Usman, Sang Driver Online: Perempuan Berhak Naik Kendaran dengan Aman

Fabiola Febrinastri | septianirizkiii
Usman, Sang Driver Online: Perempuan Berhak Naik Kendaran dengan Aman
Usman, petugas keamanan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan. (Dok : Istimewa)

Siapa bilang kalau laki-laki enggan menyuarakan isu keamanan terkait perempuan? Hal ini dibuktikan oleh Usman, yang bekerja sebagai petugas keamanan di kantor Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) di Latuharhary, Jakarta Pusat.

Lelaki yang juga bekerja paruh waktu sebagai mitra pengemudi GrabBike ini mengatakan, ia kerap berbagi tips tentang cara memperlakukan penumpang perempuan dengan baik kepada rekan-rekan mitra pengemudi GrabBike. Menurutnya, setiap perempuan memiliki hak untuk merasa aman dalam menjalankan aktivitas harian mereka.

Lelaki asal Citayam, Jawa Barat ini menceritakan kisahnya.

“Terkadang, kalau saya lagi di pangkalan, masih suka lihat laki-laki yang masih suka usil sama perempuan, seperti panggil-panggil perempuan yang lagi lewat. Dari situ saya coba kasih tahu ke teman-teman, biar nggak kayak gitu lagi. Apalagi setelah saya juga dengar beberapa kasus dari Komnas Perempuan, dimana kasus pelecehan seksual kerap dimulai dari hal yang kecil seperti ini. Hal seperti ini terkesan sudah biasa di masyarakat, tapi faktanya, ini membuat tidak nyaman berbagai pihak. Menurut saya sih, ya karena saya sudah sadar tentang hal ini, jadi kewajiban juga untuk berbagi kepada orang banyak,” katanya.

Kisah Usman yang bekerja paruh waktu sebagai mitra pengemudi GrabBike bermula pada 2018, ketika ia dikaruniai anak kedua. Ia memutuskan mengambil pekerjaan tambahan sebagai pengemudi ojek online.

Tak disangka, berangkat dari sana, pekerjaan yang tadinya dilakukan untuk menambah penghasilan tambahan, kini justru menjadi salah satu sumber penghasilan terbesarnya. Usman mengaku telah berhasil menyekolahkan kedua anaknya, meskipun harus banting tulang dua kali lipat lebih keras.

“Biasanya saya selesai kerja di Komnas Perempuan sekitar pukul 3 sore, setelahnya langsung narik GrabBike. Hasilnya pun lumayan, awalnya cuma berniat untuk menambah uang makan, tetapi sekarang justru sampai bisa untuk bayar biaya anak sekolah,” ujar Usman.

 Selama satu tahun lebih, ia bekerja sebagai mitra pengemudi, tentunya banyak kisah unik dan tak terlupakan yang ia alami. Namun ada satu pengalamannya yang paling tak bisa dilupakan, yaitu ketika ia harus menolong persalinan seorang penumpang perempuan yang ia antar Januari lalu.

“Waktu itu, saya selesai kerja dari Komnas Perempuan langsung dapat pesanan dari stasiun. Setelah sampai, ternyata penumpangnya perempuan yang sedang hamil besar. Dari sana, saya sudah melihat beliau agak gelisah dan memang tujuannya pun minta diantarkan ke rumah sakit. Rupanya, saat itu memang sudah waktunya dia menjalankan persalinan,” kisahnya.

Dengan hati-hati, Usman pun membawa sang penumpang ke rumah sakit, di mana ia bertemu kembali dengan suaminya yang sudah menunggu di sana. Selama perjalanan, Usman mengaku cukup khawatir dan bahkan tidak berani membawa motor melaju cepat.

“Sepertinya waktu itu, bahkan motor saya jalan lebih lambat daripada orang jalan kaki. Saking hati-hatinya. Pekerjaan ini mengajarkan saya untuk lebih sabar, kuat, namun tetap mengedepankan kemanusiaan, karena kita akan bertemu dengan banyak orang yang memerlukan bantuan kita,” tambahnya. 

Kisah Usman merupakan salah satu dari jutaan perjuangan mitra pengemudi Grab meraih impiannya, demi membahagiakan orang tersayang. Untuk mendukung Usman dan mitra pengemudi lainnya, Grab menghadirkan berbagai fitur keamanan terbaru termasuk Verifikasi Wajah Mitra Pengemudi dan Penumpang, Penyamaran Nomor Telepon, Bagikan Perjalanan, Tombol Darurat dan juga Kamera GrabSiaga, #KarenaAman.

 Saat ini, Grab menyediakan layanan dengan jangkauan terluas di Asia Tenggara di 338 kota yang tersebar di 8 negara dengan lebih dari 155 juta unduhan aplikasi, termasuk Indonesia, yang manaGrab beroperasi di 224 kota, dari Sabang hingga Merauke. Berdasarkan penelitian Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics, Grab telah berkontribusi sebesar Rp 48,9 triliun bagi perekonomian Indonesia pada 2018.

Pada layanan GrabBike, rata-rata pendapatan mitra pengemudi tumbuh 113 persen, dengan kisaran pendapatan Rp 4 juta per bulan. Selain transportasi, bisnis layanan pesan-antar makanan GrabFood juga berkembang pesat di Indonesia, beroperasi di 178 kota di Indonesia dengan volume pengiriman tumbuh hampir 10 kali lipat pada 2018. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak