Kartu merah yang diterima Shin Tae-yong saat mendampingi timnas Indonesia U-23 lawan Guinea dalam laga playoff Olimpiade 2024 di Prancis pada Kamis (9/5/2024), ternyata jadi bahan ejekan media Vietnam. Kartu merah itu diterima Shin Tae-yong karena melakukan protes keras keputusan wasit Francois Lexetier atas pelanggaran Alfreanda Dewangga.
Wasit asal Prancis itu menghukum Indonesia dengan tendangan penalti. Padahal dalam tayang ulang slidding yang dilakukan Dewangga bersih. Hal ini yang membuat Shin Tae-yong marah besar dan mendebat wasit hingga berujung kartu merah.
“Shin Tae-yong terlalu pemarah. Ini bukan pertama kalinya ia meninggalkan citra kurang menyenangkan sejak memimpin Indonesia,” tulis Znews.vn, dikutip dari suara.com pada Sabtu (11/5/2024).
Apa yang ditulis media Vietnam ini tidak salah. Beberapa kali Shin Tae-yong harus berdebat sengit saat mendampingi anak asuhnya. Hal itu terlihat selama perhelatan Piala Asia U-23 2024. Namun media Vietnam tidak menyoroti latar belakang Tindakan yang dilakukan Shin Tae-yong tersebut.
Dalam beberapa pertandingan, tampak sekali sang pengadil yang bertugas sering merugikan Indonesia dalam keputusannya. Dalam setiap muncul campur tangan wasit, dipastikan Indonesia kalah. Hal itu terlihat saat menghadapi Qatar, Uzbekistan, Irak, dan Guinea.
“Apalagi di turnamen tanpa VAR, Shin Tae-yong sering mengkritik wasit karena keputusannya buruk dan tidak adil,” lanjutnya.
Namun jika ditelusuri, sikap Shin Tae-yong pasti akan dilakukan pelatih lain saat anak asuhnya dicurangi. Jika tidak melakukan protes, justru aneh.
Vietnam sendiri mempunyai sosok Park Hang-seo. Mantan pelatih timnas Vietnam yang mampu membuat Negara Paman Ho ini menjadi Raja Asia Tenggara. Vietnam tampil sebagai momok bagi siapapun di Asia Tenggara.
Dalam setiap penampilannya, Park Hang-seo hampir tidak pernah tersenyum. Wajahnya selalu terlihat masam, tidak pernah terlihat cerah. Ketika ada pemain Vietnam mendapat pelanggaran, dipastikan Park Hang-seo berdiri mendekat ke lapangan. Setelah itu muncul kemarahan yang tertuju pada wasit.
Sikap dingin ditambah pandangan sinis ini seakan menjari trade mark pelatih asal Korea Selatan ini. Sikap ini selalu ditujukan dalam ajang apa pun.
Dalam penampilan secara keseluruhan jutru lebih baik Shin Tae-yong. Dalam situasi biasa, Shin Tae-yong mampu membaur dan bergaul seperti biasa dengan anak asuhnya. Sehingga dapat disimpulkan sifat pemarah Shin Tae-yong hanya muncul di saat-saat tertentu.