Jurnal Emosi: Menulis Bebas Untuk Melampiaskan Emosi dan Beban Diri

Hayuning Ratri Hapsari | Angelia Cipta RN
Jurnal Emosi: Menulis Bebas Untuk Melampiaskan Emosi dan Beban Diri
Ilustrasi journaling (Pexels/Lazy Artist Gallery)

Hidup memang penuh dengan tantangan dan cobaan yang memberikan kekuatan bagi setiap individu. Bahkan tekanan pun sering dialami oleh sebagian orang seperti tekanan sosial, pekerjaan, tuntutan orang tua hingga akademis.

Terkadang banyaknya tekanan dan beban ini membuat banyak orang diminta untuk diam dan tidak bisa meluapkan apa pun yang dirasakannya. Inilah yang menjadi beban seseorang akan semakin lebih berat.

Tak heran jika di zaman sekarang banyak sekali orang yang mulai merasa depresi, stress, anxiety hingga berakhir bunuh diri. Itu semua karena beban yang dipikul dan perasaannya tidak pernah didengar dan dipedulikan oleh orang lain.

Mereka yang bekerja selalu dituntut perfeksionis dan tahan banting untuk mengerjakan pekerjaan yang terus ditekan deadline.

Belum lagi bagi mereka yang masih berstatus sekolah yang selalu berada ditekanan akademik, nilai harus bagus dan menuruti semua tuntutan orang tua.

Semua orang memiliki masalahnya sendiri, namun mengapa orang-orang lebih memilih acuh dengan apa yang sedang dipikulnya?

Bercerita dengan seseorang yang dipercaya pun menjadi Solusi terbaik di kala kamu merasa kacau, galau hingga hancur. Namun, bagaimana jika tidak ada seseorang yang mendengar, kamu bisa mencoba untuk membuat Jurnal Emosi.

Solusi Mudah Mencurahkan Emosi Melalui Jurnal Emosi

Tak semua uneg-uneg dan beban bisa kamu bagi dan ceritakan dengan seseorang, ada kalanya privasi itu penting. Untuk mengurangi rasa berat yang terus memenuhi dada namun kamu tak mampu untuk bercerita, kamu bisa menggunakan jurnal emosi untuk mencurahkan segala hal yang terpendam dalam dada tanpa ada orang tahu.

Menulis jurnal bisa menjadi cara yang efektif untuk menyalurkan perasaan dan membantu mengelola emosi. Melalui jurnal, kamu dapat mengeksplorasi berbagai perasaan yang mungkin sulit untuk diungkapkan secara langsung.

Menulis memberi kebebasan untuk berekspresi tanpa takut dihakimi. Ini menjadi alat terapi ampuh bagi remaja, memberikan mereka ruang untuk berpikir, merenung, dan merespons tantangan sehari-hari dengan cara yang sehat dan produktif.

Teknik Menulis Bebas Cocok Untuk Membuat Jurnal Emosi Diri

Untuk menulis dan membuat jurnal emosi diri ini sangat mudah bahkan kamu bisa menggunakan teknik menulis bebas yang mana ini merupakan cara menulis tanpa batasan atau aturan.

Kamu bisa mencoba rehat sejenak dari berpikir tentang apa yang benar atau salah, dan fokus pada apa yang dirasakan. Teknik ini membantu remaja mengekspresikan emosi mereka tanpa rasa takut atau khawatir akan penilaian.

Hasilnya bisa sangat bervariasi, tetapi yang terpenting adalah memberi kebebasan untuk menyampaikan perasaan yang tak bisa diungkapkan secara lisan.

Dengan menulis, kita tidak hanya sekadar mengungkapkan apa yang ada di pikiran, tetapi juga memberi kesempatan pada diri sendiri untuk memproses perasaan dan mencari solusi.

Jurnal emosi memberikan kelegaan emosional, mengurangi stres, dan memungkinkan remaja untuk lebih memahami perasaan mereka secara lebih mendalam.

Tak hanya itu, menulis juga meningkatkan kesadaran diri, membuat kita lebih peka terhadap perubahan emosi, dan pada akhirnya bisa menciptakan keseimbangan dalam hidup.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak