Teka-teki mengenai siapa sosok pelatih kepala Persis Solo untuk musim 2025/2026 akhirnya terjawab sudah. Manajemen Laskar Sambernyawa secara resmi mengumumkan bahwa mereka telah menunjuk pelatih asal Belanda, Peter de Roo sebagai juru taktik anyar klub.
Pengumuman ini menjadi langkah awal yang tegas dari Persis untuk membuka lembaran baru setelah resmi berpisah dengan pelatih sebelumnya, Ong Kim Swee pada 19 Juni 2025 lalu.
Menyadur ligaindonesiabaru.com, Peter De Roo bukan nama asing dalam kancah sepak bola Asia Tenggara dan Australia. Pria berusia 55 tahun ini memiliki rekam jejak panjang, termasuk sebagai Direktur Teknik di Belanda, Australia, dan Malaysia.
Di level klub, namanya mencuat setelah berhasil membawa Balestier Khalsa finis di posisi keempat Singapore Premier League musim 2024/2025. Prestasi yang membuat namanya semakin dikenal sebagai pelatih berkarakter dan penuh perhitungan.
Persis Solo mengonfirmasi bahwa Peter tidak datang sendirian. Ia akan membawa serta asisten pelatih dan pelatih fisik pilihannya, yang akan menyusul ke Solo menjelang latihan perdana tim musim ini.
Peter telah melewati serangkaian wawancara dengan manajemen klub sebelum resmi ditunjuk. Dalam proses itu, ia memaparkan visi sepak bola yang ia usung, sekaligus rencana pembentukan skuad, mulai dari siapa yang akan dipertahankan, dilepas, hingga pemain baru yang perlu didatangkan.
Filosofi permainan yang ia tawarkan sangat jelas: sepak bola menyerang, atraktif, dan berbasis penguasaan bola. Ia berkata, “Saya percaya bahwa untuk menang, Anda harus mencetak gol. Untuk mencetak gol, Anda harus menguasai bola."
Lebih dari sekadar taktik, Peter ingin membangun mentalitas juang dan konsistensi permainan. Baginya, sepak bola yang baik tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki ritme yang kuat dan gaya bermain yang dapat diandalkan di setiap pertandingan.
Peter de Roo Sadari Potensi Sepak Bola Indonesia yang Menjanjikan
Peter bukanlah orang baru di Asia Tenggara. Ia pernah menjabat sebagai Direktur Teknik Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) selama empat tahun, serta aktif mengembangkan filosofi permainan yang menekankan pengembangan pemain lokal.
Saat ditanya mengenai kesan awalnya terhadap sepak bola Indonesia, Peter menunjukkan optimisme.
“Saya melihat potensi yang sangat besar di Indonesia, termasuk di Persis. Jika semangat juang lokal ini dipadukan dengan gaya bermain yang konsisten, hasilnya bisa sangat menjanjikan,” ucapnya.
Ia juga menyatakan bahwa dirinya senang bisa bergabung dengan klub yang memiliki sejarah panjang dan basis suporter yang fanatik.
“Saya sudah banyak membaca tentang klub ini. Saya tahu dukungan dari para penggemar sangat besar dan saya tidak sabar membangun tim yang bisa membuat mereka bangga," tambah Peter.
Dalam menyusun tim, dirinya menempatkan pemain muda sebagai bagian penting dari proyek jangka panjangnya. BUkan tanpa alasan, sebab ia optimis dengan pengembangan yang tepat, para pemain muda bisa menjadi tulang punggung klub di masa depan.
“Filosofi saya tidak hanya soal menang hari ini, tapi membentuk struktur yang kuat untuk menang dalam jangka panjang. Itu artinya membangun sistem, membentuk karakter, dan menciptakan budaya klub yang solid,” jelasnya.
Kehadiran Peter juga menandai ambisi baru Persis Solo. Bukan hanya ingin bertahan di Liga 1, tapi tampil kompetitif dan menghibur, sekaligus membuka jalan bagi identitas permainan yang lebih modern.
Dengan struktur pelatih yang diperkuat dan filosofi yang jelas, manajemen Persis tampak serius meletakkan fondasi untuk proyek jangka panjang. Peter diharapkan mampu menjawab tantangan tersebut, sambil tetap menjaga semangat khas tim.