Timnas Putri Indonesia akan segera mengawali perjuangannya di Kualifikasi Piala Asia Putri 2026. Namun, persiapan yang belum sepenuhnya matang membuat pelatih Satoru Mochizuki sedikit waswas.
Dalam sesi latihan terakhir yang digelar di Dewa United Arena pada Rabu (25/6/2025), pelatih asal Jepang itu secara jujur mengakui bahwa skuadnya belum berada dalam kondisi ideal.
"Untuk persiapan sendiri kami masih ada waktu dan belum 100 persen. Makanya kami agak sedikit gugup, tapi bagus buat kami dalam melakukan persiapan," ungkapnya, seperti dikutip dari Antara News.
Garuda Pertiwi dijadwalkan untuk menjalani pertandingan perdana pada Minggu (29/6/2025) pukul 20.00 WIB melawan Kirgistan di Indomilk Arena, Tangerang.
Indonesia bergabung di Grup D bersama Kirgistan, Pakistan, dan tim kuat China Taipei. Hanya juara grup yang akan otomatis lolos ke putaran final di Australia pada Maret 2026.
Situasi tersebut membuat setiap pertandingan menjadi sangat krusial. Tidak ada ruang untuk kesalahan jika Timnas Putri Indonesia ingin mencatat sejarah lolos ke turnamen utama Asia.
Mochizuki akan memanfaatkan sisa waktu tiga hari sebelum laga pertama untuk fokus memperkuat detail teknis serta komunikasi antar pemain.
“Kami ingin tingkatkan lagi komunikasi di lapangan. Kami masih punya waktu tiga hari lagi untuk memperkuat detail komunikasi dan juga membangun chemistry antar pemain,” jelasnya.
Timnas Putri kali ini diperkuat oleh empat pemain naturalisasi anyar: Iris Joska de Rouw (kiper), Emily Nahon (bek), Felicia de Zeeuw (gelandang), dan Isa Warps (penyerang sayap).
Meski belum pernah melihat aksi mereka secara langsung, Mochizuki mengaku sudah punya gambaran mengenai kualitas masing-masing pemain.
Pemain-pemain baru terutama naturalisasi mulai terbiasa dengan latihan yang diberikan tim kepelatihan. Lebih jauh, ia berharap keempatnya bisa langsung nyetel dan menyatu dalam skema tim.
Selain mereka, beberapa pemain dari Timnas U-19 Putri juga dipanggil untuk memperkuat skuad utama. Ini menjadi momen penting bagi generasi muda untuk menunjukkan kapasitasnya di level internasional.
Coach Mochi menilai laga terakhir melawan Taiwan akan menjadi ujian terberat. Namun ia menekankan pentingnya menyapu bersih dua laga awal sebagai modal krusial menuju laga pamungkas.
Peluang Capai Target Masih Terbuka, Dukungan Suporter Jadi Kunci?
Meski belum sempurna, Timnas Putri Indonesia menargetkan menjadi juara grup demi tiket ke putaran final. Target ini dianggap realistis, apalagi Indonesia akan bertempur dengan status sebagai tuan rumah.
Bermain di Indomilk Arena digadang-gadang dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi Garuda Pertiwi. Dukungan dari para suporter lokal diharapkan bisa membakar semangat para pemain.
Tiket pertandingan juga dijual dengan harga terjangkau, bahkan disediakan harga khusus untuk pelajar. Ini memperbesar peluang stadion dipenuhi penonton di setiap laga.
Faktor bermain di kandang juga menguntungkan secara logistik. Tidak ada jet lag, tidak perlu adaptasi cuaca, dan pemain bisa tampil dengan lebih rileks secara mental. Atmosfer positif dari suporter dan kenyamanan bermain di tanah sendiri bisa menjadi ‘pemain ke-12’ bagi tim yang masih terus membangun kekompakan itu.
Dengan sistem kompetisi yang hanya meloloskan juara grup, tekanan cukup besar akan dirasakan oleh setiap tim. Tentu bukan hal mudah. China Taipei bukan lawan ringan, dan Kirgistan serta Pakistan pun tak bisa diremehkan. Namun sejarah telah membuktikan bahwa tuan rumah seringkali tampil di luar ekspektasi.
Walau belum 100 persen siap, Timnas Putri Indonesia tetap optimistis menyongsong laga-laga kualifikasi Piala Asia Putri 2026. Dengan kekuatan baru dari pemain naturalisasi dan dukungan dari suporter sebagai tuan rumah, Garuda Pertiwi punya modal untuk mengejar target menjadi juara Grup D.
Kini tinggal bagaimana sisa waktu yang ada dimaksimalkan agar tim benar-benar padu saat laga pertama dimulai.