Review Sing Sing: Ketika Seni Menjadi Obat Luka di Balik Jeruji Besi

Sekar Anindyah Lamase | Anggia Khofifah P
Review Sing Sing: Ketika Seni Menjadi Obat Luka di Balik Jeruji Besi
Film Sing Sing (IMDb)

Siapa sangka, cerita tentang kehidupan napi di penjara bisa menjadi tontonan yang begitu menyentuh dan penuh harapan?

'Sing Sing', film tahun 2023 yang diadaptasi dari kisah nyata dan dibintangi oleh mantan napi betulan, menghadirkan narasi humanis yang lembut, penuh kasih sayang, dan emosional tanpa harus berlebihan dalam dramatisasi.

Film ini menjadi bukti nyata bahwa seni bisa menjadi alat rehabilitasi yang kuat, tidak hanya bagi mereka yang menjalani hukuman, tetapi juga bagi kita sebagai penonton.

Berlatar di Penjara Keamanan Maksimum Sing Sing, film ini mengikuti perjalanan dua narapidana yang menemukan makna baru dalam hidup melalui teater.

Divine G (diperankan oleh Colman Domingo), seorang mantan penari balet yang dihukum atas kejahatan yang tidak dilakukannya, menjadi sosok yang dihormati di dalam penjara.

Kepribadiannya yang bijak dan penuh ketulusan membuatnya menjadi mentor bagi para napi lain dalam program Rehabilitation Through the Arts (RTA), sebuah inisiatif nyata yang membantu narapidana menemukan cara untuk mengekspresikan diri dan mengolah emosi mereka melalui seni peran.

Kehadiran napi baru, Clarence "Divine Eye" Maclin (diperankan oleh dirinya sendiri), membawa dinamika baru dalam kelompok ini.

Clarence awalnya skeptis terhadap program teater yang terlalu banyak menampilkan drama—menurutnya, kehidupan di penjara sudah cukup dramatis tanpa perlu ditambah dengan akting. Namun, setelah berdiskusi dengan Divine G dan Brent Buell (Paul Raci), sang pengelola program, mereka sepakat untuk membuat pertunjukan yang lebih ringan dan menghibur.

Dari situlah lahir Breakin' The Mummy's Code, sebuah pementasan unik yang mencampurkan komedi, Shakespeare, drama sejarah, dan bahkan elemen horor ala Freddy Krueger.

Yang membuat 'Sing Sing' begitu istimewa adalah bagaimana film ini menyampaikan cerita dengan cara yang tenang namun penuh daya pikat.

Alih-alih menampilkan kekerasan dan sisi kelam kehidupan di balik jeruji besi, film ini memilih untuk fokus pada hubungan antar karakter dan bagaimana seni mampu menjadi jembatan bagi mereka untuk menyembuhkan luka batin.

Setiap sesi latihan teater di dalam aula penjara bukan hanya ajang untuk mengasah kemampuan akting, tetapi juga menjadi tempat berbagi cerita, mengeluarkan emosi yang terpendam, dan menghadapi ketakutan serta penyesalan.

Tak jarang, film ini juga menghadirkan momen-momen humor yang hangat. Lelucon spontan dan interaksi antar napi terasa begitu alami dan memberikan kelegaan di tengah narasi yang menyentuh.

Namun, di balik itu semua, ada banyak adegan yang mampu membuat mata berkaca-kaca—terutama ketika para napi mengungkapkan kisah hidup mereka, ketakutan mereka, serta harapan yang masih mereka genggam.

Fakta bahwa sebagian besar dari mereka adalah mantan napi betulan yang berbicara dari pengalaman pribadi membuat emosi yang mereka sampaikan terasa semakin autentik.

Colman Domingo tampil luar biasa sebagai Divine G. Karismanya begitu kuat, dan setiap kali ia berbicara, seakan-akan seluruh ruangan terhanyut dalam kata-katanya.

Clarence Maclin juga memberikan performa yang luar biasa, memanfaatkan latar belakangnya sendiri sebagai mantan napi untuk memberikan kedalaman emosional pada karakternya.

Dari segi teknis, film ini juga tidak kalah memukau. Sinematografi karya Pat Scola menangkap setiap detail dengan begitu indah, sementara musik yang digubah oleh Bryce Dessner (The National) dan London Contemporary Orchestra menyatu dengan cerita tanpa terasa memaksa emosi penonton.

Kombinasi tersebut membuat 'Sing Sing' terasa begitu hidup dan resonansinya tetap terasa lama setelah film berakhir.

Lebih dari sekadar film, 'Sing Sing' adalah sebuah pernyataan tentang kekuatan seni dan kemanusiaan. Film ini mengingatkan kita bahwa setiap individu, tak peduli seberapa kelam masa lalunya, memiliki potensi untuk menemukan kembali makna hidupnya.

Seperti yang dikatakan oleh sutradara Greg Kwedar, keputusan untuk melibatkan mantan napi dalam film ini bukan sekadar pilihan artistik, melainkan sebuah pengakuan atas bakat dan kisah mereka yang patut didengar.

Akhir kata, 'Sing Sing' adalah salah satu film terbaik yang sangat emosional, inspiratif, dan begitu bermakna. Bagi siapa saja yang percaya bahwa seni memiliki kekuatan untuk menyembuhkan, film ini adalah sebuah pengalaman yang wajib disaksikan. Bisa ditonton di KlikFilm, ya!

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak