Setelah sukses besar lewat seri Like a Dragon, Ryu Ga Gotoku Studio kembali bikin kejutan. Di ajang Summer Game Fest 2025, mereka secara resmi mengumumkan judul baru mereka yang sebelumnya dikenal sebagai Project Century. Kini, game tersebut punya nama resmi, Stranger Than Heaven, dan sepertinya akan menjadi salah satu proyek paling ambisius mereka sejauh ini.
Sejak awal kemunculannya di The Game Awards 2024, Stranger Than Heaven memang sudah menarik perhatian karena nuansanya yang lebih kelam dan serius dibandingkan seri-seri sebelumnya. Namun kejutan sebenarnya baru terungkap ketika trailer terbarunya memperlihatkan bahwa game ini tidak hanya berlatar di satu era.
Pemain tampaknya akan menjelajah waktu, dari tahun 1915 hingga 1943, menjelajahi jalanan Jepang dengan latar sejarah yang kuat. Melansir laman GamesRadar, bahkan ada kemungkinan bahwa Stranger Than Heaven mencakup lebih dari dua dekade, dengan cerita yang berlapis dan penuh misteri, serta visual yang menggambarkan Jepang pada masa transisi industrial hingga perang dunia.
Yang menarik, di tengah elemen sejarah yang kuat, ada nuansa fiksi yang terasa kental. Protagonis bernama Mako Daito, muncul di kedua trailer, baik di tahun 1915 maupun 1943. Dengan bekas luka yang mencolok di wajah dan mata biru tajam, banyak yang mulai bertanya-tanya, apakah karakter ini melintasi waktu? Atau ada unsur supernatural yang membuatnya bisa eksis dalam rentang waktu yang begitu panjang?
Menurut artikel Game Rant, nama awal Project Century mungkin bukan sekadar nama biasa, melainkan petunjuk bahwa cerita game ini akan mencakup perjalanan hingga satu abad penuh. Bahkan, tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya game ini akan membawa pemain hingga ke era 70-an atau 80-an, mungkin juga berhubungan dengan dunia Yakuza 0 yang berlatar di 1980-an. Spekulasi soal kemungkinan adanya tema keabadian atau eksperimen ilmiah pun bermunculan di kalangan fans.
Dari sisi gameplay, Stranger Than Heaven tetap mempertahankan ciri khas studio ini, aksi brutal, lingkungan yang bisa dieksplorasi, dan pertarungan tangan kosong yang intens. Namun, ada fitur baru yang cukup mengejutkan.
Dalam satu adegan trailer, pemain dihadapkan pada pilihan “Show him mercy” atau “Show him no mercy.” Ini membuka kemungkinan adanya sistem moral yang akan memengaruhi jalan cerita, sesuatu yang sebelumnya belum pernah benar-benar ditonjolkan di game-game RGG lainnya.
Dilansir pada artikel Game Rant lainnya, sistem tersebut bisa menjadi pembeda utama, apalagi jika dikombinasikan dengan elemen survival ringan seperti rasa lapar dan haus.
Meski belum ada tanggal rilis resmi, kualitas grafis dan polish dari trailer membuat banyak orang berharap game ini bisa dirilis sebelum 2026. Namun, studio tetap bungkam soal platform rilis atau jadwal pastinya.
Jika mengikuti jejak seri Like a Dragon, kemungkinan besar game ini akan hadir di PlayStation, Xbox, dan PC. Belum ada indikasi untuk Nintendo Switch 2, apalagi melihat skala visualnya yang cukup berat.
Stranger Than Heaven juga kemungkinan besar akan berbeda dari Like a Dragon dalam pendekatan naratif. Meskipun tetap mengusung tone kelam dan intens, pemain tampaknya akan diajak untuk lebih mendalami sisi psikologis karakter utama.
Hal tersebut diperkuat oleh dialog Mako dalam trailer, saat ia berkata, "I've been asking myself the same thing," ketika ditanya soal identitasnya. Kalimat itu seperti sinyal bahwa petualangan ini bukan cuma soal aksi, tapi juga pencarian jati diri.
Dengan kombinasi latar sejarah yang kuat, narasi multi-era, dan gameplay brutal penuh pilihan moral, Stranger Than Heaven terlihat siap jadi gebrakan besar berikutnya dari Ryu Ga Gotoku Studio. Bukan sekadar spin-off, ini adalah babak baru yang mungkin jauh lebih dalam dari yang kita duga.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS