Peningkatan pengguna internet di dunia maya, membuat informasi yang beredar di masyarakat menjadi sangat cepat. Adanya hal tersebut, membuat informasi yang beredar di internet menjadi rentan akan berita palsu atau hoaks yang sengaja dibuat oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
Jika kurang berhati-hati, netizen dapat dengan mudah terjebak ke dalam tipuan berita hoaks tersebut, bahkan ikut menyebarkannya karena dianggap sebagai informasi yang benar.
Untuk menghindari hal tersebut berikut 5 cara tepat mengidentifikasi sebuah informasi dari risiko hoaks.
1. Hati-hati terhadap judul yang provokatif
Berita hoaks seringkali menggunakan judul yang provokatif untuk menarik dan meyakinkan pembaca bahwa informasi tersebut adalah benar. Bahkan terkadang isi dari berita tersebut diambil dari media-media resmi, namun dirombak isinya agar dapat menimbulkan persepsi pembaca seperti yang diharapkan oleh penyebar hoaks.
Oleh karena itu, apabila kamu menemukan berita dengan judul yang sangat provokatif dan cenderung kurang netral, sebaiknya untuk melihat terlebih dahulu referensi berita dengan isi berita yang sama dari situs yang resmi. Lalu bandingkan isinya, apakah informasi yang disajikan tepat atau tidak. Dengan demikian sebagai pembaca kamu telah mendapat kesimpulan yang lebih meyakinkan.
2. Perhatikan alamat situs
Apabila informasi yang kamu dapat berasal dari alamat website atau tercantum link, maka perhatikanlah baik-baik dari situs mana informasi tersebut berasal. Apabila berasal dari situs tidak resmi yang belum terverifikasi sebagai industri pers seperti domain blog, maka informasi tersebut dapat dibilang bahwa informasi tersebut masih meragukan.
Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita. Adapun yang telah terverifikasi belum sampai 300 situs. Jadi kemungkinan ada ribuan situs yang informasinya masih diragukan kebenarannya.
3. Periksa fakta
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah keakuratan berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.
Hati-hati, jika opini telah dibalut dengan fakta yang ada, maka informasi hoaks pun akan terlihat seperti fakta. Untuk mengidentifikasi hal tersebut, cobalah mencari informasi serupa dari situs resmi milik pemerintah, kepolisian, atau lembaga resmi lainnya.
4. Cek keaslian foto
Di era teknologi yang sudah sangat canggih seperti sekarang ini, informasi hoaks tidak lagi hanya berupa teks yang dimanipulasi. Namun, foto atau video juga banyak diubah keasliannya hanya untuk mempengaruhi penerima informasi.
Mengatasi hal tersebut, Anda juga dapat memanfaatkan teknologi yang ada seperti memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images atau menggunakan Google Lens. Kamu juga dapat menggunakan aplikasi lain seperti Yandex Images atau Bing Images dan mesin pencari lainnya. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan keasliannya.
5. Melaporkan informasi hoaks
Jika setelah kamu melakukan keempat langkah di atas dan yakin bahwa informasi tersebut adalah palsu atau hoaks. Maka kamu dapat ambil langkah tepat dengan melaporkan informasi tersebut melalui masing-masing media.
Hampir di semua media sosial kini telah menghadirkan fitur 'laporkan' dan kamu dapat memanfaatkan fitur tersebut untuk melaporkan hoaks yang kamu temukan. Jika telah banyak pengguna yang melaporkannya maka informasi tersebut akan segera diperiksa dan dihapus.
Selain itu, kamu juga dapat mengadukan konten negatif atau hoaks ke Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan melayangkan e-mail ke alamat [email protected].
Jadilah netizen yang bijak dan waspada terhadap setiap informasi yang beredar. Selalu pastikan bahwa informasi yang kamu dapat dan bagikan adalah benar apa adanya.