Pengembangan Pembangunan dan Arsitektur di Papua

Hernawan | Dita Saragih
Pengembangan Pembangunan dan Arsitektur di Papua
Stadion Lukas Enembe, Jayapura, Papua [Foto: Konijawatimur.co]

Papua merupakan salah satu daerah dengan persentase jumlah penduduk terkecil di Indonesia, yaitu 3,17% dari total penduduk Indonesia. Kemajuan infrastruktur di Papua pun masih kurang dikembangkan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerahnya.  Terdapat kesenjangan pembangunan antara fasilitas umum masyarakat yang dibangun pemerintah, dengan pembangunan milik swasta. Hal ini termasuk fasilitas di sektor pendidikan, pariwisata, ekonomi dan lain-lain. Selain itu, kesenjangan juga terlihat pada pembangunan di perkotaan dan pedalaman.

Pembangunan daerah pelosok dan desa tertinggal selama ini belum menjadi prioritas pemerintah. Khususnya di Papua, pembangunan lebih bertujuan mengeksploitasi sumber daya alamnya yang sangat kaya, antara lain hasil tambang dan keindahan alam yang dinilai eksotis. Sumber daya alam ini dieksploitasi untuk kepentingan komersial dan belum memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat, bahkan mungkin justru menimbulkan kerugian.

Namun kini, di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, pemerintah mulai memusatkan pembangunan di daerah-daerah tertinggal yang selama ini kurang atau bahkan belum tereksplorasi, contohnya Papua. Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Mochamad Basoeki, pemerintah telah membangun infrastruktur di Papua, antara lain pembangunan jalan Trans Papua 3.534 km, jalan perbatasan Papua 1.098 km dan jembatan Youtefa 1,3 km. Selain itu, pembangunan Stadion Papua Maju di Jayapura, dalam rangka pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional XX atau PON Papua 2021.

Pembangunan Stadion Papua Bangkit

Pembangunan Stadion Papua Bangkit di Jayapura menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam pengembangan infrastruktur di Papua. Keberadaan Stadion Papua Bangkit menjadi bukti bahwa pembangunan yang dilakukan tidak hanya untuk kepentingan fisik, tetapi juga untuk kemajuan dan pengembangan sosial masyarakat Papua.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengatakan bahwa konsep pembangunan Stadion Papua Bangkit bersifat Indonesia-sentris, bukan Jakarta-sentris atau Jawa-sentris. Dapat diartikan bahwa pembangunan tersebut memperhatikan ciri khas kebudayaan daerah setempat dan menonjolkan keunikan-keunikan Papua. Secara arsitektural, mengandung konsep sesuai dengan konteks di mana stadion itu dibangun.

Pada tahap selanjutnya, pembangunan terus mengakomodir konsep kearifan lokal untuk semakin memajukan Papua. Selain membangun sarana olahraga, upaya-upaya lain juga dilakukan yaitu dengan membangun akses bagi fasilitas publik yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti jalan raya untuk memudahkan mobilitas masyarakat, rumah sakit dan sekolah yang mudah dijangkau masyarakat. Kedua sektor ini merupakan kebutuhan penting dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat, khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan.

Budaya Papua dalam Arsitektur Stadion Papua Bangkit

Salah satu unsur yang menonjolkan kebudayaan Papua dalam arsitektur Stadion Papua Bangkit adalah ornamentasi pada fasad stadion yang merupakan ukiran pola khas Papua, berbentuk segitiga yang terpasang di sekeliling stadion. Dari sebuah bangunan, yang pertama dilihat seseorang dan menjadi impresi adalah fasad bangunan tersebut. Maka, penting untuk menunjukkan kebudayaan dan ciri khas tersebut pada aspek yang paling terpapar di mata pengunjung stadion.

Selain itu, jumlah penduduk di kota Jayapura memengaruhi daya tampung stadion. Unsur-unsur detail pada desain Stadion Papua Bangkit didasarkan pada kondisi Papua, baik alam, kebudayaan, maupun masyarakatnya. Hal tersebut menguatkan pernyataan bahwa pembangunan stadion bersifat Indonesia-sentris dan memprioritaskan pemerataan ke daerah selain kota-kota pusat.

Manfaat Kemajuan Pembangunan dan Arsitektur

Pembangunan infrastruktur yang terjadi di daerah lain, seperti Pulau Jawa, menyebabkan roda perekonomian masyarakatnya lebih bergairah. Pembangunan ekonomi yang terus terjadi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya menjadi lebih baik.

Pembangunan infrastruktur juga perlu dilaksanakan di Papua agar masyarakat setempat ikut merasakan pemerataan pembangunan. Hal ini akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Papua. Adanya pengembangan infrastruktur dapat membuat akses ke Papua lebih mudah, baik secara sosial, teknikal maupun finansial.

Seperti di Pulau Jawa yang memiliki prasarana jalan dan pembangunan gedung yang maju dan terus berkembang, di Papua pun pembangunan perkembangan tersebut juga harus dilakukan. Dengan begitu, masyarakat Papua dapat lebih mudah mendapatkan kebutuhan yang saat ini masih belum terjangkau. Dengan meningkatkannya kesejahteraan masyarakat Papua, dapat berdampak baik pada integrasi dan persatuan bangsa Indonesia.

Begitu banyak manfaat dari memajukan pembangunan infrastruktur di Papua. Bukan hanya secara internal, tetapi juga secara eksternal. Secara eksternal, Papua menjadi lebih dikenal masyarakat internasional sebagai bagian dari Indonesia.

Secara internal, dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Papua, serta menguatkan persatuan dan integrasi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk terus memajukan pembangunan. Tidak hanya di Papua, tetapi juga ke seluruh pelosok Indonesia dalam upaya pemerataan pembangunan infrastruktur.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak