Setelah menyelesaikan persaingan sengit di ronde ketiga babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dengan cukup baik, Timnas Indonesia kini sudah harus kembali mempersiapkan kekuatan terbaiknya untuk tantangan selanjutnya.
Menurut laman AFC, Indonesia dan lima negara lainnya yang menempati posisi ketiga dan keempat klasemen akhir masing-masing grup di ronde ketiga, akan kembali bersaing pada bulan Oktober mendatang dengan memainkan kualifikasi ronde keempat.
Menyadur laman Suara.com (14/6/2025), selain Timnas Indonesia yang berasal dari Asia Tenggara, lima negara lainnya dari Asia Barat yakni Irak, Oman, Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Qatar juga menjadi kontestan babak yang memperebutkan dua tiket otomatis ke putaran final Piala Dunia tahun depan tersebut.
Lima negara yang berpotensi untuk menjadi lawan Pasukan Merah Putih tersebut tentunya bukanlah deretan negara dengan kualitas persepakbolaan yang kaleng-kaleng. Pasalnya, di kancah persepakbolaan benua kuning, lima negara ini kerap kali tampil sebagai tim kuda hitam turname, bahkan sebagian besar dari mereka menyandang status pernah menjadi pemegang juara Piala Asia.
Tentu saja hal tersebut harus segera diantisipasi oleh Pasukan Merah Putih dengan matang. Karena jika hanya mengandalkan hal-hal nonteknis seperti misalnya nama besar para penggawa mereka di pentas sepak bola Eropa atau bahkan tingginya harga skuat, sudah pasti Indonesia akan terlibas oleh dua dari lima tim tersebut yang bakal menjadi penghuni grup yang sama di ronde keempat nanti.
Memang, jika kita berbicara mengenai harga pasaran skuat yang dimiliki saat ini, Timnas Indonesia bisa sedikit berbangga hati dengan fakta tersebut. Pasalnya, menyadur laman data transfermarkt, di bulan Juni ini, Pasukan Merah Putih termasuk dalam deretan negara dengan harga skuat tertinggi untuk benua Asia.
Seiring dengan masuknya para pemain keturunan dan juga kenaikan signifikan para pemain bintang di Skuat Garuda, harga pasaran Timnas Indonesia saat ini, yang berisikan 23 pemain dalam pemanggilan terakhir, berada di angka Rp606,62 miliar dan menjadi tim termahal keenam di benua Asia.
Nilai skuat yang dimiliki oleh Indonesia tersebut menjadi yang tertinggi keenam di level Asia, di bawah Jepang, Korea Selatan, Uzbekistan, Uni Emirat Arab dan Australia.
Sedangkan jika dibandingkan dengan lima negara lain yang menjadi kontestan di ronde keempat kualifikasi nanti, harga pasaran Pasukan Merah Putih menduduki peringkat kedua, setingkat di bawah Uni Emirat Arab yang memiliki nilai total skuat di angka Rp884,73 miliar.
Namun sayangnya, tingginya harga skuat yang dimiliki tak bisa dijadikan andalan utama oleh Indonesia untuk bisa melewati kerasnya persaingan di ronde keempat nanti. Pasalnya, meskipun harga pasaran sebuah tim berkorelasi dengan kualitas pemain yang mereka miliki, namun hal tersebut bukanlah lantas menjadi sebuah faktor penentu kesuksesan yang mutlak bagi sebuah tim.
Pasalnya, sepertimana anekdot "bola itu bundar", hasil pertandingan dalam sebuah permainan sepak bola sangatlah sukar untuk ditebak. Tak jarang, tim-tim favorit yang diunggulkan, justru terkapar oleh mereka yang berisikan barisan pemain biasa-biasa saja.
Dan Timnas Indonesia pun sudah mengalaminya sendiri di paruh pertama ronde ketiga lalu. Melawan China yang memiliki harga skuat jauh di bawahnya, Indonesia justru terkapar 1-2 dari sang lawan, yang secara perhitungan memiliki harga skuat tak lebih dari sepertiga Jay Idzes dan kolega.
Hal ini haruslah benar-benar diwaspadai. Karena tingginya harga pemain yang dimiliki oleh Indonesia, haruslah dibarengi dengan kematangan taktik dan strategi permainan yang dikembangkan guna bisa mendapatkan hasil terbaik.
Untuk saat ini, Indonesia memang unggul harga pasaran skuat dari Irak, Oman, Arab Saudi, dan Qatar, namun hal itu tak lantas akan membuat empat tim tersebut akan kalah saat bertarung dengan mereka bukan?
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS