Kebahagiaan merupakan perasaan yang diinginkan semua orang. Tapi sayangnya, masih banyak yang belum sadar bahwa bahagia itu berasal dari dalam diri sendiri.
Sebagian orang telah keliru menyikapi makna kebahagiaan, dan meletakkannya pada hal-hal yang hanya memberikan kebahagiaan semu. Misalnya saja, kerja keras bagai kuda demi mendapatkan harta.
Sampai-sampai, nggak peduli harus menabrak berbagai aturan dan merugikan orang lain, demi bisa kaya raya agar bisa bahagia. Padahal, bukan itu arti kebahagiaan.
Berikut ini akan dibahas mengenai beberapa alasan kenapa kunci kebahagiaan hakiki itu justru terletak dalam diri sendiri. Yuk, resapi!
1. Kamu yang paling mengenal diri sendiri
Ada banyak orang yang harus memendam impiannya, dan memilih jalan kehidupan bertentangan dengan keinginannya, karena menuruti perkataan orang lain. Padahal, yang paling mengerti dirimu, ya kamu sendiri.
Orang lain hanya bisa menebak atau jadi pemerhati saja. Tapi, yang bisa tahu isi hati, termasuk apa yang menjadi hasratmu selama ini, adalah dirimu sendiri. Dan saat kamu berani untuk mengikuti kata hati inilah, akan merasakan kebahagiaan sejati.
2. Bagaimana kamu merespons situasi, ada dalam kendali dirimu
Hidup ini sifatnya naik turun. Kadang senang, adakalanya sedih. Kadang bahagia, adakalanya kecewa. Dan ketika ditimpa kesulitan, banyak orang memiliki mental korban atau victim mentality.
Cara pandang demikian sebenarnya salah besar. Bagaimana kamu merespons sesuatu, itu bergantung pada pilihanmu. Jika kamu bisa meresponsnya dengan positif, maka kesulitan itu tak perlu mengikis kebahagiaanmu. Sebaliknya, jika respons negatif yang kamu pilih, maka masalah tersebut bisa jadi tampak begitu besar dan sulit diselesaikan.
3. Bersyukur atau tidaknya, yang jadi penentu ketenangan
Sekalipun kamu sudah memiliki emas setinggi gunung, nggak akan memberimu rasa puas dan ketenangan, apabila tak disertai rasa syukur. Inilah kenapa syukur itu menjadi faktor penting supaya kamu bisa memiliki kebahagiaan hakiki.
Karena berbagai faktor luar, misalnya jumlah harta, tingginya jabatan, baiknya penampilan, nggak akan bisa memberimu kesenangan, kalau nggak dilandasi kesyukuran. Dan bila rasa syukur itu telah tertanam, meskipun di mata manusia kamu kekurangan, tapi hatimu terasa penuh. Sudah merasa cukup!
Semoga jabatan tadi, bisa membuka matamu, bahwa kebahagiaan itu bersumber dari dalam diri!