5 Tanda Kucing Sakit, Segera Periksakan ke Dokter

Hernawan | Annisa Rifa Zulkania
5 Tanda Kucing Sakit, Segera Periksakan ke Dokter
Ilustrasi kucing (Unsplash/Nicolas Picard)

Sebagai pemilik kucing, kamu pastinya selalu ingin hewan peliharaan sehat dan lincah. Namun, merawat kucing adalah hal yang susah-susah gampang, apalagi ketika kucingmu jatuh sakit. 

Jika kucing sakit, gejala-gejalanya seringkali sulit dilihat, sehingga kamu perlu sering-sering memeriksanya. Makanya, kalau kucingmu mengalami 5 gejala ini, kamu perlu membawanya ke dokter hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Berikut tanda kucing sakit seperti dirangkum dari Vet Cornell, VCahospitals, dan Petmd.

1. Muntah-Muntah

Ketika kucing muntah-muntah, ada dua hal yang perlu kamu perhatikan, yaitu apa yang dimuntahkan dan seberapa sering muntahnya. 

Jika kucingmu memuntahkan bulu, hal itu normal selama tidak terlalu sering dilakukan. Sebab bulu yang dimuntahkan berupa hasil dari perilaku grooming (menjilat bulu) yang tidak dapat dicerna. Untuk mengurangi muntah bulu atau hairball, kamu bisa memberikan kucing makanan khusus pencegah hairball yang mengandung kadar serat tinggi.    

Namun, jika yang dimuntahkan makanan, darah, atau air, kamu perlu waspada. Bisa saja kucingmu memiliki masalah pencernaan yang disebabkan oleh makanan, alergi, atau infeksi.

2. Buang Air Sembarangan

Suka kesal dengan kucingmu yang tidak pernah buang air di litterbox atau kotak pasirnya, tapi malah di tempat-tempat yang tidak seharusnya, seperti di di bawah meja, pojok ruangan, atau malah di kasurmu? 

Buang air sembarangan bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu stres atau penyakit. Jika sebelumnya kucingmu tidak pernah buang air sembarangan, tetapi baru mulai melakukannya setelah ada perubahan situasi di rumahmu, seperti adanya hewan piaraan baru atau orang yang tidak ia kenal, itu pertanda kucing sedang stres.

Namun, jika keadaan rumahmu normal-normal saja, buang air sembarangan bisa saja merupakan gejala gangguan pada ginjal atau kandung kemih. Kamu juga perlu mengecek apakah kucingmu buang air lebih banyak atau sedikit dari biasanya, dan apakah kucingmu mengalami kesulitan ketika buang air. 

3. Kotoran Berubah Warna dan Tekstur

Kotoran kucing bisa menunjukkan kesehatannya. Menurut WebMD, kotoran kucing yang normal biasanya berwarna coklat tua dengan tekstur yang tidak terlalu keras maupun lembut. Makanya, sesekali kamu perlu mengecek kotoran yang ada di litterbox kucingmu. 

Apa kotoran kucingmu warnanya berbeda dari biasanya? Jika kotoran kucing berwarna hijau, hitam, atau merah, hal itu bisa disebabkan oleh gangguan hati atau pencernaan. Jika kotorannya berbintik-bintik putih, itu adalah gejala infeksi cacing.

Bagaimana jika tekstur kotoran terlalu keras atau lembut, atau malah cair? Mungkin kucingmu mengalami konstipasi atau alergi makanan tertentu, contohnya susu sapi. 

Jika kotorannya terlalu cair, itu pertanda kucingmu mengalami diare, dan sebaiknya kamu membawanya ke dokter hewan. Diare yang berlangsung terus-menerus bisa mengakibatkan dehidrasi yang berbahaya bagi kucingmu.

4. Bersembunyi di Tempat Sempit dan Tertutup

Jika kucingmu biasanya selalu manja denganmu dan berkeliaran di seluruh penjuru rumah, tapi tiba-tiba dia bersembunyi di tempat yang sempit dan tertutup serta tidak mau keluar, mungkin sebenarnya kucingmu sedang sakit. 

Seperti manusia, jika kucing sedang sakit, mereka cenderung tidak ingin diganggu dan mencari tempat-tempat yang sepi. Alasan kucing bersembunyi juga berkaitan dengan instingnya. Di alam liar, seekor kucing yang sedang sakit bisa menjadi sasaran empuk hewan pemangsa, sehingga mereka akan memilih untuk berlindung di tempat-tempat tersembunyi. 

5. Berhenti Grooming

Menjilati bulu sendiri atau grooming sudah menjadi kebiasaan wajib para kucing untuk merawat diri, sehingga kamu perlu waspada ketika kucingmu mulai jarang atau malah berhenti melakukannya sama sekali. Kucing yang berhenti melakukan grooming akan mudah dilihat dari bulunya yang terlihat kotor dan menggumpal, terutama bagi kucing berbulu panjang.

Jika kucingmu mengalami obesitas atau sudah berusia tua, yaitu tujuh tahun ke atas, bisa saja tubuhnya sudah tidak seluntur dulu lagi, sehingga  dia tidak bisa menjangkau bagian tubuh yang sebelumnya biasa ia jilati. Kucingmu juga mungkin saja mengalami penyakit persendian seperti artitis yang membuatnya kesakitan ketika bergerak, sehingga akan kesulitan menjilat bulunya. 

Jika kucingmu mengalami lima gejala di atas, kamu perlu berkonsultasi dengan dokter hewan. Semakin cepat kamu memeriksakan keadaan kucingmu, semakin cepat dokter hewan bisa mengatasi masalah kesehatan yang ia alami. 

Bahkan, jika kucing sekilas terlihat sehat-sehat saja, kamu juga perlu melakukan pemeriksaan kesehatan berkala untuk mencegah penyakit yang tidak diinginkan. Semoga kucingmu sehat selalu ya! 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak