Ini 3 Tips agar Rasa Kecewa karena Ekspetasi Menjadi Berkualitas!

Hikmawan Firdaus | Yoga Yurdho
Ini 3 Tips agar Rasa Kecewa karena Ekspetasi Menjadi Berkualitas!
Ilustrasi Kecewa. [Freepik.com]

Kekecewaan adalah hal yang menyakitkan di dunia ini. Semua orang pasti pernah mengalaminya. Mulai dari kekecewaan yang biasa saja sampai dengan kekecewaan yang luar biasa. Tapi sama saja, keduanya tetap menyakitkan, karena yang menyenangkan adalah terwujudnya harapan dan angan-angan. Dampak dari kekecewaan seseorang tak bisa disamakan dengan kekecewaan orang lain, karena pasti memiliki porsi yang berbeda dengan kekecewaan yang dialaminya, tak mungkin sama meskipun serupa. Saking dalamnya merasa kecewa, tak jarang orang langsung memiliki trauma yang luar biasa. 

Mengerikan sekali dampak dari rasa kecewa ini, terkadang kita diberi harapan-harapan manis, namun berujung tragis. Diberi umpan, tapi malah diabaikan. Intinya mengerikan sekali jika kita berharap sesuatu namun kenyataannya berbalik dengan apa yang diharapkan. Lalu bagaimana caranya agar kita bisa terlepas dari rasa kecewa yang begitu dalam? Setidaknya mindset ini bisa membantu meminimalisir rasa kekecewaan yang dialami dalam berekspektasi, semoga saja.

Inilah 3 tips agar menjadi berkualitas dalam berekspektasi;

1. Ekspektasi dan Aksi

Boleh saja berekspektasi terhadap apapun jika konteksnya untuk memicu semangat agar bisa meraihnya suatu saat nanti, namun yang bahaya adalah ketika kita berani berekspektasi untuk hal yang tidak sama sekali tidak diberikan aksi. Berekspektasi tanpa melakukan aksi adalah hal yang sia-sia.

Setidaknya ketika berekspektasi kita harus menginvestasikan sedikit demi sedikit aksi agar suatu saat dapat terwujud. Berhasil atau tidaknya, kekecewaanmu akan terobati dengan aksi yang telah diberikan. Ingat! Proses adalah segalanya, hasil adalah bonus. Yang jelas, kualitas dirimu dilihat dari seberapa jauh prosesmu.

2. Rasionalitas Intensitas

Berpikir rasional dalam berekspektasi sangat-sangat diperlukan, berkaitan dengan poin yang pertama. Sebelum jauh untuk berekspektasi kita harus mempersiapkan diri terlebih dahulu. Being well prepared adalah tahap pertama yang harus diyakini. Persiapan diri adalah senjata untuk berekspektasi.

Selain sebagai senjata, kamu juga setidaknya akan percaya diri dengan kemampuan diri untuk menjemput ekspektasi. Intensitas aksi pun perlu diselaraskan dengan rasional untuk meraih ekspektasi agar terhindar dari kekecewaan yang begitu dalam.

3. Evaluasi Diri

Point sebelumnya menjelaskan tentang usaha dan sesuatu yang bisa kita kendalikan, tapi ketika berbicara mengenai hasil, itu adalah sesuatu yang berada di luar kendali kita. Ada sebagian orang yang berhasil mendapatkan ekspektasinya secara instan, ada juga yang gagal padahal proses dan aksinya sungguh luar biasa.

Apakah itu sebuah kegagalan? Jika dilihat dari hasilnya, itu adalah kegagalan. Namun, ketika dilihat hakikatnya; seseorang berkembang berdasarkan proses yang ia jalani, bukan berdasarkan hasil yang ia peroleh. Kekecewaan akan nampak ketika kita merasa dunia tidak adil, begitu memudahkan mereka yang tak seberapa prosesnya. Haruskah kecewa? Wajar saja, asal jangan sampai kita tidak berproses lagi setelahnya. Life Must Go On, tercapainya ekspektasi bukanlah wujud dari kebahagiaan.

Jadi, berekspektasi sesuai dengan rasional, berikan juga aksi untuknya. Agar kecewamu berkualitas, mengevaluasi prosesmu selama mengejar ekspektasi, bukan kecewa karena menyalahkan orang lain yang telah membodohi kita. Hidup adalah pertaruhan, karena tak akan ada kabar instan dari masa depan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak