Belakangan ini di TikTok lagi seliweran sebuah wejangan yang kedengarannya sih meyakinkan banget: "Masih bayi kasih ASI saja ga perlu disuntik." Apalagi dibumbui narasi kalau imunisasi itu lebih banyak bahayanya daripada manfaatnya.
Buat para orang tua baru yang lagi sayang-sayangnya sama si kecil, info kayak gini pasti bikin galau tujuh keliling. Di satu sisi, kita semua tahu ASI itu adalah superfood terbaik. Tapi di sisi lain, apa iya sehebat itu sampai bisa menggantikan fungsi vaksin?
Daripada pusing dengerin omongan yang simpang siur, yuk kita bedah faktanya bareng-bareng pakai logika yang simpel!
Awal Mula Keresahan: Saat 'Wejangan' Viral di TikTok
Semua ini meledak gara-gara unggahan sebuah akun TikTok bernama “habib_muhammad_assegal”. Dalam videonya, ia dengan sangat percaya diri menyebarkan narasi anti-imunisasi.
“Imunisasi, apa yang bermacam-macam, tidak perlu ikut-ikutan. Kenapa? Banyak dampak negatifnya daripada manfaatnya. Imunisasi yang terbaik untuk anak kita adalah air susu ibu,” katanya dalam unggahan tersebut.
Sontak, video ini langsung jadi perdebatan. Banyak yang percaya, tapi banyak juga yang ragu. Untungnya, Turnbackhoax.id sudah menyatakan kalau klaim ini salah kaprah dan menyesatkan.
Salah satu "senjata" utama kaum anti-vaksin adalah menakut-nakuti soal efek sampingnya. Memang benar, beberapa vaksin punya efek samping. Menurut data WHO, vaksin campak misalnya, bisa menimbulkan demam atau ruam ringan. Tapi ini biasanya cuma berlangsung 1-2 hari.
Efek samping yang serius seperti reaksi alergi berat (anafilaksis) memang ada, tapi kemungkinannya super duper kecil, cuma sekitar 3 sampai 10 kasus per JUTA dosis!
Bandingkan dengan risiko wabah campak yang bisa terjadi setiap 2-3 tahun di wilayah yang tingkat vaksinasinya rendah, seperti yang pernah terjadi di Indonesia pada 2016 dan 2022. Jauh lebih serem risikonya, kan?
Analogi Simpel: Bodyguard vs. Sniper
Nah, biar gampang ngertinya, bayangin gini:
ASI itu adalah Bodyguard Pribadi. Dia super keren, siaga 24/7, dan jago melawan berbagai macam "preman jalanan" (infeksi umum). ASI ngasih perlindungan umum yang luas dan sangat penting buat daya tahan tubuh bayi di awal kehidupannya.
Vaksin itu adalah Sniper Profesional. Dia nggak ngurusin "preman jalanan". Misinya cuma satu: melumpuhkan "teroris" paling berbahaya (penyakit spesifik seperti campak, polio, TBC). Vaksin melatih sistem kekebalan tubuh si bayi untuk mengenali dan menghabisi musuh-musuh mematikan ini secara spesifik.
Seorang VVIP butuh keduanya, kan? Bodyguard untuk keamanan sehari-hari, dan sniper untuk melumpuhkan ancaman paling mematikan. Nggak bisa cuma pilih salah satu.
Apa Kata Para Ahli?
Bukan cuma analogi, para ahli pun setuju kalau ASI dan vaksin itu adalah satu tim, bukan rival. UNICEF juga menekankan hal yang sama. ASI memang punya segudang manfaat, tapi hanya imunisasi yang bisa memberikan perlindungan spesifik terhadap penyakit-penyakit berbahaya yang bisa menyebabkan cacat permanen atau bahkan kematian.
Jadi, kesimpulannya simpel banget. Kasih ASI eksklusif itu wajib, karena itu adalah fondasi kesehatan si kecil. Tapi, melengkapi perlindungannya dengan imunisasi sesuai jadwal itu juga sama wajibnya. Jangan sampai karena termakan hoaks, kita malah membahayakan masa depan anak kita sendiri. Setuju?
Penulis: Flovian Aiko