Sinetron Ikatan Cinta ditayangkan di stasiun televisi swasta RCTI setiap hari pukul 19.30-21.00 WIB. Sinetron ini menjadi salah satu sinetron dengan rating tertinggi selama sejarah penayangan sinetron di Indonesia.
Plot drama sinetron Ikatan Cinta begitu kuat sehingga banyak penonton yang merasa terjebak dengan karakter yang ada di dalamnya. Meskipun televisi sudah tidak menjadi sarana hiburan yang utama, tetapi bagi sebagian orang masih mengandalkan televisi untuk mendapatkan hiburan, khususnya bagi kaum ibu-ibu.
Hiburan di televisi Indonesia saat ini masih didominasi oleh sinetron sinetron yang memiliki banyak drama di dalamnya. Sinetron memiliki cerita yang emosional menarik banyak penonton sebagai pelarian dari kebiasaan mereka.
Pada dasarnya, kegiatan menonton televisi sudah menjadi program wajib bagi mereka yang lebih banyak beraktivitas di rumah. Berbagai program yang disiarkan, mulai dari hiburan, musik, hingga kartun dan sinetron yang berbau kekerasan.
Televisi mampu membius para pemirsa seperti anak-anak, remaja bahkan orang tua untuk terus menonton program dengan tayangan yang menarik. Dengan begitu, penonton akan terkesima dengan acara yang disajikan.
Dalam menganalisis perilaku baru yang ditunjukkan oleh masyarakat akibat terpaan dari media, dapat menggunakan teori Kultivasi. Teori kultivasi merupakan teori yang erat kaitannya dengan televisi karena membahas terpaan media dari televisi dan pengaruhnya terhadap masyarakat.
Seperti penelitian Gerbner, yang membuktikan bahwa terpaan media secara terus menerus akan memberikan citra dan pengaruh terhadap persepsi khalayak. Gerbner mengatakan, televisi adalah kekuatan yang dominan dapat mempengaruhi masyarakat modern.
Kekuatan ini berasal dari kemampuan televisi untuk memberikan gambaran yang berbeda melalui berbagai simbol yang terlihat nyata dan penting dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga terkadang media mampu mengatur dan mengubah cara berpikir masyarakat.
Fenomena viral-nya ibu-ibu di Magelang ditayangkan oleh media-media massa pada bulan Februari tahun ini, yang menggelar syukuran Ikatan Cinta. Hal itu menandakan bahwa media memiliki peran yang besar dalam kehidupan bermasyarakat dan pengembangan budaya.
Peran sinetron dalam kehidupan bermasyarakat yakni membuat ibu-ibu memiliki keakraban dan memiliki ketertarikan yang sama, sehingga memiliki proses sosialisasi yang kuat dalam hal membahas sinetron Ikatan Cinta atau hanya sekedar menonton bersama.
Sinetron Ikatan Cinta membius masyarakat Indonesia untuk ikut masuk ke dalam cerita yang disajikan dan hal tersebut menciptakan sebuah budaya baru.
Dalam hal ini, terjadi pergeseran budaya yang sebelumnya hanya dilakukan karena adat istiadat, karena perkembangan globalisasi hal apapun dapat diadaptasi oleh budaya.
Budaya syukuran yang biasanya diselenggarakan untuk menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Tuhan YME menjadi budaya yang menunjukkan rasa syukur atas kebahagiaan yang dialami oleh tokoh fiktif di dalam sebuah drama.
Penulis berpendapat bahwa kegiatan syukuran “Ikatan Cinta” yang dilakukan oleh ibu-ibu di Magelang sah-sah saja dilakukan meskipun hanya merayakan kebahagiaan fiktif dengan acuan bahwa kegiatan yang dilakukan tidak menyalahi norma yang ada di masyarakat.