6 Pemahaman tentang Gaya Hidup Minimalis yang Sering Salah Kaprah

Ayu Nabila | SYIFA FAUZIA
6 Pemahaman tentang Gaya Hidup Minimalis yang Sering Salah Kaprah
Ilustrasi kamar minimalis (Pexels.com/Arina Krasnikova)

Memilih untuk menjalani gaya hidup minimalis adalah sesuatu yang akan kita jalani dalam jangka panjang atau bahkan seumur hidup. Maka sebaiknya perlu banyak eksplorasi agar kita bisa lebih menikmatinya. Inilah 6 pemahaman tentang hidup minimalis yang seringkali salah kaprah.

1. Membuang barang-barang sekaligus

Alih-alih ingin cepat mengurangi barang-barang di rumah, pengurangan yang terlalu cepat (tanpa pemikiran yang matang) malah akan membuat kita kehilangan barang yang sebenarnya kita butuhkan. Pengurangan barang yang terlalu ekstrim juga dapat membuat kita mendadak merasa 'hampa'. Saat perasaan 'hampa' menguasai diri kita, tanpa sadar kita akan mengisi kekosongan tersebut dengan membeli barang lain. 

2. Minimalis sama dengan tampilan "aesthetic" 

Kebanyakan, konten-konten yang bertemakan hidup minimalis selalu ditampilkan dengan barang-barang yang bernuansa aesthetic. Maka tak heran jika masih banyak yang salah kaprah mengenai hal ini. Minimalis tidak mengharuskan kita untuk membeli barang baru, apalagi membeli dengan tujuan untuk mengganti barang yang lama dengan barang yang aesthetic. Kita bisa menjadi minimalis dengan menggunakan barang yang ada dan tidak perlu mengganti semua perabot menjadi serba putih atau hitam. 

3. Mengikuti standar jumlah barang orang lain

Gaya hidup minimalis mengacu pada penyederhanaan jumlah barang yang kita butuhkan, jadi kita tidak perlu mengikuti anjuran satu barang untuk satu fungsi seperti yang ditulis pada buku-buku tentang minimalisme. Sebab masing-masing orang punya kebutuhan yang berbeda, minimalisme seharusnya membuat kita lebih fokus terhadap kebutuhan dan gaya kita sendiri. Milikilah barang secukupnya, jangan berlebihan.

4. Minimalis tidak menyimpan barang kenangan atau hadiah

Hidup minimalis bukan berarti tidak boleh menerima barang pemberian orang lain atau menyimpan barang peninggalan. Apabila kita memiliki barang yang sifatnya sentimental, kita tetap boleh menyimpannya. 

5. Minimalisme hanya memiliki kaos polos

Pilihlah gaya berpakaian yang sesuai dengan karakter kita dan nyaman digunakan sehari-hari, sebab menjadi minimalis tidak membatasi gaya berpakaian kita. Kita tetap bisa bebas memakai pakaian bermotif apa saja, asal nyaman dan tidak berlebihan. 

6. Minimalisme hanya berfokus pada barang

Menjadi seorang minimalis berarti menyederhanakan hidup, tentunya mindset ini bisa diterapkan disegala aspek kehidupan kita. Minimalisme menyederhanakan hidup dengan menyingkirkan pilihan-pilihan yang tidak penting yang seringkali menutup pilihan yang penting. Minimalisme adalah metode yang memberi kita kemudahan, ruang, dan waktu unuk hal yang menjadi prioritas dan hal yang kita cintai. 

Itulah enam pemahaman tentang gaya hidup minimalis yang sering salah kaprah. Semoga dengan mengetahui pemahaman keliru di atas dapat membantu kita menemukan gaya minimalisme kita sendiri.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak