Ubisoft Tutup Studio di Leamington, Strategi Bertahan atau Tanda Krisis?

Hikmawan Firdaus | Christian Fabio
Ubisoft Tutup Studio di Leamington, Strategi Bertahan atau Tanda Krisis?
Ubisoft Studio (Ubisoft)

Ubisoft kembali menarik perhatian industri game global, bukan karena peluncuran game baru, tetapi karena kebijakan restrukturisasi yang berujung pada penutupan studio dan pemutusan hubungan kerja ratusan karyawan.

Lewat pernyataan resmi, Ubisoft mengonfirmasi bahwa mereka akan menutup Ubisoft Leamington di Inggris secara permanen, dan melakukan pengurangan tim di tiga studio besar lainnya, Düsseldorf, Stockholm, dan Reflections. Secara keseluruhan, keputusan ini berdampak pada 185 karyawan yang kini harus menghadapi pemutusan hubungan kerja.

Ubisoft menyampaikan bahwa langkah ini diambil demi menjamin stabilitas jangka panjang perusahaan. Dalam pernyataan resminya, mereka menyebutkan bahwa ini adalah bagian dari upaya memprioritaskan proyek dan mengurangi biaya di tengah tekanan internal yang semakin kuat.

Meski berat, langkah ini dianggap perlu untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar dan performa finansial yang sedang tidak ideal. Melansir dari Eurogamer, Ubisoft juga mengucapkan terima kasih kepada para karyawan yang terdampak dan berkomitmen memberikan dukungan selama masa transisi.

Studio Leamington sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang. Awalnya dikenal sebagai FreeStyleGames, studio ini sempat berada di bawah naungan Activision dan dikenal lewat seri DJ Hero. Setelah dibeli Ubisoft pada tahun 2017, studio ini lebih banyak berperan sebagai pendukung dalam pengembangan beberapa judul besar seperti Far Cry 5, Watch Dogs: Legion, Skull and Bones, Avatar: Frontiers of Pandora, dan Star Wars Outlaws. Namun, setelah bertahun-tahun menjadi pilar pendukung dalam berbagai proyek AAA, studio ini akhirnya harus ditutup secara permanen.

Bukan hanya Leamington yang terdampak. Ubisoft Düsseldorf, pengembang seri Anno dan The Settlers, serta Ubisoft Stockholm yang terlibat dalam proyek Avatar, juga mengalami pengurangan tim. Ubisoft Reflections, studio veteran yang telah berdiri sejak 1984, turut terkena restrukturisasi ini. Menurut laporan PC Gamer, langkah ini disebut sebagai bagian dari transformasi besar untuk meningkatkan efisiensi operasional dan menciptakan nilai strategis bagi pemegang saham.

Langkah ini diambil setelah beberapa game besar Ubisoft tidak memenuhi ekspektasi pasar. Star Wars Outlaws dilaporkan mengalami penjualan yang lebih rendah dari prediksi awal, sementara XDefiant sebagai game live-service justru ditutup sebelum mencapai momentum.

Yang paling menjadi sorotan adalah Assassin’s Creed Shadows, yang sebelumnya diharapkan menjadi penyelamat tahun ini, namun malah ditunda hingga Maret 2025. Akibat berbagai kegagalan tersebut, banyak pihak mempertanyakan arah dan masa depan Ubisoft.

Melansir dari Video Games Chronicle, langkah restrukturisasi ini juga berkaitan dengan strategi internal untuk membuka opsi kapitalisasi baru. Ada kabar bahwa Tencent, pemegang saham terbesar kedua di Ubisoft, sedang berdiskusi dengan keluarga Guillemot untuk membentuk entitas baru yang akan mengelola sebagian aset Ubisoft. Tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan secara menyeluruh, namun negosiasi disebut masih menghadapi kendala terutama terkait pembagian kendali.

Data terakhir menunjukkan bahwa Ubisoft sudah memangkas cukup banyak tenaga kerja sejak 2022. Dari semula mempekerjakan lebih dari 20.000 orang, kini jumlahnya telah turun menjadi sekitar 18.600 per akhir 2024. Tren ini menunjukkan bahwa restrukturisasi bukan langkah dadakan, melainkan bagian dari rencana jangka panjang yang sedang digulirkan.

Kini, banyak mata tertuju pada rilis Assassin’s Creed Shadows di Maret 2025. Game ini dipandang sebagai momen krusial yang akan menentukan apakah Ubisoft mampu bangkit dari tekanan dan kembali bersaing di pasar global. Jika gagal lagi, bukan tidak mungkin restrukturisasi lanjutan kembali terjadi, atau bahkan perubahan kepemilikan secara lebih drastis.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak