Agar Silaturahim Tetap Terjaga, 3 Hal Ini Tak Perlu Dikomentari!

Hernawan | Nur Fadilla
Agar Silaturahim Tetap Terjaga, 3 Hal Ini Tak Perlu Dikomentari!
Ilustrasi pertemanan (Pixabay).

Sering sekali ketika sedang berinteraksi, kita memberikan beberapa komentar terkait orang lain. Entah itu komentar bersifat saran ataupun kritikan. Namun, sadarkah kita akan dampak dari komentar-komentar kita terhadap orang tersebut?

Demi menjaga silaturahmi, ada baiknya tahan komentar kita terkait 3 hal di bawah ini. Simak selengkapnya.

1. Bentuk Fisik dan Penampilan Orang

“Wah makin hari kamu makin gendutan ya?”

“Kok pake baju ini sih, norak!”

“Idih, jerawatnya tuh bikin bergidik!”

“Liat tuh, jalannya pincang!”

Sering dengar kalimat-kalimat di atas? Atau jangan-jangan malah sering diucap? Ada baiknya jangan lagi berkomentar seperti demikian. Membicarakan fisik ataupun penampilan orang lain mungkin menyenangkan. Beberapa dari kita juga mungkin menjadikannya sebagai bahan lelucon.

Namun sadarkah, komentar terkait fisik dan penampilan orang lain sebenarnya menyakitkan. Bayangkan kalau kita yang dikomentari negatif oleh orang lain terkait 2 hal itu, menyakitkan bukan?

2. Keputusan dan Keyakinan Orang

“Sarjana kok Cuma jadi IRT sih?”

“Kok tidak ikut seleksi CPNS sih? Rugi ijazahmu!”

Kita mungkin bertemu dengan beberapa orang yang terkadang keputusan mereka dalam menjalani hidup tidak masuk akal bagi kita. Selama keputusan mereka tidak menyimpang, ada baiknya tahan komentar buruk itu. Lagi pula kita tidak tahu apa alasan dibalik keputusan itu.

“Ajaran agamamu kuno! Masa apa-apa gak boleh?”

Tahan juga komentar kita terkait keyakinan orang lain. Ini sangat sensitif. Sejak dulu telah disepakati bersama untuk tidak menjadikan isu sara sebagai bahan omongan apalagi candaan.

3. Urusan Pribadi Orang

“Kapan nikahnya? Ingat umur! Mau jadi perawan tua?”

“2 tahun nikah, kok belum hamil-hamil sih? Ngapain aja?”

Jangan sekali-sekali mengomentari urusan pribadi orang, seperti contoh kalimat di atas. Urusan pribadi orang lain biarlah tetap menjadi milik mereka. Tak perlu kita campuri dengan komentar-komentar buruk.

Itulah 3 hal sensitif yang tak perlu dikomentari. Ingatlah kata pepatah, mulutmu adalah harimaumu. Perkataan kita yang tajam terhadap orang lain suatu saat akan kembali pada diri kita. Meskipun hanya dijadikan bahan gurauan atau basa basi. Lebih baik cari topik yang lain.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak