
1. Manusia Sebagai Binatang vs Sebagai Manusia
Fromm memandang bahwa manusia memiliki sisi binatang karena manusia memiliki kebutuhan fisiologis yang sama dengan binatang yakni kebutuhan makan, minum, dan seksual.
Sedangkan, sisi manusia karena manusia memiliki khas manusia yang meliputi perasaan lemah lembut, cinta kasih, perhatian, tanggung jawab, identitas, integritas, sedih, transendensi, kebebasan, nilai, dan norma. Manusia memiliki sifat alamiah untuk merasa bebas dan menguasai lingkungannya.
2. Hidup vs Mati
Sebuah kesepakatan general bahwa di penghujung kehidupan dunia ada kematian. Tetapi manusia cenderung mengingkari dengan mengimani bahwa ada kehidupan lain setelah di dunia. Hal ini sesuai dengan fatwa agama bahwa memang sebenarnya ada kehidupan lain setelah kehidupan dunia yaitu dunia tempat yang kekal lagi abadi yaitu akhirat.
Selain itu, ada pula yang mengingkari bahwa kematian dengan menjalani hidup seolah individu tersebut hidup selamanya tanpa menjalani kehidupan sesuai ketentuan terbaik, padahal kematian bersifat baka.
3. Kesempurnaan vs Ketidaksempurnaan
Manusia penuh dengan harapan. Harapan akan kesempurnaan. Padahal kehidupan manusia tidaklah cukup luas untuk menampung kesempurnaan yang hakiki. Setiap inci kesempurnaan terdapat setitik celah ketidaksempurnaan kehidupan. Manusia banyak mengangankan idealisme yang tidak sesuai dengan realita sehingga tidak akan dapat tercapai. Begitulah konsep ketidaksempurnaan di atas kesempurnaan.
4. Kesendirian vs Kebersamaan
Manusia sudah terdahulu dianugerahi sebagai manusia yang memiliki mental bertahan hidup mandiri. Namun, dalam jiwa sosial, manusia menolak kesendirian. Bahkan meyakini bahwa meskipun bisa hidup terpisah dan mandiri manusia lebih bisa meraup kebahagiaan ketika menjalani secara bersama-sama.
Itulah pembahasan tentang konsep duality pada diri manusia. Semoga bermanfaat!